-39 : Makan malam dan Rahasia-

1.9K 278 238
                                    

"Syaza?"

"Bang Yoongi apa kabar?" tanya Arsyi.

Jungkook melirik-lirik mereka berdua dengan raut masih bingung.

"Alhamdulillah, baik. Kamu disini ya ternyata?"

Kamu? Kenapa ngomongnya kaya gitu? Batin Jungkook

Jungkook mulai lirik-lirik tidak suka pada Yoongi.

Dan jangan lupakan, hatinya mendadak bergemuruh tidak jelas.

Arsyi terkekeh. "Hehe, iya Bang."

"Lho, kalian sudah saling kenal?" Seokjin mewakilkan pemikiran yang bersarang di tempurung Jungkook sejak tadi.

"Ngobrolnya nanti aja ya, ini cacing di perut gue sudah mengamuk-ngamuk manjha," celetuk Jimin sambil mengusap perutnya.

Yang di tegur pun tidak lagi melanjutkan obrolan.

"Yasudah, karena semuanya sudah lengkap, ayo kita mulai acaranya," Bunda menyela, kemudian menatap Seokjin, "Bang, kamu yang mimpin doa ya," titahnya dengan tangan yang sudah siap terarah menghadap langit.

Terpaksa Jungkook mengurung rasa penasarannya dulu dan ikut mengaminkan doa yang di baca Seokjin.

Dengan Bismillah, mereka pun menyantap makanan dengan khidmat, khusyu, dan lahap.

Semuanya merasakan kelezatan tak terkira saat masakan bunda menguasai lidah mereka.

"Kenapa lur?" tanya Jimin kala melihat Taehyung melap sudut matanya yang berair.

"Terharu. Gue keingat emak gue, nted." omongan Taehyung mengundang semua orang menatapnya dengan iba.

"Yang sabar, emak lo bae-bae aja kok di kampung." Jungkook mengusap-ngusap punggung Taehyung guna menenangkan.

"Coba kirim salam dulu sama emak lo, siapa tau dia lagi nonton tv," suruh Jimin sambil merentangkan tangan seolah ada kamera di depannya padahal disana ada Hoseok yang lagi nyabutin duri ikan Nila.

Taehyung mengusap mata dan pipinya sembari merutuk, "Bangke lo. Emang ini lagi di acara tv! Lagian rumah emak gue kan di perempatan sini doang, bukan di kampung!" Taehyung menonyor pipi Jimin dan Jungkook bergantian. Kesal.

"Lah iyaya, kebawa suasana gue. Lagian kan lo emang serumah sama emak lo, ngapain harus terharu ke ingat dia?" tanya Jungkook sembari mengusap pelan pipinya yang habis di toyor.

Semua menatap Taehyung dengan penasaran, menunggu cowo berhidung mancung itu mengungkapkan alasannya.

"Gue terharu, opor ayam yang bunda bikin seenak ini. Kenapa setiap emak gue bikin opor ayam rasanya kaya ada balsem gitu, hiks...," jelas Taehyung meringis dramatis.

Serempak mereka semua mendengus kesal. Mereka sepakat setelah makan malam ini akan mengunci Taehyung di lubang cacing.

"Kayanya bukan cuma opor ayam deh yang rasanya kaya balsem, hampir semua masakan emak lo kaya gitu," timpal Jimin yang memang sering numpang makan di rumah Taehyung.

Taehyung mengangguk. "Gue baru inget Jim," ia mengacungkan satu jarinya, "Emak gue kan tukang pijet, pantesan kalo gitu masakan dia agak aneh. Kalo gak rasa balsem, ya rasa minyak GPU yahuut~"

"Hey tidak boleh menyebut produk disini." Hoseok menegur.

"Sudah sudah, kalian ini malah ngomongin orang tua. Nggak boleh, bunda nggak suka," Tegur bunda.

Mereka yang mengoceh sejak tadi pun terdiam, tertunduk.

Bunda mengatensikan maniknya kepada Taehyung. "Taehyung, jangan gitu lagi ya nak, masih untung di masakin ibu kamu, itu artinya dia masih perhatian sama kamu di sela-sela usahanya untuk membantu ayah kamu dalam menghidupi keluarga. Coba kalo dia keasyian kerja dan enggak lagi mikirin kamu mau makan apa tiap hari, mau kaya gitu? Mau kamu nggak di urus dia lagi?" meskipun menasehati dengan kelembutan namun tak di elak ada nada ketegasan yang juga terselip di sana.

S W E E T G U A R Dजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें