22 ~ Sehari Tanpa Alisa

49.1K 2.1K 47
                                    

*this chapter revision is completed.

Suara bel istirahat berbunyi dengan keras, membuat sorakan riang dari seluruh murid, ditambah sekarang masih jam 10.00 pagi dan mereka dipulangkan lebih cepat karena guru-guru sedang rapat. Tidak memungkinkan untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar. Hari ini Althaf cukup senang karena Alisa tidak sekolah karena izin, izin entah apa itu Althaf tidak tau tapi bersyukur karena hari ini tidak diganggu oleh Alisa.

Kelima cowok berjalan keluar kelas, mereka berjalan ke kelas Dyandra karena Arkie ingin menemui adiknya itu. Membahas acara pertunangan yang akan mereka datangi malam ini. Bahkan teman-temannya Arkie dan sahabat-sahabatnya Dyandra juga diundang karena mereka semua juga mengenal Vany, sepupu Dyandra dan Arkie yang hari ini akan menggelar acara pertunangan.

"Asik! Balik cepet nih," ucap Anzero dengan sangat bergembira. Dia melangkahkan kaki tanpa beban.

"Bebas ye lo dari Alisa, Thaf. Mak lampir kurang sesajen," ucap Arkana sambil terkekeh. Cowok itu berjalan di samping Althaf, mereka melalui satu per satu kelas.

"Iya," jawab Althaf sambil melirik Arkana sekilas dan kembali fokus ke depan.

"Kita ngapain nih ya, enaknya?" gumam Novan sambil berpikir.

"Mukbang kuaci aje, satu kardus," jawab Arkana sambil tertawa, makanan favorit trio bobrok yaitu kuaci.

Katanya sih walau tidak kenyang, tapi usaha mereka saat mengupasnya terbayar dengan rasanya.

"Gimana nanti aja," jawab Arkie, sepertinya teman-teman lupa.

Mereka memasuki sebuah kelas. Dyandra dan sahabat-sahabatnya masih duduk di bangkunya masing-masing.

"Eyyo, Anzero yang ganteng datang!" ucap Anzero dengan keras saat berada di ambang pintu kelas Dyandra.

"Ganteng, gangguan tenggorokan?" tanya Novan sambil terkekeh.

"Bukan Tuan, saya ini ganteng turunan Raja Mesir," balas Anzero dengan suara jenakanya.

"Lo Fir'aun?" tanya Novan.

"Manusia ular kali, ye?" timpal Arkana sambil tertawa.

"Waras dikit," ucap Althaf sambil melirik Anzero. Althaf menoyor pelan kepala Anzero.

"Iri sama ketampanan saya? Ikutin Pak Ketu," cibir Anzero, dia mengusap kepalanya yang ditoyor Althaf.

"Kenapa Abang?" tanya Dyandra, dia bangkit dari duduknya menghampiri Arkie yang berdiri di depan papan tulis.

Dyandra memeluk Arkie dari samping secara singkat dan abangnya itu juga membalasnya. Memang seperti itu, adik tersayangnya itu sering manja.

"Dek, hari ini engga lupa kan acara tunangan Kak Vany? Kalian juga engga, kan?" tanya Arkie pada Dyandra dan berganti menoleh pada sahabat-sahabatnya Dyandra yang duduk di bangku.

"OH IYA!" ucap mereka semua kecuali Arkie dan Althaf, bahkan hampir teriak.

Mereka lupa jika hari ini acara pertunangan Kak Vany. Apalagi jika mereka tidak datang, bakal diceramahi oleh Vany berjam-jam.

Dyandra menatap Arkie dan mengedipkan matanya dua kali, terlihat lucu, "Abang, Dy lupa."

"Aduh, gue juga Dy. Jam berapa acaranya?" tanya Nazwa, dia melirik jam yang terpampang pada layar hpnya.

"Wah, gue juga lupa. Bisa dibejek Emak Vany nih," seru Anzero sambil tertawa, dia hafal dengan kelakuan sepupunya Arkie itu. Sangat bawel. Dia mengenalnya karena sering nongkrong di cafenya.

Dyandra [NEW VERSION] Where stories live. Discover now