14

14.7K 646 16
                                    

Hati ini terasa sakit ditusuk beribu panah, sakit—melihat seorang suami terang-terangan menggandeng perempuan lain begitu romantis. Dia tak pernah menyadari keberadaan dirinya, tak pernah sedikit saja menoleh kearahnya.

Disekolah Arvin dan Aileen bagaikan orang asing—tak saling mengenal. Aileen mengenal Arvin, tetapi Arvin bersikap acuh—seperti tidak mengetauhi siapa Aileen Hiesya.

Cewek memiliki lesung manis bernama Aileen itu tidak pernah mengalami patah hati atau sakit hati. Aileen tidak pernah mencintai lawan jenisnya tetapi ia menyayangi ayah dan kedua sahabat laki-lakinya, bahkan cewek berselung itu tidak menyayangi kakak kandungnya yang pergi meninggalkan dirinya dan kedua orangtuanya.

Aileen menggap Rey seperti sahabat, dan hanya Rey teman laki-laki yang cewek itu punya saat ini. Marluk, sahabatnya sudah pergi lebih dahulu pergi ke pangkuan tuhan.

Akhir-akhir ini, Ailern selalu bingung dengan perasaannya. Apakah ia mencintai Arvin, atau tidak? Aileen tidak tahu bagaimana jatuh cinta sesungguhnya. Cewek berlesung itu tidak suka melihat Arvin menyatakan perasaannya kepada perempuan lain didepan matanya.

Sebagai istri saja, Aileen tidak pernah diperlakukan semanis itu. Apa mungkin Aileen tidak pantas mendapatkan perlakukan manis itu? Karena Aileen merasa dirinya selalu diperlukakan dengan buruk.

Sebutir butiran bening menetes, membasahi pipi Aileen. Aileen menangis, cewek berlesung itu mengakui dirinya cengeng. Aileen bukan perempuan tangguh seperti bundanya, ia hanya perempuan lemah yang hanya bisa nangis ketika seseorang menyakitinya.

Aileen tidak sanggup terus-terusan seperti ini, hidup didalam kengkangan suami yang hampir menyerupai iblis.

Mengapa semua menjadi seperti ini?

Hidupnya terasa sulit, setelah kepergian orangtua-nya. Tidak ada seorang pun yang mengerti dirinya. Semua berubah.

“Hiks... Hiks... Hiks....” Aileen merangkum wajahnya—menutupi dari orang-orang, ia sedang menangis.

“Aileen.” Suara berat itu, membuat Aileen menghentikan tangisnya. Meskipun cengeng, Aileen malu menangis jika dilihatin orang.

Aileen belum tahu pasti siapa pemilik suara berat itu, tiba-tiba saja cowok itu menarik Aileen kedalam pelukannya.

Cewek berlesung itu menolak, ia nyaman berada dipelukan cowok itu. Dari bahu parfum yang pakai cowok itu, membuat Aileen mengetauhi siapa cowok yang datang lalu memeluknya sih secara tiba-tiba.

Dia adalah Devano.

******

Arvin melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi. Cowok bermata elang itu hampir tidak menyadari keberadaan Brisilla saat ini, Arvin telah dibutakan amarah. Rasanya ia ingin cepat-cepat pulang dan memberi pelajaran pada Aileen karena telah berani berpelukan dengan laki-laki lain.

“Sayang, jangan kenceng-kenceng aku takut.” Di jok belakang, Brisilla memejamkan mata dengan tangan  memeluk perut kekasihnya cukup erat.

Arvin menghela nafas, ia baru tersadar jika saat ini bersama Brisilla. Tidak sendirian. “Iya, maaf sayang.” Ujarnya mengurangi kecepatan laju motornya.

“Sayang, kita jadikan makan di restoran jepang?” Brisilla sedikit berteriak—takut Arvin tidak mendengar.

Ck, mana gue nggak suka masakan jepang lagi.” Batin Arvin. Arvin bimbang harus menjawab apa, pasalnya ia tidak menyukai masakan berbau luar.

Arvin kan orang lokal, jadi ia tidak menyukai masakan luar. Lidahnya tidak bersahabat dengan jenis makanan seperti itu.

“Sayang....” Brisilla merengek seperti anak kecil—Arvin tidak menjawab pertanyaannya. Oh, atau mungkin Arvin tidak mendengar ucapannya.

ARLEEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang