Part 15 : Memastikan

1.4K 110 0
                                    

"Cinta tidak melihat warna hitam atau putih yang kau berikan. Tapi cinta memberi warna yang indah, yang terlihat dari mata dan hati yang kau tunjukkan padanya"

-Agnes Davonar-

Happy reading

Reynand membawa Ara ke rumahnya. Kali ini adalah kali kedua Ara berkunjung ke rumah Reynand. Entah mengapa baik Ara maupun Reynand belum menyadari makna kedekatan mereka selama ini. Mereka merasa, bahwa setiap pertemuan mereka adalah suatu kebetulan. Tidak ada hal lebih di dalamnya.

"MA! MAMA DIMANA?" Teriak Reynand ketika memasuki rumahnya. Biasanya mama kesayangan Reynand itu berada di sofa ruang keluarga ketika Reynand pulang, tapi kali ini tidak ada.

"Kamu ya! Pulang ke rumah bukannya ngucapin salam malah teriak teriak. Mama ga budek ya, Rey! " Ucap mama Reynand dari arah dapur.

Reynand menyengir, "Hehe Assalamualaikum Ma. Biasanya kan mama disini, kaya aneh aja gitu mama dari dapur"

"Eh ada Avara. Apa kabar Ra?" Tanya mama Reynand ketika Ara menyaliminya.

"Alhamdulillah baik ma. Mama sendiri apa kabarnya? " Tanya Ara seraya duduk di sofa.

"Alhamdulillah mama juga baik. Kalian kesini mau belajar fisika lagi? " Ucap Mama Reynand.

Ara menoleh pada Reynand, Lalu Reynand mengangguk, "Iya ma. Ara minta izin buat belajar bareng Reynand lagi, boleh? "

Mama Reynand terkekeh, "Boleh dong, Ra. Kamu ini kaya ke siapa aja pake izin izinan segala. Mama malah seneng kalau kamu kesini, ada temen ngobrol jadinya,"

"Ma, aku ganti baju dulu," Pamit Reynand tiba tiba, lalu pergi menuju kamarnya.

Setelah Reynand pergi ke kamarnya. Kini pandangan Mama Reynand tertuju pada gadis didepannya, siapa lagi jika bukan Ara.

"Tante mau berterima kasih sama kamu, Ra, " Ucap Mama Reynand seraya tersenyum.

Ara mengerutkan keningnya bingung, "Terima kasih buat apa ya ma?"

Mama Reynand mendekat, lalu mengelus punggung tangan Ara, "Karena kamu..."

"Perempuan pertama yang Reynand bawa ke rumah ini setelah tiga tahun terakhir. Dan hal itu membuat tante lega, kalau Reynand mulai bisa menerima kenyataan pahit di masa lalunya," Lanjutnya sambil tersenyum.

Ara ikut tersenyum, "Mama ga perlu berterima kasih, Ara juga seneng kalau Reynand mulai terbuka sama perempuan lain. Dan Ara yakin, perlahan lahan Reynand akan membuka hatinya lagu untuk perempuan pilihannya, " Jawab Ara  membalas usapan lembut ditangannya.

"Dan mama pingin, pilihan Reynand itu jatuh pada kamu, Ra, "

Seketika, ucapan mama Reynand membuat Ara menegang.

Hampir tiga jam empat puluh menit, Reynand mengajari Ara tanpa jeda. Kendati cukup melelahkan bagi Ara, tapi Ara cukup paham karena Reynand dengan sabar mengajarinya. Bahkan sampai mengulang sebanyak tiga kalipun Reynand tidak masalah.

Reynand yang tersadar bahwa gadis disampingnya tidak bersuara pun menoleh untuk memastikan. Dan ternyata benar, Ara sedang tertidur dengan kedua tangan yang dilipat lalu kepalanya ia taruh diatas lipatan tangannya.

Seulas senyum terbit diwajah tampan seorang Reynand ketika mengamati wajah polos Ara yang sedang tertidur. Reynand mendekat untuk menyisihkan anak rambut yang menutupi wajah Ara. Tanpa sadar, Reynand kini malah mengusap rambut Ara dengan lembut.

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Where stories live. Discover now