34 ~ Comment

41.8K 1.9K 132
                                    

 "Pak Sukir, tolong buka gerbangnya," pinta Dyandra. Pak Sukir yang sedari tadi sudah menunggu langsung bergegas membuka gerbang.

Dyandra memasuki halaman rumahnya bersama Azwa. Azwa berdecak kagum karena rumah itu begitu asri dan banyak tumbuhan.

"Mereka siapa, Non?" tanya Pak Sukir bingung karena tiba-tiba Dyandra pulang dengan tiga orang yang tidak dia kenal.
  
"Ini Tante Azwa, tamu kita. Kalo mereka bodyguards yang dipekerjakan Papa," jelas Dyandra.

"Kami pamit permisi, Nona"

"Pak Jono sama Pak Toni mau kemana lagi?" tanya Dyandra menghentikan Jono dan Toni yang ingin pergi.

"Kami akan tetap menjaga Nona dari jauh, kami berjaga di depan rumah," jawab Toni, mereka mengawasi dari dalam mobil sedari pagi.

"Udah di sini aja engga apa-apa," suruh Dyandra.

"Baik, Nona"

"Pak Sukir, tuh ada temen buat main catur," seru Dyandra pada Pak Sukir sambil terkekeh. Dia sering melihat abangnya yang bermain catur dengan Pak Sukir.

"Ah, Non, masa orang lagi kerja saya ajak main catur," balas Pak Sukir.

"Ya engga apa-apa. Tawarin kopi Pak Jono sama Pak Toni nya ya Pak Sukir, sama minta cemilan aja ke Bi Nuni," jawab Dyandra sambil terkekeh. "Ayo kita masuk, Tante."

"Terima kasih, Nona"

Dyandra membalas tersenyum, dia kembali berjalan bersama Azwa.

"Mari, duduk di pos satpam," ajak Pak Sukir. Pria itu menutup gerbang.

"Baik," jawab Toni. Mereka berjalan memasuki pos satpam.

"Kita harus lapor, Ton," ujar Joni saat baru saja duduk di dalam pos satpam.

"Iya, saya akan lapor," balas Toni yang masih berdiri.

   Toni merogoh saku celananya dan mencari sebuah benda pipih yang sangat pintar itu, dia menelepon seseorang.

"Apakah ada yang terjadi?"

"Itu Pak, tadi Nona pergi ke minimarket, lalu pulangnya Nona tidak sengaja melihat seorang wanita ditarik-tarik oleh 2 laki-laki. Nona menolong wanita itu"

"Apakah putri saya terluka?"

"Tidak, Pak, kami yang mengambil alih saat terjadi perkelahian dan sekarang Nona membawa wanita itu ke rumah karena Nona tidak tega melihat wanita itu disekap oleh anak buah suaminya sendiri"

"Cari tau, itu anak buah siapa. Perketat jaga putri saya selama keluar dari rumah. Jika ada apa-apa, lapor saya lagi"

"Baik, Pak, saya mengerti"

"Bagus"

  Telepon tersebut dimatikan oleh Tama. Toni mengetikkan pesan pada temannya untuk mencari tau anak buah siapa yang tadi mereka temui.

   Azwa memasuki rumah Dyandra yang bisa dikatakan besar. Dia melihat isi rumah itu yang sepi, seperti tidak berpenghuni tapi rumahnya sangat rapi dan bersih.

"Dyandra tinggal sendiri?" tanya Azwa sambil menoleh pada Dyandra yang berjalan di sampingnya.

"Engga Tan, aku tinggal sama Papa sama Abang. Tapi mereka lagi engga ada di rumah 3 hari ke depan. Tapi di sini ada Bi Nuni sama Pak Sukir yang tadi Tante liat di pos satpam depan," jawab Dyandra.

"Owh, mereka kemana? Dan Ibu Dyandra?" tanya Azwa lagi semakin ingin mengetahui kehidupan gadis di depannya ini yang sangat baik.

"Kalo Papa lagi ke Bali ada urusan bisnis, kalo Abang lagi ikut camping acara sekolah. Seharusnya Dyandra ikut juga, Tan, tapi Dyandra baru keluar rumah sakit kemarin. Jadinya engga diizinin buat ikut acara itu. Kalo Bunda ... udah engga ada sekitar 4 bulan yang lalu," jawab Dyandra, ada nada kesedihan di kalimat terakhir yang dia ucapkan.

Dyandra [NEW VERSION] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang