47

17.2K 645 47
                                    

Hari senin merupakan hari paling spesial dari pada hari lainnya. Dihari senin, siswa/i harus berangkat lebih awal untuk melaksanakan upacara bendera. Upacara benderapun dilakukakan tidak lebih dari satu tam.

Hari ini adalah hari pertama Aileen masuk sekolah di sma barunya—sma Jati Negara. Karena terlalu antusias ingin segera masuk sekolah, pukul lima tadi Aileen sudah mandi dan bersiap-siap—mematut diri didepan cermin.

Cup!

Arvin mengambil kecupan di pipi Aileen, lalu segera menjauh dari cewek itu. “Udah cantik, sayang. Nggak usah ngaca terus deh.” Kekeh Arvin.

Aileen mencebik, manja. “Rambut aku belum rapi.” Rengeknya sambil menyisir rambut panjangnya sebatas punggung.

“Itu udah rapi sayang.” Timpal Arvin terkekeh sendiri, gemas melihat ekspresi cemberut Aileen.

“Belum.”

“Mendingan di iket aja deh. Keliatan rapi kan, kalau gitu.” Arvin memberi saran, sambil merapikan dasi sekolahnya. “Kalau rambutnya digerai kan, nanti kena angin berantakan lagi.”

Benar juga, kata Arvin. Aileen menuruti perkataan cowok bermata elang itu, untuk mengikat rambutnya menjadi satu.

Senyum Arvin mengembang, cowok itu berjalan mendekati Aileen—berjongkok disebelah cewek itu duduk. “Tolong sisirin dong, rambut aku!” Pintanya.

Aileen menghela nafas, ia memutar badan menghadap kearah Arvin. Ditangannya sudah ada sisir biru untuk merapikan rambut Arvin. “Manja! Kaya anak kecil!” Ejeknya.

“Nggak papa. Selagi masih bisa, aku akan tetap bersikap manja ke kamu.” Tutur Arvin, melingkarkan tangan pada pinggang Aileen.

“Terserah deh.” Kata Aileen pasrah.

Akhir-akhir ini Arvin merasa dirinya tak bisa berhenti tersenyum saat memandangi wajah cantik Aileen. Menurutnya ada rasa tersendiri ketika memandangi wajah teduh itu.

“Selesai.”

Arvin berdiri, mengecup singkat bibir Aileen yang entah sejak kapan menjadi candunya. “Ayok, berangkat! Aku tunggu dibawah.” Ajaknya, menyambar tas punggung—keluar kamar meninggalkan Aileen yang masih mematung ditempat.

Masih dalam keadaan belum sadar, Aileen memegang bibirnya. Lagi-lagi, Arvin mengambil kesempatan mencuri ciuman bibirnya. Jantung Aileen berdetak tidak sewajarnya. Ada apa dengannya? Apakah Aileen terkena serangan jantung mendadak? Kalau iya, kenapa sekarang dirinya baik-baik saja!

“SAYANG, CEPETAN TURUN!” Teriakan dari luar baru menyadarkan Aileen, ia segera bergegas mengambil tas kemudian turun kebawah untuk sarapan bersama.

“Lama banget sih, dandannya!” Cetus Arvin, pura-pura memanyunkan bibir—sebal.

Aileen ikut mencebikkan bibir. “Sabar dong. Orang mau tampil rapi emang salah?”

“Ada yang mau minta dicium sepertinya.” Goda Arvin tersenyum miring.

Aileen segera menutupi bibirnya dengan sebelah tangan, ia duduk di kursi tanpa mempedulikan tatapan Arvin.

*****

Arvin menghentikan laju kendaraannya didepan sekolah baru Aileen, tepatnya SMA JATI NEGARA. Usai melakukan sarapan pagi, Arvin buru-buru mengajak Aileen berangkat agar perempuan itu tidak terlambat di hari pertama masuk.

Sambil menunggu Rey dan Tiara datang, Arvin dapat mengajak Aileen ngobrol-ngobrol sebentar. “Nanti kamu baik-baik disekolah, jangan lirik-lirik cowok lain.” Pesan Arvin.

ARLEEN [END]Where stories live. Discover now