S W E E T G U A R D

-38 : Wisuda-



Tentang hari ini tidak akan pernah hilang dari memori. Hari dimana aku mendapat gelar sarjana lalu ada kamu yang ikut menyaksikan momen bersejarah ini. Duduk di kursi, dengan senyummu yang ingin ku bawa lari.

____

Bunda, Bang Hoseok, Dan Arsyi tengah berada di suatu tempat yang begitu luas yang telah di dekor begitu apik. Beberapa lampu mewah yang menggantung di plafon dengan sinar ke emasan itu menambah kesan begitu elegan di acara wisuda Universitas A tahun 2020 ini.

Dewan dosen, Dekan, sampai Rektor sudah duduk dengan wibawanya di depan panggung sana menghadap para anak didik mereka.

Sementara di pertengahan ruangan berjejer kursi-kursi para mahasiswa yang sebentar lagi akan mendapatkan gelar kebanggaan mereka.

Lalu di barisan belakang berjejer rapih para keluarga yang menghadiri dan ingin menyaksikan momen berharga ini.

Arsyi asyik mengemil makanan bermicin sembari menunggu acara di mulai.

Dirinya bagai mawar merah yang baru di petik. Segar dan amat menarik. Tidak hanya itu, pakaian yang di kenakan Arsyi saat ini membuat dirinya nampak ayu seperti gadis yang begitu anggun perangainya. Pesonanya semakin meningkat. Beberapa mata yang menangkapnya hari ini terpikat sembari memuja dalam hati. Riasan yang ia kenakan kalem dan lembut, namun tak kalah bersinarnya dari para kakak tingkat yang akan berwisuda hari ini.

Auranya terus memancar karena sedari tadi ranum merah muda itu tak pernah surut untuk melengkung. Selalu diriingi dengan banjir senyuman.

Arsyi senang bisa menghadiri acara penting ini bagi Jungkook. Rasa senang itu dari mana? Maka Arsyi juga tidak tahu. Selain itu, dia bisa melihat langsung sambil membayangkan dirinya yang akan berada di kursi-kursi mahasiswa itu. Walau itu 2 tahun lagi, doakan Arsyi agar bisa menyelesaikan kuliahnya tepat waktu. Dan entah dari mana, terlintas begitu saja di pikiran Arsyi jika satu tahun berikutnya Jungkook yang akan duduk disini, menyaksikan moment dimana dirinya akan mendapatkan gelar sarjana di depan sana.

"Dek, udahan ngemilnya, itu acara udah mau mulai." Hoseok yang berada di sebelah kanan Arsyi menegur gadis itu agar berhenti mengemil. Ngomong-ngomong, selain ke Jungkook, Hoseok juga memanggil Arsyi dengan sebutan adek, karena dia merasa kedua manusia itu sama-sama bocah di matanya. Ya walau sebenarnya Jungkook lebih dewasa dari Arsyi.

"Bentar Bang, dikit lagi. Ini masih ada bubuk micinnya," sahut Arsyi sambil mengambil bubuk micin yang menumpuk di ujung bingkisan tersebut.

"Lo tuh makan micin mulu entar tambah bege, mau?" gemas Hoseok yang ingin merebut cemilan yang di pegang Arsyi untuk ia buang.

Arsyi segera menjauhkan tangannya ke sembarang arah membuat orang yang duduk di sampingnya nyaris tertonjok, untuk menyelamatkan micin berharganya agar tak di buang oleh Hoseok.

"Jangan di buang ih!" Arsyi menyentil lengan Hoseok membuat Hoseok sedikit kaget dan memincingkan matanya tajam. "Denger ya, micin itu sumber kekuatan gue. Kalo nggak makan micin, gue bisa loyo." alasan Arsyi sungguh sesat yang jauh.

"Tapi nggak sehat--"

"Syuuttt.. Acaranya udah mulai, kalian jangan berisik," tegur Bunda sambil kipas-kipas pakai kipas hadiah souvenir kondangan sembari meninggikan lehernya agar bisa melihat dan mendengar kata sambutan dari MC.

Begitu sang MC selesai memberikan kata sambutan, kini saatnya acara inti yang sangat di nanti-nantikan mereka yang telah berjuang beberapa tahun pun telah di mulai.

"Ya Allah Gustiii maneh kasep pisan si adek ya, a!" itu Bunda berseru dengan logat sundanya--kebiasaan dia jika sedang senang maka akan menggunakan bahasa sunda. Bunda tersenyum bangga sambil menepuk-nepuk paha Hoseok nggak nyelow dengan atensinya yang tak pernah luput untuk memperhatikan si bungsu yang tengah berdiri bersama 20 orang lainnya di depan sana. Kenapa Jungkook maju duluan bersama 20 orang itu? Karena Jungkook salah satu lulusan terbaik tahun ini dengan nilai IPK yang terpuji. Waw. Bahkan Jungkook dan 20 temannya yang lain mendapat gelar cumlaude [1]. Dobel Waw.