Chapter 3

140 30 28
                                    

WARNING
Read doang ❌
Vote doang ❌
Read + vote ✅
Read + vote + comment ✅✅
Read + vote + comment + follow ✅✅✅
--------------------------------------------------------------

T

omlin City, ibu kota West Liberty

Hank Foley masih berusia 21 tahun saat menjadi lulusan terbaik bergelar Bachelor of Computer Science dari Tomlin University. Saat itu tak banyak lulusan dari universitas negeri yang berotak cemerlang dan membawa gelar dari jurusan komputer. Sehingga berita tentang kelulusan Hank cepat menyebar ke seantero West Liberty. Wajahnya pun sering menghiasi majalah-majalah komputer, teknologi, games, dan bisnis. Dan ia cukup beruntung, karena banyak diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan IT ternama di kota itu. Tapi ia lebih memilih untuk membuka perusahaan IT sendiri bersama teman-temannya, karena ia tak suka bekerja di bawah tekanan.

Setelah lima tahun, kliennya sudah datang dari berbagai macam perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil. Dan meskipun mereka hanya menyewanya untuk mendesain LAN*, ia sangat menikmatinya.

Namun seminggu yang lalu, seseorang yang mengaku bernama Titan menghubunginya dan menawarinya pekerjaan yang aneh. Ia diberi sebuah hard drive berisi foto-foto yang seharusnya tak boleh ia lihat. Dan kliennya ingin foto-foto itu dikonversikan menjadi video pendek dan disimpan dalam flash disk.

"Jangan lakukan itu, Hank," ujar Luke, sahabat dekatnya, ketika ia menceritakan permintaan kliennya.

"Kenapa?" Hank menghempaskan tubuhnya di sofa panjang di tempat kerja mereka yang dulunya merupakan kantor agen perjalanan. Sebelah tangannya menggenggam kaleng Coca Cola dingin yang belum dibuka tutupnya.

"Kau tahu siapa Titan ini?" Luke berdiri di ujung sofa, menghadapi sahabat sekaligus rekan kerjanya.

"Ya, aku tahu," sahut Hank tenang seraya mencabut tutup kaleng Coca Cola itu, membuat suara 'pop' keras diikuti desisan buih yang menyembur.

"Mereka akan membunuhmu setelah kau selesaikan pekerjaanmu."

"Tenang saja. Itu tak akan terjadi."

Luke memutar bola matanya. "Mereka Anti West, Hank. Dan kita adalah warga West."

"Kalau mereka memang Anti West, kenapa mereka minta bantuan pada kita?"

"Karena mereka ingin menjebak kita."

Hank meneguk Coca Cola-nya, tak memberi jawaban apapun pada Luke.

"Dan apa kau mau mengkhianati bangsamu sendiri?"

"Hey, chill out. Tak ada yang tahu kita sedang berkhianat selama kita tak buka mulut."

Luke mendengus. "Fine. Kalau begitu, jangan libatkan aku. Karena aku tak bisa menjaga mulutku."

Hank pun bekerja sendiri, melayani permintaan aneh sang klien. Ia tahu siapa kliennya, meskipun mereka tak pernah bertemu. Ia juga tahu rencana Titan saat memberinya pekerjaan itu. Kalau sampai foto-foto ini tersebar, penyatuan itu kemungkinan besar tak akan terjadi. Dan reputasinya sedang dipertaruhkan. Karena itu ia berencana kabur setelah pekerjaannya selesai. Tidak ke East Liberty, tidak ke Redland. Mereka tak akan memberinya suaka setelah tahu perbuatannya pada negaranya sendiri.

Dan malam ini, seperti yang sudah dijanjikan, ia menunggu di Wildwood, sebuah kawasan dekat hutan di perbatasan ibu kota, duduk di atas motornya. Di kejauhan tampak olehnya sepasang lampu depan mobil, melaju pelan di jalanan tanah ke arahnya. Hank menengok jam tangannya. Beberapa menit menjelang pukul 11.

"Right on time," gumamnya.

Sedan hitam mengilat itu berhenti dengan jendela pengemudi tepat di depannya. Kacanya begitu gelap hingga penglihatan Hank tak bisa menembusnya.

Seketika kaca jendela itu bergerak turun sedikit, masih tak membiarkan Hank mengintip ke dalamnya. Dari dalam terdengar seseorang bicara dengan suara berat, "Mana barangnya?" Hank mengenali suara pria itu, suara seseorang yang bicara dengannya melalui telepon. Sang Titan.

Pemuda itu merogoh saku celana corduroy-nya, menarik sebuah tabung logam kecil berwarna hitam. Ia mengulurkannya pada seseorang di balik jendela mobil dan kemudian jendela itu langsung tertutup.

"Hei, mana bagianku?" protes Hank.

Jendela itu meluncur turun lagi. Suara berat itu kembali terdengar, "Orang yang mengkhianati bangsanya tak pantas mendapatkan apa-apa," desisnya dingin.

"Huh? Tapi kau..." Kata-kata Hank terputus ketika sebuah benda hitam berbentuk silinder dengan lubang di tengahnya menyelip di celah jendela. Ia belum sempat berteriak saat isi benda itu tiba-tiba membuat lubang di antara kedua alisnya.

*

Sang Titan meneruskan langkah ke arah meja kerjanya yang terletak di bawah tangga di apartemen bernuansa putih yang mewah itu. Di mejanya hanya tergolek sebuah kotak berwarna coklat seukuran dua kali kotak vacuum cleaner genggam. Sebelum menjamah kotak itu, ia mengenakan sarung tangan karetnya, lalu mengeluarkan flash disk hitam dari saku celananya yang dipesannya dari Hank dan menempatkannya di atas meja. Ia lalu membuka penutup kotak itu dan dengan hati-hati membawa isinya ke luar. Replika kapal perang dengan nama lambung 'Liberty'.

Ia beruntung saat Presiden Jeffries menyetujui idenya untuk memperindah replika ini dengan mengemasnya dalam kotak kaca. Ia bisa berbuat sesuatu pada kapal itu sebelum dikemas. Dalam waktu dua minggu di tangannya, ia sudah mengamati setiap detail kapal, mencari celah di mana ia bisa menyelundupkan benda itu. Dan dengan sedikit memodifikasi bagian lambungnya, ia bisa menempatkan flash disk itu di dasar kapal, dengan menambahkan busa pengaman yang direkat erat di sekeliling dindingnya dan membuat lubang di tengah busa untuk menyisipkannya. Penyelundupan yang sempurna.

Titan mengangkat bagian geladak itu dengan mencabut tiang yang terletak di tengah dan membaliknya hati-hati. Dengan hati-hati pula disisipkannya flash disk itu dalam busa di dasar lambung. Kemudian diguncangnya kapal itu pelan, memastikan benda itu tak terlepas dari tempatnya karena guncangan.

"Perfect," gumamnya saat melihat benda itu bergeming di tempatnya.

Ia mengembalikan geladak itu ke tempatnya dan menekan-nekan setiap tepinya hingga kembali melekat sempurna dengan dinding kapal bagian dalam.

"Bersiaplah jatuh, Tuan Presiden," seringainya dengansenyum miring.

*LAN (Local Area Network) = jaringan komputer yangmenghubungkan perangkat dalam lingkungan/gedung yang sama atau berdekatan. 

✔The Ghost (A Story Behind Conspiracy)Where stories live. Discover now