35. Aku Curiga Kamu Mas

4.6K 221 24
                                    

Kirana Pov'

Aku sedang memandangi bayanganku yang terpantul di dalam cermin besar itu. Cermin yang baru saja dibelikan Mas Alif kemarin. Ku elus perut ku dari balik baju. Kata Dokter, belaian dari luar sangat bagus untuk calon bayi.

Aku sudah sangat tidak sabar menunggu kehadiran mereka. Usianya sudah lima bulan tapi aku seperti sedang mengandung bayi yang berumur tujuh bulan. Saat sedang asik memberikan kasih sayang dari luar, aku merasakan seseorang memelukku dari belakang. Ya, aku tahu jika itu adalah tangan suamiku. Kecupan lembut mendarat di pipi kananku.

"Hai Bumil kantoran. Apa kabar?" Ucapnya. Ya, sudah seminggu ini aku menjalani masa anak magang di sebuah perusahaan swasta yang ada di dari Yogyakarta.

"Baik." jawabku lembut.

"Capek nggak ni kerja seharian?" tanyanya.

Aku membalikkan badan dan mengalungkan tangakku dilehernya.

"Banget. Tapi," Ucapku mencolek hidungnya.

"Walaupun aku capek, aku pengen ___" Ucapku kemudian berbisik kepadanya.

"Gimana, mau ya. Pengen banget ni." Ucapku memohon.

"Mmm, yakin?" tanyanya seakan tak percaya.

"Yakin." jawabku, "Kan enak kalau malam-malam ..." Ucapku menggangtungkan kalimatku.

"Ya udah, aku mah hayok aja," Ucapnya penuh semangat.

Bintang-bintang dilangit pada malam ini seakan menjadi payung hias yang sangat cantik. Aku dan Mas Alif sedang duduk berhadapan menunggu pesanan kami datang. Ya, malam ini aku sangat ingin memakan makanan sate yang ada di per-empatan komplek rumah kami.

"Ini Mas, Mbak. Sate sepesial buat Mbaknya yang lagi hamil." Ucap pedangang Sate dengan bahasa khas Madura.

"Makasih ya pak,"Ucap Mas Alif dan Aku secara bergantian.

Kami menikmati sate Madura itu. Begitu nikmat. Apalagi ditemani suami tercinta. Rasanya keinginanku benar-benar terwujud. Rasa bahagia menjalar diseluruh tubuhku, aku tidak tahu apa yang terjadi. Mungkin hormon Ibu hamil atau rasa bahagia anak-anakku karena dapat makan bersama Bapaknya.

Aku rindu saat-saat seperti ini. Kami berdua sudah lama tidak makan malam bersama. Mungkin karena kesibukan masing-masing, apalagi Mas Alif suka pulang malam sekarang.

"Bu, pesan sate seratus tusuk!!" aku menatapnya suamiku itu. Ia menirukan gaya bicara sosok pemain film hantu legendaris di Indonesia.

"Apaan sih Mas. Enggak lucu tahu, " ucapku.

"Mesen sate bu?" tanyanya dengan gurauan.

"Iya, ini lagi makan sate." jawabku langsung mengambil piring satenya.

"Eh, eh. Kok yang aku malah diambil sih," ucapnya sedikit protes.

"Habisnya si bumil kurang kalau satu porsi. Huuuuu ..." Ucapku dengan alunan suara hantu diakhir kalimat.

Kulihat ia hanya pasrah setelah aku memakan sate miliknya. Wajah manyunnya membuat aku gemas melihatnya. Aku menyodorkan satu tusuk sate ke dekat bibirnya.

"Ayo buka mulutnya." pintaku.

Dengan senang hati ia membuka mulutnya sembari tersenyum kearahku. Matanya terus memandangi diriku. Hingga tatapan itu membuatku menjadi malu. Ah aku ini, padahalkan aku sedang mengandung buah cinta kami tapi jika ditatapnya begini, rasa maluku masih saja ada.

"Cie yang salting dilihatin sama suaminya," Godanya.

"Eh ... Enggak ya." elakku.

"Ya Allah, kenapa sih wanita itu suka bohong." Ucapnya.

H.A.L.A.LWhere stories live. Discover now