9 - Awal

68.2K 3K 62
                                    

"Terima kasih untuk matahari yang telah menyinari bumi hari ini, tapi sangat sulit menyinari hari-hariku yang sudah lama kelam"

-Dyandra-

     Dyandra terbangun dari tidurnya pukul 04.03 WIB karena dia merasa tenggorokannya kering, tapi gelas air minum yang ada di kamarnya sudah kosong dan terpaksa dia harus turun ke lantai bawah menuju dapur untuk mengambil minum sendiri.

   Gadis tersebut mendudukkan dirinya di atas ranjang kasurnya seraya beberapa kali mengerjapkan matanya yang terasa berat. Saat dia merasa sudah sedikit sadar, dia menurunkan kakinya secara perlahan dari ranjang dan mulai berjalan keluar kamar. Menuruni tangga dengan sempoyongan akibat efek kantuk, hingga beberapa kali dia hampir terjatuh jika tidak berpegangan pada sisi tangga.

    Terdengar suara bising dari dapur, ternyata ada Bi Nuni yang sedang memasak sepagi ini. Dyandra mendekati pantry dan duduk di sana.

"Eh, Nak Dyandra. Kebangun ya sama suara dari dapur, maafin Bibi, ya?" seru Bi Nuni saat menyadari kehadiran Dyandra.

"Engga kok Bi, Dyandra haus, air di kamar udah habis makannya Dyandra turun buat ambil minum," jelas Dyandra sambil mengisi air ke dalam gelas dengan mata yang sedikit terbuka.

"Kenapa engga panggil Bibi aja? Bibi bisa bawain ke kamar," tanya Bi Nuni yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri oleh keluarga Dyandra.

"Engga apa-apa kok, Bi"

    Dyandra meneguk air yang berada di dalam gelas tersebut hingga habis tanpa tersisa, matanya sibuk memerhatikan Bi Nuni yang dengan cekatan memasak.

"Tumben, masih pagi Bi Nuni udah masak, emangnya ada apa? Banyak lagi Bi Nuni masaknya," tanya Dyandra yang keheranan. Dia melihat beberapa menu masakan yang sudah jadi.

"Nak Arkie mau nyusul Bunda sama Papa Nak Dyandra ke Sulawesi, Nak Dyandra engga tau? Bunda Nak Dyandra di sana sedang sakit," jelas Bi Nuni yang sedang mengadukan masakannya.

"Bunda sakit? Kok Bang Arkie engga ngajak Dyandra mau ketemu Bunda sama Papa?" ujar Dyandra, matanya melirik sekitar mencari keberadaan abangnya.

"Tanya aja sama Nak Arkie, Bi Nuni mau lanjut masak dulu. Soalnya makanannya mau dibawa sama Nak Arkie," kata Bi Nuni yang masih sibuk memasak.

"Bang Arkie udah bangun, Bi?"

"Udah, lagi siap-siap di kamar. Nanti jam setengah enam mau berangkat ke bandara," jawab Bi Nuni sambil melirik sekilas ke arah Dyandra.

"Ya udah, Dyandra mau ke kamar Bang Arkie dulu ya"

"Iya, Nak Dyandra"

    Rasa kantuk mulai menghilang, kini Dyandra bisa berjalan dengan benar ke kamar Arkie walau tubuhnya masih sedikit lemas. Di depan kamar abangnya, pintu kamar tersebut terbuka lebar dan memperlihatkan abangnya yang sedang sibuk menyiapkan barang bawaannya.

Tok ... tok ... tok ....

    Aktivitas yang dilakukan Arkie terhenti saat mendengar suara ketukan pintu, lalu dia berbalik badan dan menemukan adiknya sedang bersandar di pintu.

"Eh, tumben udah bangun Dek jam segini. Masuk sini!" suruh Arkie yang sudah berpenampilan rapi.

"Abang kok engga bilang sama Dy kalo Abang mau nyusul Bunda sama Papa ke Sulawesi?" adu Dyandra sambil cemberut, dia melangkah masuk ke dalam kamar abangnya.

Dyandra [NEW VERSION] Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin