33 ~ Menolong

43.9K 1.9K 123
                                    

    Dyandra sudah keluar dari rumah sakit, lebih cepat dari yang seharusnya. Dia terus memaksa kepada papanya agar dia segera pulang karena bosan di rumah Sakit. Dokter mengizinkan Dyandra pulang dengan alasan gadis itu membutuhkan istirahat 3 hari ke depan agar tubuhnya kembali sehat.

    Dyandra sedang berada di meja makan bersama abangnya, menunggu papanya turun dan sarapan bersama. Hari ini sekolah SMA Angkasa akan melaksanakan acara camping selama 3 hari ke depan di puncak.

"Abang engga usah ikut camping ke puncak aja deh," seru Arkie sambil melirik adiknya yang duduk di sebelahnya sedang minum susu.

"Loh, kenapa, Bang?" tanya Dyandra sambil menoleh. Dia meletakkan gelas kembali ke atas meja.

Arkie menghela nafas, dia tidak tenang meninggalkan adiknya di rumah sedangkan dia bersenang-senang ikut camping.

"Masa Abang ke puncak, sedangkan kamu di sini baru keluar dari rumah sakit"

"Engga apa-apa, Abang. Dy di rumah kan engga sendiri. Ada Bi Nuni sama Pak Sukir loh," balas Dyandra, dia sebenarnya juga ingin ikut tapi apa daya. Tapi dia juga tidak mau jadi alasan abangnya tidak ikut camping.

"Papa juga sekarang berangkat lagi, pulangnya nanti barengan pas pulang camping," jawab Arkie sambil menghela nafas, melirik ke arah tangga mencari sosok papanya yang belum keluar dari kamar.

Dyandra terkekeh melihat abangnya yang sangat mengkhawatirkannya itu, "Udah pokoknya Abang ikut aja sama yang lain ke puncak, Dy di rumah engga apa-apa kok. Abang juga bisa telepon Dy atau video call."

Arkie menghela nafas, dia benar-benar tidak tenang.

"Kalo nanti Abang telepon harus angkat, ya," Arkie menarik ikat rambut adiknya yang kendur, beberapa helai rambut tidak terikat. Dia mengikat ulang rambut adiknya.

"Iya, Abang. Perlengkapan ke puncak udah beres?" tanya Dyandra sambil sedikit menolehkan kepalanya berlawanan dengan abangnya agar abangnya mudah mengikat rambutnya.

Masih tersisa dua jam lagi sebelum abangnya berangkat karena sekarang masih pukul 7 pagi.

"Udah beres semua, tidur jangan malem-malem"

Dyandra mengangguk, rambutnya sudah terikat dengan baik.

"Kalo mau apa-apa minta ke Bi Nuni. Jangan pergi keluar sendiri"

"Kalo sekitar komplek, boleh? Misal mau jajan ke minimarket gitu"

"Minta tolong Pak Sukir beliin aja," jawab Arkie, dia menatap menu sarapan yang tersedia.

"Dy pengen jalan-jalan sore, Papa lama ya engga turun-turun"

"Boleh, asal .. jangan keluar dari komplek, lebih bagus ajak Bi Nuni temenin ke minimarket jangan sendiri," Arkie melirik ke arah tangga. "Kamu udah laper bukan, Dek?"

Gadis itu menyengir sambil menganggukkan kepalanya, "Iya, laper."

"Ya udah sarapan duluan aja, Papa juga engga akan marah," Arkie menarik piring roti yang sudah diberi slai coklat mendekati adiknya.

"Dy sarapan duluan ya, Abang," seru Dyandra, dia mulai mengambil roti dan melahapnya. "Abang sarapannya nunggu Papa?"

"Iya, kamu makan aja yang banyak," Arkie mengelus kepala adiknya.

Arkie mengambil kotak susu yang tak jauh darinya, dia tuangkan pada gelas adiknya yang sudah kosong.

   Sedangkan di kamar Tama, Tama sedang melihat berkas-berkas yang akan dia bawa hari ini ke Bali untuk acara bisnis di sana selama 3 hari. Sebenarnya dia tidak tenang meninggalkan putrinya di rumah, sedangkan Arkie akan pergi ke puncak. Tapi, dia juga tidak bisa mengizinkan Dyandra ikut ke puncak bersama Arkie karena baru keluar dari rumah sakit dan butuh istirahat.

Dyandra [NEW VERSION] Onde histórias criam vida. Descubra agora