37.

4.9K 200 17
                                    

Kirana sedang menghitung tanggal. Satu minggu lagi dia akan melakukan sidang skripsi. Dan bulan depan, dia akan melakukan persalinan. Huh, Kirana menghela nafasnya. Waktu begitu cepat berlalu.

Kirana meraih ponselnya. Ia mencari nama Alif. Suaminya itu belum juga pulang. Padahal jam sudah menunjukkan angka sebelas malam. Setiap malam, Kirana selalu uring-uringan sendiri.

'Nomor yang anda tuju'

"Ck, selalu aja kayak gini. Mas Alif, Kamu tu dimana sih!" rutuk Kirana.

Tok

Tok

Tok

Pintu diketuk. Bibi membuka pintu kamar Kirana. Membawakan susu hangat dari dapur.

"Bu Kirana, ini susunya diminum."

"Makasih ya, bik."

"Iya, sama-sama. Kalau begitu Bibik balik ke dapur dulu ya." Pamitnya.

Kirana mengangguk. Ia melihat Bibik keluar dari kamarnya. Kasihan, karena Alif belum pulang. Bibik harus tinggal dulu disini.

Alif Kirana kini semakin menjauh. Istrinya sedang hamil dan dia, entah kenapa laki-laki itu selalu pulang malam. Kecurigaan Kirana semakin menjadi-jadi. Ia ingin tahu siapa wanita yang sering berbicara dengan Alif.

***

Pagi ini, Kirana berencana ke kampus nya. Ia mau konsultasi kepada Dosen Pembimbing Akademiknya.

"Hoam, pagi, sayang."

"Hm." Jawabnya tanpa melirik Alif.

"Masak apa pagi ini?" tanya Alif

"Ya kayak biasa. Nasi goreng." Jawab Kirana.

"Oh, iya. Hari ini, kamu mau kemana? Cantik banget." Puji Alif seraya melahap sarapannya.

"Mau ke kampus. Oh ya, Mas Alif tadi malam pulang jam berapa?" tanya Kirana.

"Aku pulang kamu udah tidur." Jawab Alif.

"Jam berapa kamu pulang?" tanya ulang Kirana.

Alif tak menjawab. Ia tak enak hati jika harus mengatakan pulang jam dua pagi tadi.

"Kenapa enggak dijawab?" tanya Kirana.

"Eee ... itu ..."

"Mas, aku enggak tahu ya kamu ngelakuin apa aja diluar sana. Yang jelas, perhatian kamu ke aku itu berubah. Aku enggak tahu, sebabnya kenapa. Dan satu lagi, aku enggak pernah lihat kamu shalat subuh di Masjid lagi," ucap Kirana melupakan kekesalannya ke Alif.

Tanpa menyentuh sarapan yang ia buat. Kirana langsung meninggalkan Alif sendiri. Ia menuju ke kamar nya dengan perasaan begitu kesal. Meraih tasnya dan keluar lagi untuk pergi ke kampus.

"Sayang, mau aku anter?" tawar Alif saat Kirana lewat dihadapannya.

"Enggak usah, aku bisa naik taksi aja." tolak Kirana.

"Sayang."

Kirana menatap Alif. Sorot mata Alif yang teduh, membuatnya bisa luluh juga. Akhirnya, dia diantar oleh Alif menuju kampus.

H.A.L.A.LWhere stories live. Discover now