Chapter 4

126 26 8
                                    

WARNING
Read doang ❌
Vote doang ❌
Read + vote ✅
Read + vote + comment ✅✅
Read + vote + comment + follow ✅✅✅
-

-------------------------------------------------------------

Tanggal 21 Januari 1988 seorang diktator, Alan Ridgeway, terpilih untuk memerintah Liberty. Para pembangkang diculik dan tak pernah muncul kembali. Dugaannya adalah, mereka dibunuh dan mayat-mayatnya dihilangkan entah bagaimana caranya.

Pemerintahan oposisi pun dibentuk untuk menggulingkan Presiden Ridgeway dan untuk melindungi keluarga korban. Namun posisinya yang didukung para pejabat senat di belakangnya terlalu kuat. Wacana pemisahan negara pun terdengar hingga ke telinga Presiden Redland saat itu, Patrick Flynn.

Presiden Flynn gagal mendamaikan kedua belah pihak dan akhirnya mengesahkan pemisahan Liberty menjadi West Liberty, yang tetap dipimpin oleh Presiden Ridgeway, dan East Liberty yang dipimpin oleh presiden terpilih, Chase Cooper.

Pada pemilu lima tahun kemudian, Ridgeway tak lagi terpilih dan digantikan oleh Patricia Gardner. Sayangnya, Ridgeway dan para mantan anggota senat itu benar-benar kebal hukum, membuat luka keluarga korban yang hilang pada zaman pemerintahannya semakin menganga. Sebagian besar dari mereka pun berimigrasi ke East Liberty. Hingga sekarang. Meskipun Ridgeway akhirnya terbunuh oleh kaum ekstremis, dua tahun setelah lengser dari jabatannya.

Pemisahan itu berlangsung beberapa bulan saja sebelum Dom lahir. Keluarganya beruntung karena berdomisili di pantai timur Liberty, sehingga otomatis mereka menjadi warga East Liberty.

Hari Ke-2

Enam Hari Menjelang Eksekusi

Dom memeriksa kembali isi tas punggungnya, memastikan ia sudah membawa semua yang akan ia butuhkan di Museum Marina nanti. Pagi itu ia akan meninjau lokasi pencurian, seperti yang biasa ia lakukan bila seseorang menggunakan jasanya, supaya ia bisa mengatur strategi.

Ia keluar dari apartemennya bersamaan dengan mulai beroperasinya tempat-tempat bisnis di sekelilingnya, mengenakan jas biru dengan kemeja kotak-kotak tanpa dasi dan celana jeans, ditambah tas punggung yang hanya tersampir di bahu kanan. Dan bersama belasan pria wanita lainnya yang berdiri di halte St. James, ia tak ubahnya pria muda yang hendak berangkat ke tempat kerja, di hari Sabtu.

Bus jurusan Ulrich – Clifford datang. Seperti biasa, ia memilih duduk di jok paling belakang di samping jendela. Baginya pemandangan di luar jendela selalu menarik untuk dilihat, memperhatikan setiap kesibukan yang ia lewati.

Bus lalu berbelok ke kawasan Ashmore, kawasan yang lebih ramai. Seorang pedagang buah-buahan sedang melayani seorang pembeli, yang tampaknya pembeli pertama yang datang hari itu. Seorang gadis penjual bunga sedang menyemprot sebuket mawar putih di depan kiosnya. Seorang kakek baru keluar dari Next Door Café dengan wajah muram. Entah karena baru mendapat pelayanan yang kurang menyenangkan atau raut wajahnya memang selalu muram. Lalu...

Gadis itu lagi. Penampilannya masih seperti kemarin, tanpa riasan dan dengan rambut diikat di belakang. Namun kali ini ia mengenakan mantel panjang. Dan ia masih saja membawa laptop.

Kepala Dom berputar, mengikuti gerak gadis itu. Seperti yang diduganya, gadis itu berbelok memasuki Next Door Café.

✔The Ghost (A Story Behind Conspiracy)Where stories live. Discover now