41 ~ Jogging

39.7K 1.8K 55
                                    

Cuaca pagi yang sejuk menarik banyak orang untuk berolahraga. Motor Arkie berhenti di parkiran dekat sebuah lapangan olahraga. Banyak orang yang berdatangan, ada yang sedang berlari di area jogging, ada juga yang sedang bermain bulu tangkis dan masih banyak lainnya.

Gadis itu menuruni motor dengan perlahan, wajahnya sangat terlihat jika dirinya masih mengantuk. Dyandra melepas helm dengan lesu, dia ingin kembali tidur di kasur empuknya tapi apa daya. Dia memberikan helmnya pada abangnya. Abangnya gadis itu juga melepas helm dan disimpan di spion motor.

"Hoamm ...," gadis itu menguap sambil memejamkan matanya sebentar.

Tangan kanan Arkie bergerak menutupi mulut adiknya yang terbuka lebar dengan jari-jarinya, "Kalo masih ngantuk kenapa ikut, Dek? Katanya kemaren males."

Arkie menarik tangannya lagi. Dia mematikan mesin motor, lalu turun dari motornya.

"Dy males, tapi harus ikut," jawab Dyandra lesu.

Arkie bingung dengan jawaban adiknya itu, siapa yang mengharuskannya ikut? Dia tidak memaksa adiknya ikut kemarin.

Dyandra mulai mengikat rambutnya dengan asal. Arkie membantu membenarkan jaket adiknya, matanya beralih memastikan ikatan tali sepatu Dyandra. Keduanya terikat dengan benar. Takutnya jika tidak terikat, adiknya akan tersandung.

"Udah? Ayo," ajak Arkie, sepertinya yang lain sudah menunggunya.

"Janjian dimana?" tanya Dyandra sambil menoleh abangnya yang berjalan di sebelahnya.

Arkie menunjuk ke depan, "Itu, diujung sana mereka."

Dyandra menganggukkan kepalanya. Dia memperhatikan orang-orang yang berlari di lintasan. Sudah lama dia tidak berolahraga di lapangan ini, entah kapan terakhir kali.

"Nanti kalo laper bilang Abang," seru Arkie sambil menoleh pada adiknya.

Dyandra menoleh, "Dy laper."

"Olahraga aja belum, Dek. Masa udah laper?"

Gadis itu tertawa, dia hanya bercanda. Tadi saat dirinya siap-siap sebelum pergi, abangnya menyiapkan selembar roti tawar yang diberi slai coklat, lalu diberikan padanya untuk mengganjal perut sebelum sarapan nanti. Arkie merangkul adiknya yang sedang tertawa itu.

"Dasar, Adiknya siapa sih ini banyak makannya," seru Arkie sambil terkekeh. "Oh ya, Abang kayak denger suara kamu kemarin di belakang sekolah pas jam pelajaran."

Dyandra langsung tersentak dan menghentikan tawanya, "Haha ... ma-masa sih, Bang? Salah denger kali."

Gadis itu hampir saja tersedak air liurnya sendiri. Dia menoleh ke arah lain sambil memaki dalam hati.

Mampus, gue - batin Dyandra. Dia mencoba tidak terlihat panik.

Arkie menoleh ke arah adiknya yang sedang dia rangkul, "Iya kayak suara kamu, Dek."

Dyandra menggigit bagian bawah bibirnya, lalu menoleh ke arah abangnya, "Abang kangen Dy kali, makannya halusinasi denger suara Dy."

Gadis itu terkekeh hambar.

"Mmm ... mungkin Abang salah denger," jawab Arkie sambil menatap lurus ke depan. Mereka terus melangkah menuju ke arah teman-temannya yang sudah datang terlebih dahulu.

Dyandra menghela nafas lega, hampir saja dia ketahuan.

"Wih, ada siapa ini?" sambut Novan yang menyadari kedatangan kakak-beradik itu.

Dyandra [NEW VERSION] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang