7 - Dingin

73.3K 3.2K 15
                                    

"Bagaimana pun, tidak ada yang bisa gantikan dia. Karena kamu bukan DIA"

-Dyandra-

  Hujan semakin deras tak kunjung berhenti, banyak genangan air di atas tanah. Tubuh gadis itu semakin menggigil kedinginan, ditambah dengan angin berhembus kencang. Althaf bingung, dia harus melakukan apa agar gadis itu tidak kedinginan lagi. Angin kencang menusuk kulit cowok itu, dia bisa merasakan kedinginan. Pikirannya tertuju pada Dyandra, jika dia yang menggunakan seragam kedinginan, apalagi dengan gadis itu yang menggunakan seragam yang basah oleh air hujan, pasti sangat, sangat, sangat kedinginan.

   Beberapa kali terdengar sambaran petir yang bersautan. Dyandra menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa dingin, angin kencang sore membuat dirinya semakin menggigil.

   Gadis itu merasakan sekitarnya terasa berputar-putar, kepalanya sangat pusing dan dia memilih menyandarkan tubuhnya ke dinding dan menutup kedua bola matanya, berharap rasa pusing pada kepalanya secepatnya menghilang.

"Dingin banget?" tanya Althaf, melihat Dyandra yang semakin pucat.

  Dyandra mengangguk, "Iya."

  Kepalanya semakin lama semakin sakit, dia mengerjapkan beberapa kali matanya yang terasa kabur dan kembali menutupnya.

Gue pengen ketemu lo-  batin Dyandra.

  Dyandra sudah tidak bisa menahan rasa dinginnya, tubuhnya merasa membeku dan mati rasa. Dia kembali duduk tegak.

  Rasa menggigil pada tubuhnya sedikit mengurang saat usapan yang diberikan Althaf pada punggungnya yang menghantarkan panas. Dia membuka matanya dan benar saja yang melakukan itu adalah Althaf. Ini adalah hal biasa yang dilakukan Arkie padanya.

  Althaf terus mengusap punggung Dyandra untuk menghantarkan panas pada gadis itu.

"Masih kedinginan?"

"Lumayan, udah enggak terlalu dingin," jawab Dyandra.

"Kalo capek tidur aja, biar gue jagain," seru Althaf, dia tau gadis itu sudah kelelahan.

"Hmm"

  Althaf terus mengusap punggung Dyandra, sedangkan gadis itu merasakan kantuk datang padanya.

  Dyandra menutupkan matanya karena pusing pada kepalanya yang tak kunjung hilang, hingga akhirnya dia tertidur. Sedangkan Althaf di sampingnya merasakan deru nafas teratur gadis itu.

"Makin panas lagi badannya," gumam Althaf seraya memegang kening Dyandra.

  Althaf merasakan saku celananya bergetar, lalu dia mengambil benda yang bergetar yaitu hpnya.

"WOYYYYYY LO SAMA ADEK GUE DI MANA?" teriak dari seberang sana.

  Althaf menjauhkan benda pipih tersebut dari telinga karena hampir saja memecahkan gendang telinganya.

"Anjir," umpat Althaf pelan. Dia tau temannya itu sangat menghawatirkan adiknya.

"Gue denger lo ngomong apa," seru orang dari yang suaranya terdengar dari telepon, yaitu Arkie.

Dyandra [NEW VERSION] Where stories live. Discover now