Part 42

1.9K 298 4
                                    




















































"Permisi, kami mencari teman kami, Hwall. Apa dia ada dikamarnya?"

"Oh? Kakak ya waktu itu sempat kemari kan?"

"Iya, itu saya."

"Ahhh, Tapi... Maaf sebelumnya."

"Maaf... Kenapa?"

























"Kak Hwall sudah pindah dari apartement ini, maaf ya, kak."

"Dari kapan?"

"Kemarin, kak."


























































Sangyeon tidak tau harus berbuat apa sekarang. Pikirannya sudah hancur berkeping-keping karena memikirkan kejadian tadi.

Itu selalu terjadi pada dirinya. Dan sekarang terjadi lagi yang berhasil membuat Sangyeon stress karena memikirkannya.


Bagaimana dia tidak kecewa? Informasi yang diberikan Juyeon dan Chan Hee memang memberinya peluang yang sangat besar untuk membawa Hwall kembali.


Tapi, dia terlambat. Sangat terlambat.


Sangyeon menutup wajahnya yang ada didalam selimut dengan kedua tangannya yang juga berada didalam gelutan selimut Sangyeon.


Dia ingin berteriak, tapi tidak bisa. Dia tidak bisa melakukannya, Sangyeon sangat lelah. Dia merasa jiwanya terpisah dari badannya sekarang ini.



Dia lelah.







































"Sangyeon..."





Ahh, tidak. Sangyeon sedang tidak ingin mendengar suara sama sekali sekarang ini. Dia ingin sendirian dulu.



















"Sangyeon."







Sangyeon yang menutupi dirinya dengan selimutnya, refleks menyingkirkan selimut yang menutupi semua tubuhnya.


Dan terlihatlah Jacob sedang berdiri disamping tempat tidurnya sambil memasukkan kedua tangannya didalam kantong celananya.


Sangyeon melihat kearah pintu kamarnya. Pintunya terbuka. Dan ada Jacob di sampingnya saat ini.





Bukannya Sangyeon mengunci kamarnya?






Bagaimana Jacob bisa masuk?










Belum Sangyeon bertanya, Jacob sudah menaikkan tangannya dan memperlihatkan sebuah kunci yang dia genggam.






Dan Sangyeon baru menyadari sesuatu. Jacob memiliki kunci cadangannya.





Ahh... Kenapa Sangyeon merasa sangat bodoh sekarang!?




Dia sama sekali tidak bisa menghindar. Sama sekali tidak bisa.


Sangyeon yang tidak memiliki cara untuk pergi dari Jacob, kembali menutupi semua tubuhnya mulai dari kepala hingga kaki dengan selimut yang sempat dia singkirkan.

Sangyeon sekarang tidak melihat apapun. Iya, itu yang dia inginkan saat ini. Merasakan kegelapan dan kesendirian.


Sangyeon mendengar Jacob mendecak keras, kemudian dirasakannya selimut yang menutupi semua tubuhnya, tertarik dengan sangat kerasnya hingga menampakkan seluruh Tubuh Sangyeon. Jangan tanya siapa yang menariknya, sudah tentunya itu Jacob sendiri.


Sangyeon ingin mengambil selimutnya kembali, tapi Jacob membuang jauh selimut yang ada di genggamannya.


Berakhirlah mereka saling tatap sekarang. Sangyeon menghela nafasnya, kemudian kembali menidurkan dirinya membelakangiku Jacob.


Terdengar Jacob menghela nafasnya kasar.


"Sangyeon, bangunlah. Kau seperti anak kecil, kau tau?"



Sangyeon tidak menjawab, dia malah menutup wajah dengan bantal yang ada dikepalanya.


Jacob memiringkan kepalanya refleks, apa seperti ini susahnya untuk membujuk seorang Lee Sangyeon?


"Tanggung jawab, Sangyeon. Kau membuat Chang Min marah."

"Aku tau." Cicit Sangyeon yang nyaris tidak terdengar oleh Jacob.

"Jika kau tau, kenapa kau malah seperti ini? Kenapa kau tidak menyelesaikannya secara baik?!"


Sangyeon kembali terdiam. Dia semakin menutup wajahnya dengan bantal yang sepertinya membuat dia sedikit tidak bisa bernafas.


Tapi tidak apa-apa. Sangyeon tidak ingin melihat siapapun sekarang ini, walau harus tidak menghirup oksigen sedikit pun.


Hatinya masih sangat sakit.



"Sangyeon..."


"Pergilah, Jacob."

Jacob menatap punggung Sangyeon lama, hingga membuat Jacob sadar akan sesuatu sekarang.


Sangyeon tidaklah baik-baik saja.



Iya, sangat tidak baik. Jika Jacob berada diposisi Sangyeon, dia akan seperti Sangyeon saat ini.


Membuat janji yang sama sekali tidak bisa ditepati oleh dirinya sendiri. Dan untuk teman-temannya.


Itu sangat sakit.


Janji yang seharusnya dapat dia kabulkan, hancur seketika.


Itu selalu terjadi pada Sangyeon. Dan Jacob, baru mengerti kenapa Sangyeon seperti sekarang ini.


Dia lelah.




"Kenapa?"




"Aku lelah, Jacob."




Benar. Satu kalimat yang sesuai dengan perkiraan Jacob sendiri.


Lelah.


Satu kata yang membuat Jacob memikirkan perasaan Sangyeon saat ini.


Jacob kembali menghela nafasnya, kemudian beranjak mengambil selimut yang sempat dia buang jauh, kemudian memakaikannya sembarang pada Sangyeon.


"Baiklah, aku mengerti."


Jacob berjalan kearah pintu, sedikit melihat Sangyeon yang sama sekali tidak bergerak dari posisi sama sekali.










"Menangislah. Mungkin itu akan membuatmu tenang, Sangyeon."




Jacob menutup pintu kamar Sangyeon dengan pelan. Terdiam sebentar di depan pintu.


Hingga tak lama, dia mendegar isakan yang sangat terdengar di telinga Jacob.



Tangisan seorang Lee Sangyeon, yang lelah dengan semua cerita hidupnya.















•••

boy | the boyz ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang