Chapter 18

78 22 18
                                    

WARNING
Read doang ❌
Vote doang ❌
Read + vote ✅
Read + vote + comment ✅✅
Read + vote + comment + follow ✅✅✅
-

-------------------------------------------------------------

Kedamaian pagi itu terusik saat bunyi sirine yang bising meraung mendekat. Para pejalan kaki menghentikan langkah mereka dan para pengunjung toko maupun kafe menoleh ke luar melalui jendela untuk mencari jawaban atas rasa penasaran mereka. Beberapa mobil polisi pun mulai tampak memimpin iring-iringan berkecepatan tinggi. Diikuti beberapa mobil tak bertanda. Dan terakhir, beberapa van berlabel stasiun TV atau radio.

Sejak berdirinya 30 tahun yang lalu, East Liberty adalah kota yang damai. Tak selintas pun terdengar teror-teror kecil maupun besar. Meskipun segelintir penduduk menentang kehadiran warga West Liberty, mereka tak berniat menjadi kaum ekstremis. Bahkan Kedutaan Besar West Liberty pun tak pernah menerima ancaman teroris. Dan kalau sampai barisan mobil polisi membuat keributan di pagi yang tenang ini, sesuatu yang istimewa pasti sedang terjadi.

Setelah mendapatkan profil pencuri tadi, Julian dan Alisha tak bisa langsung mengerahkan anak buahnya menuju alamat tersangka. Mereka harus menunggu beberapa jam lagi hingga surat penangkapan dan penggeledahan dikeluarkan oleh pengadilan.

Di depan gedung apartemen berlantai tiga itu, Julian membutuhkan beberapa saat lagi untuk bisa diizinkan masuk oleh pemilik gedung, seorang wanita berumur yang penuh curiga. Wanita itu mulanya tak mengizinkan Julian dan Alisha masuk. Namun saat sepasukan berseragam polisi tampak di layar CCTV-nya, ia baru membuka pintu utama.

Pada wanita itu, yang keluar dari biliknya dengan daster dan rambut penuh rol, Julian menunjukkan lencana disusul surat penangkapan dan penggeledahan atas nama Dominic Sawyer.

"Dominic Sawyer?" Kening wanita yang penuh kerutan itu semakin berkerut. "Tak ada penyewa bernama Dominic Sawyer di sini."

Julian merogoh ponselnya dan menunjukkan gambar yang dikirim oleh Toby beberapa jam sebelumnya.

Foto di ponsel Julian membuat wanita itu terperangah. Tapi, "Lantai tiga, bilik terakhir sebelah utara," ujarnya kemudian dengan nada gusar.

Dengan telunjuknya tanpa bersuara, Julian mengomando sebagian pasukannya untuk mengikutinya ke atas dan sisanya untuk menyergap melalui tangga darurat di luar. Sementara beberapa perwira di luar berjaga di bagian depan dan belakang gedung, memblokade setiap jalan masuk dan keluar.

Meskipun mulut mereka tak bersuara, mereka membiarkan langkah-langkah mereka tetap bergemuruh saat mendaki tangga kayu hingga lantai tiga dan baru berjingkat saat mendekati bilik target mereka.

Sementara Julian merapat pada dinding di samping pintu Dom, salah satu anak buahnya mengetuk pintu tetangga depan.

Raymond ke luar beberapa detik kemudian diliputi kebingungan saat melihat segerombolan pria dan wanita berpakaian biru gelap bersenjata ditambah sepasang pria dan wanita bersetelan yang juga bersenjata di dinding luar tetangganya. Ia nyaris berseru kaget ketika salah satu dari mereka yang mengetuk pintunya meletakkan telunjuknya di bibirnya yang mengerucut. Dengan isyarat, ia pun diminta masuk kembali ke biliknya dan tak membuat suara.

Julian memberi satu ketukan keras di pintu Dom. Selang beberapa saat ketika tak terdengar apapun dari bilik itu, ia mendobrak pintu dengan sekali tendangan. Ia pun masuk paling depan dengan pistol terjulur ke bawah. Alisha berada satu langkah di belakangnya dan langsung memisahkan diri ke arah ruang duduk. Sementara rekannya memasuki ruang tidur Dom. Dan belasan pasukan di belakang kedua detektif itu langsung menyerbu dapur dan kamar mandi, mencari sisa-sisa keberadaan Dom.

"Clear!" seru salah satu anak buah Julian dari dapur.

"Clear!" Alisha mengiringi dari ruang duduk.

✔The Ghost (A Story Behind Conspiracy)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora