39 ~ Tuan Putri

40.7K 1.9K 41
                                    

Gadis itu melirik jam yang terpajang di dinding kelasnya. Bel pulang akan berbunyi lima menit lagi. Dyandra menyalakan layar hpnya di bawah meja, tidak ada pesan masuk dari abangnya. Semoga saja Althaf tidak mengadukan dirinya yang tadi ingin membolos ke abangnya atau habislah dia.

"Jadi tadi Kak Althaf liat lo pas manjat?" tanya Rachel pelan karena masih ada guru.

Dyandra mengangguk, "Iya, abis gue kalo diaduin mau cabut dari sekolah."

"Tapi Bang Arkie engga chat apa-apa?"

"Engga, tapi gue tetep engga tenang. Lo tau sendiri kalo Abang gue marah gimana, gara-gara lo pada sih ngajak gue sesat!" dumel Dyandra, sebelah tangannya mengacak rambutnya.

Rachel terkekeh, "Paling juga di diemin dua minggu."

Dyandra menoleh ke arah Rachel sambil melotot, "Paling lo bilang?! Satu hari aja engga bisa kalo Abang gue ngediemin gue!"

Rachel terkekeh melihat sahabatnya itu yang kesal.

Suara bel pulang terdengar ke seluruh penjuru sekolah.

"Oke, sekian dulu pelajaran hari ini. Saya pamit permisi"

Suara riuh terdengar kala guru yang mengajar pergi dari kelas. Dyandra mulai memasukkan buku tulis dan alat tulis ke dalam tas, lalu dia bangkit berdiri.

"Gue balik duluan ya, ada urusan," Desfi pamit pergi setelah merapikan buku-bukunya.

"Bareng dong," sambung Rachel sambil mengikuti Desfi yang berjalan menuju pintu kelas.

"WOY JANGAN PADA KABUR!" teriak Dyandra melihat Rachel dan Desfi yang berjalan meninggalkannya. Sudah pasti mereka kabur agar tidak bertemu abangnya. "Wah, parah sih lo pada. Oke."

"Bye, Dy! See you tomorrow!"

Dyandra menggeram kesal, "Rachel kampret!"

Rachel melambaikan tangan sambil tertawa meninggalkan gadis itu.

"Maaf ya, Dy, Mama gue suruh gue balik buru-buru," ujar Nazwa sambil terkekeh.

Dyandra menoleh ke belakang, dia tidak percaya dengan ucapan Nazwa.

"Udah gini aja pada kabur lo, lo pada yang ngajak gue tadi!" balas Dyandra tidak terima, masa hanya dirinya yang akan terkena omelan abangnya jika abangnya tau mengenai dirinya dan sahabat-sahabatnya yang tadi ingin membolos. "Gara-gara bisikan syaiton nih, ah!"

"Gue duluan ya, mau beli buku," pamit Shifa yang langsung kabur bersama Nazwa.

"DASAR SAHABAT-SAHABAT LAKNAT!" teriak Dyandra sambil membanting tasnya ke atas meja.

Beberapa teman sekelasnya yang masih berada di kelas menatap ke arahnya sebentar. Harusnya sahabat-sahabatnya menemaninya menemui abangnya, jika nanti abangnya tau jika dirinya akan membolos dia akan menyalahkan sahabat-sahabatnya yang tadi mengajaknya. Itu rencana awalnya. Tapi sekarang sahabat-sahabatnya sudah kabur duluan.

"Kenapa sih marah-marah?"

Gadis itu menoleh ke sumber suara, itu teman sekelasnya sekaligus sepupunya.

"Mereka ngeselin!" jawab Dyandra sambil menunjuk ke arah pintu kelas.

"Udah biarin aja. Ayo, Dy," ajak Fahri sambil bangkit berdiri dari kursi.

Dyandra [NEW VERSION] Where stories live. Discover now