-Delapan : Telfon Rindu-

2.1K 238 104
                                    

Aku tidak perlu menyimpan potretmudi dompet/ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku tidak perlu menyimpan potretmu
di dompet/ponsel. itu tidak menarik.
aku tinggal menutup mata,
lalu kutemukan kau
di sana. sederhanakan?
iya, seperti itulah rasaku.

____

Terhitung sudah lima menit yang lalu gadis itu melaksanakan tugasnya, Jungkook yang penasaran itu pun turun dari sofa dan beranjak ke arah depan untuk melihat gimana Arsyi menjalankan tugasnya.

"Ya Salam. Arsyi!" pekik Jungkook saat melihat Arsyi yang tengah sibuk nge pel itu. Jungkook menatap sekelilingnya, lantai yang terbuat dari kayu itu kini penuh dengan air seperti orang yang baru kebanjiran.

Iya, Arsyi nge pel tapi tidak memeras kain pel nya setelah mencelupkannya ke ember sabun dan langsung di elapkan ke lantai. Wow, keren sekali ini. Bahkan semut saja bisa terpeleset hingga geger otak dan tulang cacing pun bisa remuk meski nyatanya cacing tak mempunyai tulang karena lantai yang kelewat basah itu.

"Arsyi, lo ngapain aja sampe lantai gue jadi kuyup kayak gini huh?!" histeris Jungkook yang sudah ingin mengurung diri saja di goa agar tak menghadapi gadis ini.

Kesian, Jungkook frustasi.

Andai Arsyi melamar jadi pembantu, Jungkook yakin, belum seperempat detik bekerja, Arsyi langsung di pecat karena kerjanya yang buruknya kelewatan.

"Nge pel-lah, apalagi? Emang lo liat gue lagi gali kuburan?" sarkas Arsyi sambil terus memaju mundurkan pel-pelannya. Tak sadar ia akan kesalahan yang ia buat.

Jungkook geleng-geleng kepala sambil membuang nafas panjang sekaligus terberat dalam hidupnya.

"Lo bisa nge pel nggak sih?" tanyanya geram sembari berjalan ke sebelah Arsyi.

"Nggak bisa lah," jawab Arsyi anteng dan tak berdosa.

Jungkook meringis menatap Arsyi. Ya Allah, mohon ampuni dosa hamba di masa lampau. Batinnya merintih.

"Sini, biar gue contohin yang bener." Jungkook merampas pel itu dari tangan Arsyi dan berpindah ke tangannya.

"Lo perhatiin cara gue bener-bener," pesan Jungkook.

Kemudian Jungkook mencelupkan pel itu ke dalam ember, di angkat, lalu diperas kainnya setelah itu baru ia lap kan ke lantai dengan memaju mundurkan dengan telaten.

Arsyi dengan ogah-ogahan melihat cara yang diterapkan Jungkook barusan. Tiba-tiba sebuah ide muncul dari otaknya yang unyu itu.

"Sekarang ngerti nggak?" tanya Jungkook menatap Arsyi kesal.

S W E E T G U A R DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang