Chapter 36

69 23 8
                                    

WARNING
Read doang ❌
Vote doang ❌
Read + vote ✅
Read + vote + comment ✅✅
Read + vote + comment + follow ✅✅✅
-

-------------------------------------------------------------

"Kenapa kau lakukan ini? Maksudku, dari ratusan atau ribuan lowongan pekerjaan yang ada di negeri ini, kenapa kau memilih jadi pencuri bayaran?" tanya Hayley di tengah makannya, semangkuk mie instan yang Dom buatkan dengan microwave.

"Aku besar dengan seorang pencuri. Ayahku juga pencuri bayaran. Dia bekerja untuk klien. Hampir setiap ia melancarkan aksinya, aku ikut bersamanya. Sepertinya aku juga punya DNA pencuri," papar Dom, juga seraya mencoba menghabiskan mie-nya.

"Kenapa kau harus ikut dengannya? Apa ibumu tak menjagamu di rumah?"

"Ibuku pergi meninggalkan ayah sejak aku kecil. Ia tak ingin menanggung risiko dengan hidup bersama seorang kriminal. Setelah itu ayah yang merawatku."

"Di mana dia sekarang?"

"Tewas tertembak penjaga keamanan kasino saat mencoba untuk mencuri di sana bertahun-tahun yang lalu."

Hayley menghentikan makannya sejenak dan menatap pria yang duduk di seberangnya dalam-dalam.

"Sorry," ucapnya pelan.

"Aku dirawat kakek dan nenekku setelahnya," Dom melanjutkan ceritanya tanpa menggubris simpati Hayley. "Mereka mendidikku dengan baik. Mereka membiayai sekolahku. Tapi kebiasaan itu sulit dihilangkan."

Hayley melanjutkan makannya dan tak bicara lagi. Tapi kelihatannya Dom senang bercerita.

"Aku tertarik menjadi pencuri bayaran setelah mendapat tantangan dari temanku. Ia menantangku, kalau aku berhasil mencuri foto seorang gadis yang ditaksirnya, ia akan mentraktirku bermain apa saja di pasar malam."

Hayley terkekeh.

"Aku berhasil dan malam itu kami berfoya-foya di pasar malam." Dom berhenti sejenak untuk memasukkan suapan berikutnya dalam mulut. "Tantangan demi tantangan datang padaku. Tapi aku tak ingin dibayar dengan traktiran lagi.

"Uang yang kudapat kukumpulkan untuk membeli peralatan yang bisa kupakai untuk mempermudah pekerjaanku dan juga untuk membeli identitas baru, untuk menyamar."

"Jeffrey Somner?" Hayley menyela.

"Itu nama asliku."

"Owen Carey?"

"Ya."

"Dominic Sawyer?"

"Itu juga aku."

"The Ghost?"

"Well, bukan aku yang menjuluki diriku 'The Ghost'. Tapi polisi."

"Kenapa mereka menjulukimu 'The Ghost'?"

"Karena aku belum pernah tertangkap. Catatan kriminalku bersih."

Hayley mengangguk beberapa kali. "Apa dalam setiap aksimu, kau juga selalu melibatkan orang lain?" tanyanya kemudian.

"Baru kali ini."

"Why?"

"Karena pencurian kali ini melibatkan Anti West. Dan Anti West sedang merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan presidenmu dan mungkin itu akan berimbas padamu atau warga West lainnya yang sedang mengunjungi negara ini."

"Tapi apa hubungannya antara replika kapal itu dengan jatuhnya presidenku? Dan bagaimana kau tahu Anti West sedang merencanakan sesuatu?"

Dom menghela napas sebelum menjawab, "Flash disk yang kau bawakan untukku, tersimpan dalam replika kapal yang kucuri. Sengaja kusimpan di tempatmu supaya aku tak perlu membawanya saat menyerahkan replika itu pada mereka. Aku tahu mereka orang-orang berbahaya. Mereka pasti akan menggeledahku. Dan aku tak mau benda itu sampai jatuh ke tangan mereka."

"Tunggu. Apa isi flash disk itu sebenarnya?"

"Kau sudah selesai makan?" Dom tak menjawab. Ia malah bangkit dengan mangkuknya dan mengambil mangkuk Hayley yang juga tampak sudah kosong serta membawanya ke bak cuci di dapur.

"Kemarikan flash disk-nya, akan kuperlihatkan," suruh Dom.

Hayley merogoh tasnya yang ia gantungkan di kursi. Dan saat ia menarik tangannya keluar, ia sudah menggenggam benda silinder berwarna hitam itu sebelum mengangsurkannya pada Dom.

Dom membawa benda itu ke arah TV dan mencucukkannya pada slot USB di bagian belakang. Setelahnya ia menyalakan TV itu dengan remote control lalu menempatkan diri di samping Haley di sofa.

Gadis itu duduk tenang saat video itu dimulai di layar TV Dom. Ia menatap dengan diam gambar demi gambar tak bersuara yang berganti di layar. Semakin gambar-gambar itu berganti, semakin keningnya mengkerut. Dan di akhir video, ia bergumam, "Oh my God."

"Anti West tak menginginkan penyatuan. Karena itu mereka akan mengancam presidenmu dengan video ini," ungkap Dom tanpa menatap lawan bicaranya. "Aku menduga, mereka akan menyiarkannya besok jam dua belas siang."

"Tapi bagaimana kau tahu mereka akan menyiarkannya besok?"

Dom menoleh, menatap Hayley. "Kau ingat pernyataan Presiden Jeffries pada pers kemarin di TV? Ia bilang, ia akan menyampaikan soal penyatuan itu pada konferensi pers besok jam dua belas siang.

"Aku menduga ia sudah diancam dengan video ini. Kalau dalam konferensi pers besok ia tetap memutuskan untuk menyatukan West dan East Liberty, video ini akan disebar. Setidaknya itu menurutku."

"Menurutmu, siapa kira-kira pelakunya?" tanya Hayley.

"Dugaanku, seseorang di West Liberty, yang mengenal dekat Presiden Jeffries dan punya dendam pribadi padanya."

"Bagaimana kau bisa berpikir begitu?"

"Replika itu berasal dari West Liberty dan dibawa sendiri oleh Jeffries. Video itu pasti sudah diselundupkan di dalamnya sebelum ada di tangannya."

"Connor Abbott?"

"Could be."

"Kenapa tak kau hancurkan saja flash disk ini?"

"Pelakunya pasti bisa membuat salinan lainnya."

"Kau bisa membawanya pada polisi."

Dom tersenyum miring. "Hayley, polisi mencariku karena aku pelaku pencurian replika itu. Kalau aku menyerahkan benda ini pada polisi, sama saja aku menyerahkan diri dan dugaan mereka bahwa aku anggota Anti West akan menguat."

"Apa kau Anti West?" Mata Hayley memicing.

"Hei, kalau aku Anti West, aku sudah mencelakaimu."

Hayley mendesah. "Okay. Jadi apa rencanamu?"

"Rencanaku, kau yang akan menyerahkan benda ini. Bukan pada polisi. Polisi East Liberty juga tak boleh melihatnya dan mereka bisa mencurigaimu. Tapi pada Kedutaan Besar West Liberty. Mereka akan melindungimu."

"Tapi bagaimana aku bisa masuk ke kedutaan? Polisimu menahan pasporku. Aku bahkan tak bisa pulang."

"Damn it!" Dom mendesis. Namun sesaat kemudian senyumnya merekah. "Aku punya ide," katanya.

"Jangan bilang kau akan membuatkanku paspor palsu," sahut Hayley.

"Tidak. Ini lebih baik dari itu."

✔The Ghost (A Story Behind Conspiracy)Where stories live. Discover now