Part 32

2.3K 340 7
                                    














Disebuah rumah makan kecil, sedang ramai pelanggan yang makan mengisi perut mereka. Semua pegawai yang ada dirumah makan itu sibuk. Ada yang membawakan pesanan pelanggannya, ada yang menulis pesanan pelanggannya dan masih banyak lagi.

Warung makan itu bukan berada di kota, tetapi di desa yang asri dan nyaman. Penduduk disana memang suka makan di warung makan itu karena harga makanannya terjangkau dan makanannya yang lezat saat menyentuh lidah mereka.

Rumah makan itu riuh oleh suara pelanggan yang berbicara satu sama lain. Tidak ada waktu istirahat bagi pegawai rumah makan itu untuk sekarang ini.


Semua pegawai sibuk. Terkecuali seorang pria yang sedang duduk dikursi dapur. Dia hanya terdiam, setelah selesai memasak pesanan pelanggan yang menumpuk.

"Haknyeon, kau lelah??"

Pria itu, Haknyeon, menolehkan kepalanya pada pria yang ada dihadapannya sambil membawa piring kotor dan meletakkannya di tempat cucian piring.

Pria itu adalah teman Haknyeon sekaligus rekan kerja dirumah makan itu. Dia Hyunjin.

Pria yang pertama kali bertemu dengan Haknyeon yang menangis di halte bus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria yang pertama kali bertemu dengan Haknyeon yang menangis di halte bus.












Pertemuan mereka diawali dengan Hyunjin yang akan pulang menuju rumahnya pada malam hari. Dia baru pulang sekolah pada saat itu karena dia harus mengerjakan tugas yang menumpuk dari gurunya, alhasil dia menjadi pulang malam.

Hyunjin berjalan santai menuju rumahnya sambil melihat pemandangan malam. Jalan sudah sepi, hanya ada beberapa yang lalu lalang. Saat sedang asiknya, tiba-tiba hujan turun dengan deras. Hyunjin yang terkejut dengan air hujan yang tiba-tiba turun dengan deras, berlari menuju halte bus yang biasa dia lewati, dia bisa berteduh dulu disana.

Hyunjin berlari menerobos hujan, bahkan bajunya dan tas sekolahnya sudah basah kuyup oleh banyaknya tetesan air yang turun dari langit. Hyunjin mengumpat kesal dengan hujan yang turun tidak tepat pada waktunya. Didalam tas Hyunjin ada laptop dan buku buku yang membantu mengerjakan tugasnya, apa yang akan terjadi dengan tugasnya nanti. Dia pasti akan dimarahi oleh gurunya jika terjadi apa apa dengan tugasnya. Kira-kira itu yang ada didalam hati Hyunjin yang menggerutu kesal.

Tak perlu waktu lama, akhirnya Hyunjin sampai. Dan... Yah, Hyunjin sudah basah kuyup. Air hujan yang menghantamnya tadi, menetes turun dari tubuh Hyunjin. Hyunjin menghela nafasnya dan beralih mengambil tas yang digendongnya dan dibuka.

Bagus, Tuhan sedang tidak berpihak padanya. Semuanya basah. Hyunjin menghela nafasnya kasar dan menutup tasnya, kemudian digendong kembali. Bersiaplah untuk besok Hyunjin akan membersihkan seluruh sekolah karena hukuman gurunya.

Saat Hyunjin ingin duduk disalah satu kursi, mata Hyunjin tiba-tiba berhenti pada satu titik.


Seorang pria duduk sambil menundukkan kepalanya, dia juga basah kuyup.



Hyunjin yang pertamanya tidak menghiraukan pria itu, hanya terduduk diam di halte bus. Sampai tak lama, Hyunjin mendengar samar samar...


Isakan yang ditahan. Tangisan yang sepertinya ditahan.


Hyunjin mendengarnya dengan sangat jelas. Dan sepertinya isakan itu ada disebelahnya yang tidak jauh dari tempat dia duduk. Hyunjin yang penasaran, akhirnya menolehkan kepalanya.


Yang benar saja. Dugaan Hyunjin benar. Pria itu menangis dengan salah satu tangannya yang menutup matanya. Dia menangis, tapi ditahan.

Hyunjin yang tidak tega melihatnya, akhirnya memberanikan dirinya untuk mendekati pria itu.

Pria itu tidak menyadari Hyunjin yang ada disampingnya, sampai Hyunjin menepuk pelan pundak pria itu yang sontak membuat pria itu terkejut. Pria itu dengan cepat menghapus airnya matanya dan menepis kasar tangan Hyunjin yang ada di bahunya. Hyunjin yang pertamanya sedikit terkejut, membuka mulut.

"Kenapa kau menangis?" Tanya Hyunjin.

"Kau tidak perlu tau."

Hyunjin terdiam sejenak dengan mulut yang sedikit terbuka, dia tidak tau harus bicara apa lagi.

"Kau baik-baik saja kan?"

Pria itu tidak menjawab. Hyunjin yang tidak mendapatkan respon dari pria yang ada disampingnya, kembali membuka mulutnya.

"Aku bukan orang jahat, aku anak sekolahan yang baru pulang dari sekolah karena mengerjakan tugas yang menumpuk dari guru dan harus dikerjakan agar tidak kena hukum. Tapi, sepertinya aku akan dihukum, karena semua tugasku basah, aishh..." Jelas Hyunjin dan berakhir menghela nafasnya yang meratapi nasibnya.

"Aku tidak bertanya."

Benar juga. Untuk apa Hyunjin mengatakan hal yang tidak ditanya oleh pria yang disampingnya ini?? Hyunjin sedikit berdehem. Hyunjin malu.

"Kau tinggal dimana??" Tanya Hyunjin, mengganti topik.

Pria itu tidak menjawab. Dia hanya diam dan masih setia menundukkan kepalanya.

"Apa kau masih pelajar?" Tanya Hyunjin lagi.

Pria itu mengangkat kepalanya dan menatap Hyunjin tajam sekarang. Hyunjin yang merasa tidak nyaman, menaikkan kedua tangannya hingga sedadanya. Hyunjin takut, takut dengan tatapan itu.


"Baiklah, kalau begitu... Bisa kita berkenalan? Lumayan buat tambah teman."






















Ya, itu akhirnya. Kalian pasti tau apa yang terjadi setelah itu. Hyunjin dan Haknyeon berteman dan tinggal diapartement yang sama didesa itu. Hanya apartement sederhana khas desa.

Dan Haknyeon yang bisa bekerja juga, itu karena Hyunjin yang mengajaknya agar bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

"Haknyeon!"

Haknyeon sedikit terkejut karena Hyunjin yang menepuk pundaknya, yang membuat lamunan Haknyeon menghilang seketika.

"Ya?"

"Kau baik-baik saja? Aku panggil tidak dijawab. Kau melamun?"

Haknyeon menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Hyunjin yang merasa Haknyeon menyembunyikan sesuatu, menatap Haknyeon.

"Apa kau ada masalah?"

Haknyeon menatap Hyunjin yang ada di depannya.

"Tidak."

"Benarkah?"

"Iya."

Hyunjin melipat kedua tangannya didepan dadanya.


"Maaf, tapi aku tidak percaya."


"Aku baik-baik saja, Hyunjin. Memangnya aku kenapa??"


"Tidak perlu berbohong, Haknyeon. Kau sama sekali tidak pandai berbohong. Kau tau kan?"


Haknyeon terdiam. Hyunjin bisa membaca apa yang sedang terjadi padanya.


"Kau kenapa?"


Haknyeon masih terdiam dan sekarang menundukkan kepalanya. Hyunjin yang menyadarinya, seketika menyipitkan kedua matanya.


"Jangan bilang kau...."


Haknyeon menghela nafasnya, menaikkan kepalanya menatap Hyunjin dan mengganguk.











"Ya, aku bertemu masa laluku."




•••

boy | the boyz ✔Where stories live. Discover now