Posesif

1.6K 145 85
                                    

Mau tau tidak seposesif apa Wonjin pada Hyeongjun? Tapi sebaiknya jangan di bayangkan. Hyeongjun saja malas membayangkan.

Bukan hal yang aneh untuk Hyeongjun jika pacarnya itu memiliki tingkat posesif yang menurut Hyeongjun terkadang di luar kadar yang ada di dalam diri Manusia.

banyak hal yang dilakukan pacarnya itu ketika sifat posesifnya timbul.

Selain ketika dia yang sering mengantar dan menjemput Hyeongjun ke fakultas Hukum. Dia juga sangat mengetahui siapa saja yang bergaul dengan pacar manisnya itu.

Hyeongjun bukan tipe orang yang posesif. Dia saja bisa di hitung berapa kali datang ke fakultas ekonomi karena menurut Hyeongjun dia bosan melihat Wonjin. Di apartemen bertemu di kampus juga masa harus bertemu terus? Padahal dia juga kadang cemburu kalau pacarnya itu kerja kelompok dengan wanita lain padahal dia tau Wonjin tidak akan mungkin main belakang.

Diluar itu dia hanya akan datang ke fakultas Wonjin ketika hal yang sangat mendesak. Seperti sakit atau mengantarkan barang Wonjin.







.
.
.







Seperti salah satunya adalah ketika Hyeongjun kerja kelompok pada awal semester 1 dulu dan dia tidak benar-benar izin pada pacarnya itu. Menurutnya hanya dengan mengirim pesan itu sudah cukup yang penting dia sudah mengabari tanpa menunggu apakah Wonjin mengizinkan atau tidak.

Tapi hal yang terjadi selanjutnya adalah di luar dugaan ketika pacarnya itu menyusulnya ke taman kampus tempat dia dan teman-teman kelompoknya mengerjakan tugas.

Menghasilkan beberapa pertanyaan di benak teman sekelompoknya. Mereka bingung siapa pemuda dengan tampang dingin itu? Mereka hanya tau kalau Wonjin adalah senior beda Fakultas dengan mereka.

"Hyung kenapa kemari?" tanya Hyeongjun

"Menyusul TUNAGANKU tentu saja" ucap Wonjin duduk di sebelah Hyeongjun dan membuat beberapa laki-laki yang tadinya mau dekat dengan Hyeongjun tidak jadi.

Hyeongjun meringis pelan di tempatnya. Dan menutup mukanya menggunakan modul hukumnya karena malu sekaligus kesal.





.
.
.






Ada lagi, ketika Hyeongjun pergi menonton dengan Dongpyo dan Jinwoo.

Hyeongjun bersumpah dia sudah izin pada pacarnya itu bahkan dia sudah memberikan ciuman agar pacarnya itu mengizinkan.

Hyeongjun, Dongpyo dan Jinwoo menerapkan peraturan ketika mereka sedang bersama dilarang memegang Handphone dan lupakan pacar bagi yang punya pacar karna ini Quality Time milik mereka.

Tapi Hal itu tidak berlaku ketika Wonjin tiba-tiba sudah ada di hadapan mereka ketika mereka baru saja keluar dari ruang teater.

Hyeongjun mengerutkan keningnya bingung. Firasatnya sudah buruk dan jatungnya sudah berpacu cepat. "Hyung sedang apa disini?"

Wonjin menatap Hyeongjun dengan posisinya menyender pada dinding dan melipat tangannya di dadanya dan jangan lupakan muka dinginnya yang tanpa ekspresi "kau tidak ada kabar dan tidak bisa di hubungi. Buang saja Handphonemu itu"

Hyeongjun meringis pelan dan melirik Dongpyo yang sudah mengumpat pelan dan Jinwoo yang muka blanknya. Well, Hyeongjun ingin terjun dari Gedung tinggi ini sekarang juga.










.
.
.








Itu belum apa-apa lebih parah lagi ketika Hyeongjun kembali mengerjakan tugas kelompok lagi.

Waktu itu kelompoknya dengan Dongpyo, Jinwoo, Minkyu dan Eunsang. Iya dia tidak mau lagi sekelompok dengan yang lain karena malu dengan kejadian yang sudah lalu. Tapi untuk pertama kalinya dia dengan Minkyu.

Hyeongjun sudah izin. Sungguh. Dia juga tidak kerja kelompok di sembarang tempat dia kerja Kelompok di apartemen Jinwoo dan Wooseok.

Sudah pasti Wonjin datang. Itu tidak aneh ketika Wonjin tiba-tiba datang. Sudah tidak malu karena ini teman-temannya.

Tapi, urat malunya benar-benar putus ketika Eunsang, Dongpyo dan Jinwoo sedang membeli cemilan dan dia di tinggal dengan Minkyu untuk melanjutkan tugasnya.

Tidak berdua juga karena sebenarnya ada Yohan dan Wooseok juga Wonjin.

Hyeongjun ingin mengambil Flashdisk milih Eunsang yang terdapat File bab rangkuman mengenai kasus pidana yang sedang mereka riset tapi tangannya tidak sengaja memegang tangan Minkyu yang juga mau mengambil Flashdisk milik Eunsang.

"Bisa tidak jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan? Tidak usah menyentuh TUNANGANKU bisa kan?" ucap Wonjin dengan wajah datar, aura gelap, tatapan tajam dan tangan yang memakan kacang yang di sediakan Wooseok.

Membuat Minkyu secara reflek melepaskan tangannya, Wooseok dan Yohan yang tertawa keras dan Hyeongjun yang menutup mukanya menggunakan buku Hukum tebalnya.

Malu? Jangan di tanya.

Kesal? Sangat

Marah? Tidak berani.

Namanya juga kerja kelompok. Mana tau dia jika akan bersentuhan dengan Minkyu.

Itu hanya beberapa kerjadian melakukan yang di lakukan Wonjin ketika cemburu. Jadi apa benar opini orang-orang yang mengatakan jika hubungan mereka abu-abu?

Hyeongjun saja kadang ingin sekali menenggelamkan pacarnya. Tapi mana tega dia. Jadi apa yang harus Hyeongjun lakukan untuk menghadapi pacarmu itu? Terkadang dia menyesal kenapa dulu menuntut bosan hanya karna Wonjin tidak pernah cemburu?





Lupakan. Lagi pula Urat malu Hyeongjun sudah putus sekarang.





.
.
.


Hohoho ga manis maaf ya :(

Comment sama Vote loh jangan lupa ❤

Me Gustas Tu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang