24

16.2K 715 28
                                    

"ASTAGFIRULLAH MATA GUE!" Teriakan itu membuat Arvin menjauhkan diri dari istrinya.

Sekarang bukan Gesang pengganggunya, namum disana ada Delan dan Devano berjalan beriringan menuju arah Arvin. Mereka tampak menggunakan seragam sekolah dengan jaket untuk menutupi identitas pada bajunya.

"Widih-widih udah berani nyosor cewek kalem nih." Goda Delan, menduduki kursi roda Arvin. "Enak juga nih kursi."

Arvin memutar bola mata kesal. "Bawa pulang sono."

"Siapa?" Tanya Delan polos. "Bini lo yang gue bawa pulang?"

Devano berdiri disamping Delan sambil memasukkan tangan disaku jaket. "Kaya di tv-tv kan, lan."

Delan mendongak melihat Devano. "Yo.i, nanti kita bikin sinetron baru judulnya istriku digondol sahabatku."

"Digondol, kurang tepat bahasanya." Devano terkekeh mendengarnya.

"Nggak masalah, biar agak kekinian gitu." Balas Delan.

Gesang menatap Delan kagum, tanpa disadariya ia mencetak sebuah senyuman dibibirnya. "Kakak putih, ganteng."

Delan dan Devano mengernyit bingung melihat Gesang. "Kakak putih? Gue?" Delan menunjuk dirinya sendiri. Bukannya sok percaya diri, tapi ia sadar anak kecil—dipangkuan Aileen dari tadi melihatinya sambil senyum-senyum sendiri.

"Kakak ganteng namanya siapa?"

Delan tersenyum simpul lalu mengulurkan tangan hingga dibalas anak kecil berusia 6 tahun itu. "Nama kakak Delan, kamu siapa?"

Entah mengapa, Gesang bahagia bisa berjabat tangan dengan Delan. "Gesang."

"Gesang ganteng deh." Puji Delan mengacak rambut Gesang.

"Makasih kakak ganteng." Ucapnya sumringah.

Devano melihat anak kecil itu sedikit aneh, pasalnya ia tak pernah melihatnya. Apa dia sepupu Aileen? Kalo sepupu Arvin pasti tidak mungkin. "Dia anak siapa?"

Delan mendongak agar bisa melihat wajah Devano—berdiri disampingnya. "Lo gimana sih, dia itu anaknya Arvin sama bini nya." Jawab Delan asal.

Devano menaikkan sebelah alisnya. "Bini-nya yang mana?"

Delan menepuk jidatnya sendiri. "O.iya, gue lupa." Katanya pura-pura bodoh. "Bini dia banyak, kan ya."

"Nah itu lo tau."

"Udah yang ngomongin gue?" Arvin risih mendengar lontaran kedua sahabatnya. Percaya, jika ia memang cowok play boy sering mempermainkan hati perempuan. Tetapi ia tidak pernah berfikiran untuk menanamkan benih disembarang wanita.

"Belum."

"Lanjutin kalau gitu."

"Gimana mau dilanjutin, orang kitanya nggak tau Gesang itu anak siapa." Tutur Delan. "Entar kalo gue ambil keputusan Gesang anak lo sama Brisilla kan barabe."

Arvin memberi tatapan tajam untuk Delan. "Jangan sebut nama itu didepan gue!"

"Ok, maafkan."

Devano memutar bola mata malas. "Gue serius, Gesang anak siapa?"

"Jangan diseriusin, dia masih anak kecil." Delan tipikal cowok sulit diajak serius, dia selalu menanggapi dengan candaan. Sebesar masalah yang datang, cowok itu masih dengan kebiasaan buruknya tidak biasa diajak serius.

Devano geram, menjambak rambut Delan. "Bisa diam nggak lo."

"Iya iya, gue diam. Lepasin rambut gue, sakit."

ARLEEN [END]Where stories live. Discover now