30. Kamu Berubah

4.8K 218 10
                                    

"Ada enggak orang yang kamu curigai?" tanya Dimas.

Nayla memikirkan jawaban atas pertanyaan dari Dimas. Ia mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuk.

"Ha, ada dim." jawab Nayla.

"Siapa?" tanya Dimas.

"Alda."

"Nah. Pas banget. Aku juga curiga sama tu orang."

"Kok kamu bisa curiga sama dia?" tanya Nayla.

"Ya karena dia pernah __"

Dimas mengantungkan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan tentang masalah dirinya dan Alda.

"Pernah apa Dim?" tanya Nayla penasaran.

"Ya itu, ya dia kan pernah jahat sama Kirana. Waktu berita itu ada kan, mulutnya si Alda wah, parah banget." ucap Dimas.

"Ia sih. Emang bener. Jadi langkah selanjutnya?" tanya Nayla.

"Kita harus selidiki dia."

Mulai dari hari itu, Nayla dan Dimas mengikuti setiap gerak-gerik dari diri Alda. Kemana pun Alda pergi. Semua ini mereka lakukan demi Kirana. Sahabat mereka berdua. Mereka tak tega jika kirana terus menerus di Bully.

"Harus banget gitu kita ikutin dia sampai ke Mall?" tanya Nayla.

"Ya haruslah demi Kirana Nay."

"Sebegitukah kamu cinta sama kirana?"

Dimas kikuk saat pertanyaan itu terlontar dari mulut Nayla. Ia seolah acuh dengan pertanyaan itu.

"Eh, kok jadi budek sih?" tegur Nayla.

"Udah lah. Enggak usah di bahas." sahut Dimas.

Mereka terus memperhatikan gerak-gerik dari si Alda. Kegiatan mengamati ini sebenarnya sangat membosankan bagi Nayla. Bahkan ia sekarang tak fokus pada titik targetnya.

"Dim, aku mau beli minum ah. Haus tahu ngeliatin dia aja. " ucap Nayla.

"Ya udah, kalau mau beli minum sana."

"Enggak ikut?"

"Enggak."

"Hm. Ya udah deh."

Nayla menjauh dari tempat semula. Ia menyusuri mall ini sendiri. Di tengah keramaian.

"Chatan sama Riski aja ah." ucapnya.

                                               [Hai sayang]

                                         Lewat 10 menit.

[Hai juga.]

                                                  [Lagi apa?]

[Lagi kerja kelompok ni.]

                 [Aku ganggu kamu enggak?]

[Enggak]

.
.
.

Kirana sedang mengerjakan aktivitas rutinnya. Menjalankan kewajibannya sebagai ibu-ibu rumah tangga.

"Aduh, bu kirana. Biar bibi aja deh yang ngepel."

"Enggak usah bi. Biar saya aja. Orang lagi hamil enggak boleh males-males." Ucap kirana.

"Dan enggak boleh capek juga." sahut Alif yang berada di belakang Kirana.

"Mas."

Kirana menghampiri Alif dan langsung bersalaman dengan suaminya.

H.A.L.A.LOnde histórias criam vida. Descubra agora