32. Dirawat

3.9K 189 15
                                    

Kedatangan Alif membuat suasana menjadi begitu tegang. Ia mengambil alih posisi Dimas dan menjelaskan semuanya.

"Saya suami kirana. Kita menikah sekitar satu tahun yang lalu. Kita sengaja merahasiakan pernikahan kita. Hanya orang-orang terdekat saja yang tahu. Jika kalian memfitnah kirana berbuat mesum dan anak yang ada didalam perut kirana adalah anak haram. Kalian salah besar. Saya bisa tuntun siapa saja yang terlibat dan siapa yang menyebarkan isu yang tak benar ini. Saya masih kuliah, satu Universitas sama kalian Fakultas Hukum. Jurusan Ilmu Politik dan Hukum." Jelas Alif.

Semuanya diam seribu bahasa ketika mengetahui kebenaran itu. Pak Rektor yang berdiri dibelakang tak jauh dari kirana yang berdiri mendekat kearah Alif.

"Permisi dulu ya nak." Ucapnya kepada Alif.

Pak Rektor menatap mahasiswanya satu persatu.

"Kalian dengarkan. Sudah jelaskan semuanya. Dia adalah suami dari kirana. Suami sahnya. Jadi jangan buat onar dan mengucilkan kirana. " Ucap Pak Rektor.

"Tapi, walapun masalahnya sudah clear. Pihak kampus akan mengadakan rapat untuk kirana. Apakah kirana masih tetap di perboleh kan kuliah disini atau tidak. Mengingat kondisinya yang sedang mengandung sekarang ini. Cukup sekian untuk hari ini. Wasalam." tutup pak Rektor.

Setelah pak Rektor meninggalkan gedung itu. Para mahasiswapun ikut keluar, mereka membuang sepanduk dan tulisan-tulisan yang mereka buat untuk demo tadi.

"Ki, kita pulang." Ucap Alif menyengkal pergelangan tangan Kirana.

Dimas melihat itu. Dan lagi, hatinya merasa tak karuan melihat hal itu. Tinggallah Dimas, Nayla dan Alda didalam gedung itu. Sorot mata tajam terlempar kearah Alda.

***

"Kenapa kamu enggak ceritakan masalah ini ke aku sih ki." Kirana tak menyahut.

"Ki jawab!!" bentaknya.

"Kenapa masalah sebesar ini kamu enggak cerita sama aku. Kamu masih anggep aku suami kamu enggak sih?" tanya Alif kesal.

Kirana menghapus air matanya, "Kamu lagi nyetir Mas. Nanti kita kenapa-napa lagi." jawab kirana.

Alif menepikan mobilnya kesisi jalan. Setelah mobilnya terparkir, ia menghadap kearah kirana. Mengunci tatapannya.

"Cerita ki. Sekarang!" serunya.

"Aku enggak mau cerita." jawab Kirana.

"Kenapa ki. Kenapa kamu enggak mau cerita sama aku, sedangkan cowok tadi. Dia belain kamu, kamu cerita semuanya sama dia ya?" protes Alif.

"Enggak Mas. Jangan salah faham dulu."

"Salah faham apa ki. Dia belain kamu tadi."

Kirana diam memberikan jarak untuk dia berbicara.

"Kamu lagi emosi Mas. Aku enggak mau cerita kalau kamu emosian kayak gini." Ucap Kirana.

Alif tertegun dengan ucapan kirana. Ia baru sadar jika ia terhanyut dalam rayuan syetan. Emosinya menggebu saat tahu semua ini. Setan telah menguasai pikirannya.

"Maaf ki, aku terbawa suasana." Ucapnya melembut. "Kamu kenapa enggak cerita sama aku tentang masalah sebesar ini?" tanya ulang Alif tapi kali ini dengan lemah lembut.

"Aku enggak mau buat kamu khawatir Mas. Aku enggak tahu kalau masalahnya akan sebesar ini."

"Kitakan pernah bahas masalah ini ki. Aku pernah nanya ke kamu, tapi kamu bilang enggak tahu. Kamu inget kan kita berdua pernah bilang jangan ada rahasia ataupun sesuatu yang ditutupi. Kita harus saling terbuka." Ucap Alif.

H.A.L.A.LWhere stories live. Discover now