Chapter 40

62 21 4
                                    

WARNING
Read doang ❌
Vote doang ❌
Read + vote ✅
Read + vote + comment ✅✅
Read + vote + comment + follow ✅✅✅
-

-------------------------------------------------------------

Pukul 09.16

Rumah mungil bercat putih di High Street itu tampak sunyi. Sepertinya si penghuni tak berada di dalam. Namun beberapa petugas bersenjata berseragam biru gelap beserta Alisha tetap mengendap-endap dari bagian samping dan belakang rumah.

Sementara Julian dan Casey yang sudah mengenakan rompi anti peluru bersiap di kedua sisi pintu depan dengan pistol terjulur ke bawah. Dan seorang petugas berdiri di tengah, bersiap mendobrak pintu kayu itu dengan tendangannya.

Julian mengangkat kepalan tangannya setinggi bahu. Dan saat ia menyentakkannya ke bawah, petugas itu menendang pintu kuat-kuat, membuatnya terkuak dengan kencang hingga menghantam tembok di baliknya.

Para polisi itu kemudian berbaris merunduk dengan langkah cepat memasuki rumah yang penerangannya cukup suram itu. Beberapa tampak berpencar memasuki ruangan lain. Ruangan-ruangan dengan pintu tertutup pun didobrak. Semua kosong.

Seorang anggota polisi berseru, "Clear!" dari arah dapur. Anggota lainnya, termasuk Julian dan Casey, menurunkan senjata mereka.

Tiba-tiba Alisha muncul dari pintu belakang. "Morgan, kau harus lihat ini," ujarnya terengah.

Julian dan Casey bergegas mengikuti wanita itu ke luar, melintasi halaman belakang, menuju gudang yang bangunannya terpisah dari bangunan utama.

Kedua bilah pintu gudang itu terlihat terbuka lebar, menunjukkan bagian dalamnya yang diisi benda-benda tak terpakai. Tapi kalau Alisha menyuruhnya untuk melihat sesuatu dalam gudang itu, pasti di dalam sana ada yang menarik.

Wanita itu masih memimpin kedua rekannya hingga masuk lebih dalam, hingga tampak oleh mereka sebuah meja yang panjangnya menjangkau dinding kiri hingga dinding kanan. Tepat di tengah meja itu tergolek benda yang mereka cari dalam beberapa hari terakhir ini. Replika kapal perang Liberty.

Namun bagian geladaknya yang terpisah dari badannya dan busa padat yang terekat memenuhi dasar lambung membuat Julian curiga.

"Sepertinya mereka menyimpan sesuatu di sini," gumamnya.

"Ini pasti tempat menyimpan video itu," sahut Casey.

"Video apa?" Kening Julian berkerut. Di belakangnya, Alisha juga menatapnya penuh tanya.

Pria kulit hitam itu menghela napas. "Beberapa hari yang lalu, Presiden Jeffries meneleponku secara pribadi. Ia diancam, kalau ia tak membatalkan penyatuan itu, video skandalnya akan disiarkan hari ini pukul dua belas."

"Dan kau baru mengatakannya sekarang?"

"Karena aku harus mencari replikanya dulu sebelum menemukan videonya, 'kan?"

"Damn it, Walton!" sentak Julian murka.

"Sawyer pasti memiliki videonya," timpal Alisha, memaksa kedua rekannya menoleh ke arahnya menuntut penjelasan.

"Kalau tidak, ia tak akan diculik."

"Okay. Sekarang aku paham," ujar Julian. "Sawyer dibayar untuk mencuri replika itu. Tapi ia menemukan videonya dan mengambilnya. Dan ketika Mackay tak menemukan video itu, ia menculiknya. Tapi apa hubungannya dengan Collins? Kenapa Sawyer harus bersama Collins?"

"Itu bisa dipikirkan nanti," ucap Alisha. "Pukul dua belas kurang dari tiga jam lagi. Sebaiknya kita cari petunjuk yang bisa membawa kita pada video itu.

"Lihat catatan-catatan ini," tunjuknya pada tumpukan kertas di atas meja. "Pasti ada sesuatu di sini." Tangannya pun mulai bergerak, menggeser kertas-kertas itu dan membacanya sekilas.

"Tunggu," sela Julian tiba-tiba. "Kalau ia memang berniat menyiarkan video itu, berarti ia butuh stasiun TV." Tanpa menjelaskan maksudnya, ia merogoh ponselnya dan menghubungi Wendell.

"Hei, cari tahu apa ada stasiun TV di seluruh East Liberty yang dibajak hari ini?" suruhnya.

"Tunggu sebentar."

Jeda.

"Kelihatannya tidak," ujar Wendell kemudian. "Semua reporter turun ke jalan untuk meliput pawai Hari Kemerdekaan."

Julian belum menutup ponselnya. Keningnya berkerut, kedua alisnya menukik dan matanya terpejam erat. Tanda ia sedang berpikir keras.

"Okay. Apa kau bisa menemukan sebuah gedung tak terpakai dengan antena pemancar lewat citra satelit?" tanyanya kemudian.

Jeda lagi.

"Ya, ada. Bekas stasiun TV di Stonecliff. Tapi belakangan ini terdeteksi sinyal dari sana."

"Kirimkan alamatnya lewat pesan singkat," pinta Julian sebelum menutup pembicaraan. Kepada rekan-rekannya ia berkata,

"Bekas stasiun TV di Stonecliff. Itu satu jam perjalanan dari sini. Kita harus cepat sebelum jalanan ditutup."

✔The Ghost (A Story Behind Conspiracy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang