Part 37

1.9K 295 4
                                    




































"Jeongin!"

"Eric?? Kenapa??"

"Menjemputmu."

Jeongin yang mendengar ucapan Eric, hanya tertawa kecil dan kembali fokus pada pintu cafe dan menguncinya. Tak lama, Jeongin pun menghampiri Eric yang berada tak jauh dari cafe burger.

"Kenapa kau menjemputku?"

"Ingin saja. Memangnya tidak boleh?"

"Bukan begitu, Hanya saja tidak biasanya kau seperti ini. Kau merindukanku ya?" Goda Jeongin pada Eric yang sekarang beralih menyentil dahi Jeongin, Jeongin meringis.


"Kenapa kau menyentilku?!!" Tanya Jeongin sambil memegang dahinya yang masih terasa sakit.

"Ingin saja."


"Kau mau aku pukul?" Kata Jeongin sambil melipat kedua tangannya didadanya.


Eric yang melihatnya, tertawa lepas kemudian dengan cepat merangkul teman imutnya itu dengan sedikit keras yang membuat Jeongin mengeluarkan suara rintihan kesakitannya lagi.


"Akhh!! Eric, Ini sakit!! Jika kau ada masalah denganku, selesaikan baik-baik saja! Jangan seperti ini!" Kata Jeongin sambil berusaha keluar dari rangkulan Eric, tapi yang dirasakan oleh Jeongin rangkulannya malah terasa semakin erat.


"Memangnya aku ada masalah denganmu?" Kata Eric yang masih merangkul Jeongin sambil melewati jalanan dengan suasana malam yang menemani mereka berdua.


Jeongin hanya mendengus mendengar perkataan Eric.


"Eric..."


"Hmm??"


"Kau tau?"


"Apa?"

"Aku lapar."


Refleks, Eric semakin mempererat rangkumannya yang membuat Jeongin kembali merintih kesakitan. "Akhh!! Eric!!"


"Kau ingin makan kan!? Ayo kita makan!!" Ajak Eric yang sekarang menyeret Jeongin tanpa mempedulikan Jeongin yang terus berteriak memanggil namanya untuk melepaskan rangkulannya.































































































"Sudah kenyangkan??"

"Hmm."


"Berterimakasihlah padaku, Jeongin. Karena aku, kau menjadi tidak lapar lagi."

Jeongin hanya memutar matanya malas. Eric yang melihatnya hanya tertawa kecil dan kembali fokus pada jalanan yang ada didepannya.


"Lain kali, aku yang akan mentraktirmu. Kau tenang saja." Kata Eric sambil menepuk pinggul Jeongin yang langsung ditepis oleh oknumnya.


"Ahhh... Aku kira kau peka dengan kode-kode yang aku berikan padamu agar kau mentraktirku. Tapi tadi?? Kau bahkan tidak peka. Dasar tidak peka!!"


"Hehe... Tidak peka seperti ini kau tetap suka kan?"


"Maaf, tapi aku normal."


"Memangnya siapa yang mengatakan kau tidak normal?"


Dengan refleksnya Jeongin mendorong lengan Eric dengan sangat keras yang membuat Eric hampir saja terjatuh jika dia tidak fokus pada keseimbangannya.


"Kenapa kau mendorongku??!!!"


"Ingin saja,"


"Kau ingin dipukul rupanya,"


"Hehe... Maaf."


Eric mendengus keras sambil menatap Jeongin yang menahan tawanya. Mereka kembali fokus pada jalanan.


"Eric,"


"Ya??"


Jeongin memasukkan tangannya kedalam kantung jaketnya, mencari sesuatu dan mengeluarkannya kemudian memberikannya pada Eric.


"Earphonemu. Kau sempat meninggalkannya dicafe waktu itu."



"Pantas saja, aku cari-cari tidak ada." Kata Eric sambil mengambil earphonenya dan memasukkannya kedalam kantung jaketnya.


"Kau tidak bertemu dengan seseorang waktu itu?"


Eric terdiam."Seseorang?? Siapa yang kau maksud?"


"Orang yang waktu itu ingin mengembalikan earphone itu pada saat aku akan mengembalikannya padamu."


"Siapa?"


"Orang yang waktu itu datang saat kau mengatakan kau akan pulang padaku."


Eric berhenti seketika yang membuat Jeongin ikut berhenti sambil menatap Eric yang ada disampingnya.


"Kenapa kau berhenti?"


Eric menatap Jeongin sekarang. "Tunggu... Dia mengenakan jaket merah marun?"


"Iya. Kau dapat bertemu dengannya?"


Eric bungkam seketika.



"Tapi tidak mungkin dia bertemu denganmu... Dia mengatakan jika dia tidak bisa menemukanmu waktu itu." Kata Jeongin yang kembali berjalan.


"Kapan dia mengatakannya??"


"Tadi, sambil memberikan earphonenya padaku."


Eric masih terdiam ditempatnya. Mencerna perkataan yang Jeongin keluarkan dari mulutnya.


Seseorang yang dimaksud Jeongin adalah seseorang yang Eric kenal.


Dia yang mengenakan jaket berwarna merah marun dengan wajah polosnya yang sempat menangis didepan Eric, yang juga bersikeras ingin membawa Eric kembali.



Dan yang Jeongin maksud adalah Sangyeon.










•••


boy | the boyz ✔Where stories live. Discover now