-44 : Di bawah Hujan-

1.8K 283 218
                                    

Rasanya saya uring2an nunggu senin, jari ini gk tahan pengen mencet tulisan 'publikasikan'  yaudah deh update sekarang aja, gk pp kan?

Yuk langsung aja baca

Yuk langsung aja baca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

___

Jiwanya berteman dengan sunyi. Raganya bersahabat dengan sepi.
Kehilangan orang yang di sayang meninggalkan kesedihan yang tak dapat di jelaskan bagi Arsyi.

Setiap pagi dirinya berziarah ke makam dua lelaki yang sangat berarti baginya; Ayah dan Papi, di temani matahari yang baru ingin terbit dan naik menuju puncaknya. Hal demikian tak pernah terlewat, justru ia rela mengabaikan sarapan pagi agar rasa rindunya yang selalu hadir ketika membuka mata lekas terbayar.

Hari ini tepat satu minggu yang lalu Arsyi mendapat kabar buruk itu.

Arsyi memandang lamat-lamat tempat yang berada di sekelilingnya yang kini tak lagi asing baginya; dataran tanah yang di tumbuhi rerumputan pendek yang terdapat batu nisan di atasnya. Salah satu makam itu masih terlihat segar.

Perlahan kakinya mengarah ke kedua makam bersebelahan yang berada di dekat pohon yang cukup besar sehingga dapat menaungi yang dibawahnya.

Namun, belum sampai berpijak ke tempat biasa ia berada untuk menyalurkan rindunya; antara makam Arkan dan Ardan, spontan langkahnya langsung berhenti dan tubuhnya bergeser mendekat ke pohon di sebelahnya agar seseorang yang tengah berada di sana tak menyadari kedatangannya.

Dadanya kembali nyeri dan sesak kala melihat Jungkook lah yang sepagi ini mengunjungi makam ayahnya. Arsyi mulai memaafkan orang-orang terdekatnya yang telah merahasiakan tentang ayahnya, namun entah kenapa Jungkook terkecualikan. Ia masih kecewa dengan Jungkook.

Meski tak ingin bertemu dengan Jungkook namun hatinya masih menginginkan tak ingin pergi dari sini, Arsyi memutuskan menunggu dibalik pohon sampai akhirnya Jungkook pergi dari sini.

Seusai mendoakan, Arsyi pikir Jungkook akan pergi, namun ternyata laki-laki itu masih bertahan disana sembari menatap nisan Arkan.

Awalnya Arsyi tak ingin mempedulikan apa yang Jungkook lakukan--atau katakan, namun kata-kata yang Jungkook lontarkan seoalah tengah berbicara dengan Arkan merebut perhatian Arsyi untuk mendengarkannya. Arsyi pun memilih bertahan di bawah pohon itu.

🌵🌵🌵

Jungkook menaburkan kelopak bunga pada makam Ardan dan Arkan, terlebih untuk Arkan.

Jungkook menatap lamat-lamat batu nisan hitam yang terukir nama Arkan yang begitu apik di sana.

Arkan adalah orang yang sangat baik, yang telah meringankan masalah orang tuanya saat ingin melahirkan Jungkook ke dunia, semuanya menjadi mudah berkat bantuan Arkan. Jungkook pun lahir dengan selamat.

S W E E T G U A R DWhere stories live. Discover now