31 ~ Ganggu aja!

43.6K 2K 58
                                    

Langkah kaki Arkie terhenti di ambang pintu, matanya melihat keributan di depannya. Dia menghela nafas panjang melihat Althaf dipukuli menggunakan bantal oleh adiknya. Temannya itu senang sekali mengusili adiknya, maupun sebaliknya.

"Ekhem"

Dyandra berhenti memukul Althaf, mereka berdua kompak menoleh ke arah pintu. Dia melepas bantal yang dia pegang, sebelah tangan lagi yang sedang diinfus ditahan oleh Althaf.

"Abang ... dianya ngeselin," rengek Dyandra sambil menunjuk ke arah Althaf.

    Althaf melepas sebelah tangan gadis itu yang awalnya dipakai memukulinya menggunakan bantal.

"Jangan usil sama Adek gue, lagi sakit," tegur Arkie sambil melangkah masuk, kedua tangannya membawa kantung plastik berisi buah dan makanan. Dia letakkan di atas meja.

Althaf mendengus karena gadis itu merengek pada abangnya, "Mana ada orang sakit bisa mukulin orang lain."

Bugh.

Dyandra melemparkannya bantal ke wajah Althaf lagi. Althaf menghela nafas kasar, dia mendekati gadis itu dan langsung mencubit kedua pipinya.

"Bocah satu ini bener-bener," ujar Althaf, mencubit kedua pipi gadis itu menyalurkan kekesalannya.

"PIPI GUE SAKIT!" pekik Dyandra sambil mencoba melepas tangan Althaf dari pipinya. "Huaaa ... Abang tolongin."

"Althaf," tegur Arkie, dia berjalan mendekati dua manusia yang membuat keributan itu. Tangannya membantu melepaskan tangan Althaf dari pipi adiknya.

Althaf berjalan mundur dan memilih duduk di sofa, dia sudah puas melihat pipi gadis itu yang memerah karena dia cubit. Dia menyeringai membuat gadis itu melotot.

Arkie mengambil bantal yang jatuh ke lantai, dia menaruhnya di kursi sebelah brankar adiknya. Matanya menatap adiknya yang cemberut dengan kedua pipi memerah.

"Sakit," adu Dyandra.

Arkie mengelus pipi adiknya, "Pipi Adek gue sampe merah gini, Thaf."

"Adek lo tengil"

"Lo duluan yang cari gara-gara!" bela Dyandra yang tidak terima dirinya disalahkan.

Althaf melipatkan kedua tangannya di depan dada.

Mata Arkie terhenti melihat troli makan, "Kamu belum makan?"

"Be-"

"Udah gue suruh anaknya tetep ngeyel," sela Althaf yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari gadis itu.

"Kenapa engga mau makan?" tanya Arkie menoleh pada adiknya.

"Engga nafsu gara-gara liat mukanya si Atap," jawab Dyandra asal.

"Tuh tengil," sambung Althaf.

"Udah-udah," lerai Arkie. Dia menarik troli makanan. Tangannya membuka plastik yang membungkus makanan yang berada di atas nampan itu.

Arkie menarik kursi agar mendekati brankar lalu dia duduki, tangan kirinya memegangi mangkuk sedangkan tangan kanannya memegangi sendok.

"Makan dulu, udah ini makan buah," kata Arkie dengan pelan.

Dyandra menggelengkan kepalanya, "Engga mau."

"Kamu mau apa nanti Abang beliin, tapi makan dulu," bujuk Arkie dengan lembut.

"Apa aja?" tanya Dyandra.

"Apa dulu yang kamu minta, nanti Abang pikir lagi," balas Arkie sambil mengaduk bubur itu.

"Peliharaan lo banyak maunya," ujar Althaf yang memperhatikan interaksi kakak-beradik itu.

"Apa lo bilang?!" tanya Dyandra dengan ketus.

Dyandra [NEW VERSION] Where stories live. Discover now