28. ALDA

4.1K 221 19
                                    

Kirana menatap nasi dan lauk pauk yang ada di hadapannya. Dia tak selera makan karena kejadian hari ini. Ingatannya kembali pada kejadian saat dirinya di ruang Rektor.

"Bener kamu tidak bohong?"

"Bener pak, kalau bapak tidak percaya tentang keaslian buku nikah dan sertifikatnya, bapak bisa cek lewat KUA. Demi Allah saya tidak melakukan perbuatan zina yang di tudukan kepada saya. Allah membenci perbuatan itu. Masa saya melakukan perbuatan yang di laknat oleh Allah." jelas kirana.

"Baiklah. Untuk sementara buku nikah dan serifikat kamu kami tahan sampai terbukti keasliannya."

Kirana menepis ingatannya itu. Ia memejamkan matanya menahan rasa sesak yang masuk menyelimuti hatinya.

"Yank, kok enggak makannya enggak di makan." tegur Alif.

"Kurang nafsu Mas."

"Mau di suapin?"

Kirana tersenyum dan menggelengkan pelan kepalanya. Ia perlahan membuka mulut dan menyodorkon sendok berisi nasi kedalam mulutnya sendiri. Kirana menatap Alif. Apa harus ia jujur dengan kejadian yang menimpahnya.

"Mas."

"Ya, kenapa sayang?" tanya Alif

"Aku mau cerita."

"Ya udah cerita aja."

Kirana menarik nafas dalam. "Mas hari ini___"

Drettt ...  Drett ...

Mereka berdua melirik kearah ponsel yang ada di sebelah kiri Alif duduk. Alif menghisap pipinya sendiri dan kemudian menghadap kearah kirana.

"Aku angkat telfon dulu ya."

"Ya udah angkat aja dulu." ucap kirana tersenyum.

Alif menganggkat telponnya dan menjauh dari tempat ia duduk. Ini aneh bagi diri kirana. Biasanya Alif selalu mengangkat telpon di hadapannya dan sskarang kenapa menjauh. Ia juga melihat Alif sesekali melihat kearah dirinya.

"Telpon dari siapa?" tanya Kirana saat Alif sudah kembali.

"Temen."

"Cewek?" tanya kirana.

"Udah lah ki, kalau kamu curigaan nanti malah kayak yang udah-udah. Berantem lagi-lagi."

Kirana diam saat Alif menjawab dengan ucapan seperri itu.

"Oke, tadi kamu mau ngomong apa?" tanya Alif.

"Enggak jadi."Ucap kirana.

"Tukan ngambek. Marah. "

"Enggak kok. Aku cuma capek mau tidur aja."

Kirana beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Alif sendiri. Kalau sudah begini bakal lama merajuknya. Apa kirana sekarang sedang terpengaruh hormon ibu wanita hamil yang katanya akan meningkat sehingga suasana hatinya mudah naik turun.

                              ***

Hari ini kejadian kemarin pagi terulang kembali. Semua orang yang ada di kampus menertawakan, mengejek, meledek, berbisik dan mengunjing kirana.

Ingin rasanya kirana melawan, ingin rasanya ia berbicara jujur. Tapi ia tak bisa, tak sanggup. Semua orang pasti tak akan percaya pada ucapannya. Biarlah saat ini dia diam. Diammu adalah emas.

"He cewek munafik. Gimana? Lo enggak di DO dari kampus?" tanya Alda.

Kirana berhenti melangkah. Ia menahan amarahnya saat mendengar kalimat cewek munafik. Stop, kirana bukanlah cewek munafik. Ia tak meladeni ucapan dari Alda dan langsung pergi begitu saja.

H.A.L.A.LМесто, где живут истории. Откройте их для себя