21. Maaf adalah kuncinya

6.8K 375 11
                                    

Matahari telah menyapa dunia dengan sinarnya. Kirana terbangun dengan sungkannya. Kesiangan sekarang menjadi kebiasaan kirana, dia melirik kearah sampingnya terdapat Alif yang masih tidur di sana. Baru kali ini Alif kesiangan.

Kirana melangkahkan kakinya menuju Dapur, menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

Tampilannya kacau sekarang. Baju lusuh karena tidak sempat menganti pakaiannya, Rambut kusut tak beraturan tapi itu tak mengurangi kecantikan yang dimiliki oleh kirana.

"Pagi bi" sapanya

"Pagi bu"

"Biar saya aja ya bi yang masak, bibi beresin rumah aja ya" pinta kirana

"Oh iya bu, kalau gitu saya beresin rumah ya"

Kirana hanya membalas dengan senyum. Ia mulai mengolah bumbu untuk masakan nya

Saat memotong bawang, rambut kirana menutupi sebagian wajah cantiknya. Tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan membelai rambutnya.

Alif menguncir rambut kirana sekenanya. Kirana yang mendapatkan perlakuan tersebut memberikan senyumannya ke alif begitupun sebaliknya.

"Mau di bantuin?" tanya Alif

"Nggak usah, aku bisa sendiri. Mending kamu mandi dulu ada jam kuliah pagi kan?"

"Iya. Yaudah kalau gitu aku mandi dulu"

Kirana hanya mengangguk melemparkan senyuman. Saat melihat wajah Alif, ia teringat akan kejadian tadi malam. Yang membuatnya merasakan sakit.

Suasana di meja makan kali ini hening. Oh salah, ini bukan kali pertama suasana meja makan sehening ini. Alif menatap kirana yang sedang memakan sarapannya dengan cuek tanpa mau melihat kearahnya.

Sungguh Alif merasa risih apabila kirana telah bertindak seperti ini. Semua ini kesalahannya, semua terjadi karena rasa cemburu nya yang berlebihan.

" ki.."

"Mm?" tanya kirana menoleh kearah Alif

"Aku minta ma__"

Mendengar kalimat itu kirana langsung memotong perkataan Alif dengan cepat

"Jangan bahas yang tadi malam ya, please. Aku lagi nggak mau bahasnya" ucap kirana lemas

"Ya tapi ki_"

Alif menghentikan kalimatnya melihat tatapan kirana yang memohon dan gelengan kepalanya

Ia meletakkan sendok yg sedang di pegang nya dan langsung membereskan perlengkapan kuliahnya yang ia letakkan di atas meja makan.

"Ya udah kalau gitu aku berangkat kuliah dulu." ucapnya berlalu pergi meninggalkan kirana sendiri

Kirana ingin memanggil Alif namun niatnya itu diurungkan. Semarahnya Alif ia tidak akan lupa untuk mengecup kening kirana dan tak lupa memberikan tangannya untuk dicium kirana sebelum pergi.

Apa kali ini Alif sangat marah kepada dirinya. Itulah yang ada di dalam fikiran kirana.

Ia menatap sarapan Alif yang hanya sebagian tersisa, kirana menghela nafas memendamkan kepalanya diatas meja. Menyembunyikan wajahnya yang sedang menangis. Rasa takut dan gelisah menjalar di hatinya.

Alif melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Hatinya merasakan sesuatu yang aneh, rasa yang baru ia rasakan. Tak seharusnya dia meninggalkan kirana sendiri seperti tadi. Ia memarkirkan mobilnya ke tepi jalan.

"Dasar bodoh, gimana nanti kalau kirana salah faham" rutuk Alif kepada dirinya.

Setelah cukup tenang Alif melajukan mobilnya kembali menuju kearah kampus.

H.A.L.A.LWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu