38 ~ Sandwich

41.1K 1.8K 67
                                    

Kran air terbuka, dua tangan mengadah menampung air tersebut. Setelah tangan mulai penuh, air tersebut ditumpahkan ke wajahnya. Dyandra menatap dirinya di cermin, tetesan air jatuh ke wastafel dari wajahnya. Dia menepuk-meluk wajahnya yang mengantuk, gadis itu sedang berada di kamar mandi untuk mencuci muka.

"Minum kopi enak nih," gumam Dyandra pada dirinya sendiri. Dia izin ke kamar mandi saat jam pelajaran seorang diri.

Gadis itu melepas ikat rambutnya, beberapa helai bagian depan rambutnya basah. Dia menaruh ikat rambutnya di pergelangan tangan. Langkah kakinya memutar balik berjalan keluar dari kamar mandi perempuan. Gadis itu berjalan santai sambil bersenandung kecil.

"Astaga!" Dyandra terkejut setengah mati, bahkan jantungnya ikut terkejut. Dia memegangi dadanya.

Dia terkejut karena ada Althaf yang bersandar di depan kamar mandi. Dyandra tidak mendengar suara apapun dari tadi, dia kira hanya ada dirinya di kamar mandi. Ya, walau kamar mandinya bersebelahan dengan kamar mandi laki-laki.

"Setan," umpat Dyandra kesal karena jantungan melihat sosok Althaf tiba-tiba. "Bikin orang jantungan aja!"

Althaf tidak menanggapi.

"Ngapain sih di situ?! Lo jagain kamar mandi?!"

"Ck, berisik Bocah, lagi jam pelajaran," jawab Althaf sambil menegakkan badannya. Tadi saat keluar kamar mandi dia melihat gadis itu yang memasuki kamar mandi dengan sempoyongan.

"Ya lo ngapain di situ?!" tanya Dyandra yang kesal.

"Cuma mastiin lo engga ketiduran di kamar mandi," jawab Althaf asal.

"Gila aja," sarkas Dyandra. Dia kembali melangkahkan kakinya.

Althaf menghela nafas, "Hey, Bocah."

Dyandra menghentikan langkahnya, dia menoleh ke belakang sambil mendengus kesal, "Apaan lagi sih?! Jangan bikin gue emosi."

"Kenapa ngasih gue sarapan?"

Dyandra mengerutkan alisnya bingung, dia kasih sarapan?

"Sarapan? Gue ngasih lo sarapan?" tanya Dyandra bingung. Dia baru bertemu Althaf sekarang.

Althaf berdecak, "Kecil-kecil pikun. Tadi pagi Abang lo ngasih kotak bekal isinya sandwich. Gue tanya, katanya dari lo."

Gadis itu melotot, kenapa abangnya bilang dari dirinya? Itukan titipan dari tante Azwa. Kenapa namanya dibawa-bawa! Kenapa tidak bilang dari abangnya saja!

Ih Abangggggg! - batin Dyandra menggerutu. Dia juga tidak bisa mengelak dan mengatakan itu dari tante Azwa.

"Malah diem," lanjut Althaf, itu alasan kenapa menunggu gadis itu di depan kamar mandi. Dia penasaran kenapa sandwich itu, rasanya seperti buatan mamanya. Apa hanya kebetulan saja? Dan juga kenapa gadis itu memberikannya? Tumben sekali.

"I-Itu ... iseng aja ngasih lo sarapan, siapa tau iseng-iseng berhadiah haha. Tadinya mau ngasih nasi kucing tapi diomelin Abang," seru Dyandra sambil terkekeh hambar. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Althaf menatap gadis itu yang sengaja mengalihkan matanya ke arah lain.

"Jangan-jangan ...," Althaf menjeda ucapannya membuat gadis itu penasaran.

Dyandra [NEW VERSION] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang