24 ~ Acara

47.1K 2.1K 19
                                    

Mereka semua sudah sampai di depan gedung acara tunangan sepupu Dyandra itu, sangat luas dan megah. Banyak tatapan kagum saat melihat mereka semua keluar dari mobil.

"Acaranya di dalam gedung?" tanya Novan menatap gedung yang menjulang tinggi.

"Acaranya di dalam gedung, tapi kalo udah pertukaran cincin, party nya di belakang, ada taman di sana," jelas Arkie yang sudah tau. Dia melirik adiknya yang diam berdiri di sampingnya, lalu beralih menatap Althaf.

"Ribut lagi?" tanya Arkie pada Althaf.

Althaf mengedikkan bahunya. Arkie menghela nafas.

"Ayok masuk, udah telat nih," ajak Nazwa karena mereka datang tidak tepat waktu.

Anzero merapikan pakaiannya, "Oke, Anzero yang tampan sudah siap."

"Liat tuh, bekas air liur lo. Mana ada orang tampan tidur sampe keluar air liur," Novan menunjuk pipinya memberi petunjuk pada Anzero.

Anzero langsung melotot, dia langsung mengambil hpnya untuk bercermin.

"Iw, ngiler," seru Arkana sambil tertawa.

"Engga ada, ya anjir!" Anzero mengelap pipinya yang kering, lalu mengusapnya di baju Novan. "Tuh air liur."

Novan berjalan menjauhi Anzero sambil menepuk jasnya yang dipegang Anzero. Dia berjalan masuk gedung terlebih dahulu.

Dyandra melepaskan jas yang dia pakai, lalu mengembalikannya pada abangnya.

"Kamu engga kedinginan?" tanya Arkie sambil menerima jas yang adiknya kasih padanya.

"Engga," jawab Dyandra, dia mulai memasangkan senyuman di wajahnya.

Mereka satu persatu memasuki gedung. Saat sudah di dalam, ruangannya sangat luas dan dihiasi dengan ornamen berwarna putih menambah kesan mewah.

"Mau kemana dulu?" tanya Dyandra menatap sekeliling yang cukup ramai.

"Ke kak Vany dulu aja deh, itu kayaknya acara pertukaran cincin baru selesai," tunjuk Rachel pada sebuah panggung yang ditonton banyak orang.

"Oke, kita ke sana," jawab Anzero.

Mereka berjalan mendekati kak Vany yang sedang bersalaman dengan orang lain

"Kak Vany!" sapa Dyandra sambil tersenyum.

Vany menoleh bersama dengan tunangannya yang berdiri di sampingnya.

"Eh, hai!" jawab Vany, lalu menarik seorang laki-laki yang ada di sebelahnya. "Loh, kalian bareng? Kirain engga saling kenal."

"Mereka pindah ke Angkasa, jadinya kenal," jawab Anzero, bisa-bisanya dia tidak tau Arkie punya adik perempuan.

"Oh iya, lupa. Nona Dyandra ini sering bikin masalah ya, jadi dipindahin sekolahnya sama Om Tama," Vany mengejek Dyandra.

Dyandra mendekat dan berbisik, "Kak Vany aku malu loh di depan tunangan Kak Vany."

Vany tertawa.

"Kalian semua telat! Ini udah jam berapa? Udah gue bilangin dateng jam tujuh!" jelas Vany yang sedikit meninggikan suaranya.

Anzero menggaruk belakang lehernya, "Macet dijalan."

"Mana ada macet," cibir Vany.

"Tadi ada bebek nyebrang sama anak-anaknya, jadi berhenti dulu lama," timpal Novam sambil terkekeh.

"Kenapa engga lo bantu sebrangin sekalian?" tanya Vany sambil mendengus kesal.

Dyandra menyengir melihat sepupunya itu cemberut.

Dyandra [NEW VERSION] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt