-45 : Voice Note-

1.7K 283 214
                                    

Jika kau tak mengerti aku, mungkin bukan karena bahasaku yang tak kau mengerti--

--tapi telingamu yang sengaja kau buat tuli hingga kau tak bisa mendengarkanku lagi.

____

Selesai menelaahi materi yang akan di ajarkannya besok, Jungkook menyandarkan punggungnya ke headboard springbed sembari mengetik pesan untuk Arsyi.

Jungkook
Bisa kita ketemu di kafe biasa besok?
Gw mau lo dengerin semuanya nggak yg setengah² ky kemaren
Please, sebentar doang, habis itu lo boleh nggak nemuin gue lagi..

Lama menunggu balasan tak kunjung juga ia dapat, hingga setelah 20 menit ia mengirimkan pesan, baru Arsyi memberi tanda bahwa ia sudah membaca pesan Jungkook.

Jungkook reflek menegapkan punggungnya dan langsung mengetikkan balasan.

Gue harap lo dateng.
Jam 5 sore ya..

Sungguh, Jungkook senang walau Arsyi hanya membaca pesannya saja.

🌵🌵🌵


Arsyi melirik jam dinding yang menggantung di atas meja rias. Waktu menunjukkan pukul setengah enam sore. Dan dia baru terbangun dari tidur siangnya. Hari ini dia kuliah dengan satu sks saja, jadi pukul setengah tiga tadi dia sudah tiba di rumah.

Arsyi bangkit duduk dan menatap pantulan dirinya dari cermin meja rias. Wajahnya terlihat begitu kusam, minyak yang keluar dari pori-porinya benar-benar tak bisa di toleransi. Kapan Arsyi terakhir maskeran? Sepertinya sudah hampir dua minggu yang lalu.

Eh, tunggu.

Tiba-tiba jantungnya seakan berhenti berdetak.

Maskeran?

Arsyi tesenyum miris.

Kenapa hanya mendengar kata sepele itu ia teringat Jungkook?

Terlalu banyak yang mereka lalui sehingga apapun yang di lakukan Arsyi selalu ada Jungkook yang bersamanya. Contohnya seperti ini; maskeran.

Beberapa minggu yang lalu mereka sangat seru, saling bergantian mengoleskan masker wajah.  ya walaupun Jungkook mengoleskan masker secara acak ke wajahnya.

Hhh--keadaan memang tidak bisa di tebak. Dulu masih asyik bercandaan sekarang sudah merenggang.

Jika bicara tentang Jungkook lagi, Arsyi teringat pesan Jungkook tadi malam.

Apa kalian mengira Arsyi akan datang?

Maaf. Arsyi tidak ingin datang ke kafe dimana Jungkook sudah menunggunya di sana. Saat ini hatinya benar-benar enggan berhubungan dengan apapun yang melibatkan Jungkook.

Tak sengaja Arsyi memandang ponselnya yang terdampar di samping bantal.

Ayolah, kenapa melihat benda pipih itu saja membuat hati Arsyi bergetar. Dan lagi-lagi mengingatkannya dengan Jungkook.

Smartphone itu memang menyimpan banyak cerita di dalamnya.

Perlu waktu seminggu agar Arsyi mendapatkan ponsel itu dengan dirinya yang mengerjakan pekerjaan rumah sesuai apa yang di syaratkan Jungkook. Dan membelinya pun dengan laki-laki itu.

Tiba-tiba seakan pikiran dan ponselnya berjodoh, benda pipih itu berdering dengan id sang pemanggil Bapak Jeka Yth..

Arsyi hanya membiarkannya dan tak ingin menjawabnya.

Sampai pada dering ke 5 ponsel itu berhenti mengeluarkan suara Arsyi pun beranjak keluar dari kamar untuk mengisi perutnya--

--dengan tetap mengabaikan panggilan itu.

S W E E T G U A R DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang