Part 25 : Kembalinya

1.2K 78 4
                                    

"Aku jatuh cinta pada seseorang yang tiap malamnya aku mimpikan. Walaupun aku tahu, bukan aku impiannya"

Happy reading

Ratusan manusia memenuhi ballroom  hotel yang dijadikan tempat final olimpiade fisika tingkat SMA se-Indonesia. Dan setelah melewati beberapa tahap eliminasi, Reynand sebagai perwakilan SMA Angkasa Megantara menyakinkan diri berdiri di depan podium sebagai salah satu finalis yang masuk ke babak grand final.

Banyak tatapan memuja yang secara terang terangan ditujukan kepada Reynand. Namun Reynand tetaplah Reynand. Ia akan memasang wajah dinginnya kepada orang lain. Berbeda jika kepada orang terdekatnya.

Dan setelah melewati babak final yang cukup melelahkan. Reynand keluar sebagai juara 2. Bukan suatu hal yang mudah untuk mencapai posisi ini. Ia harus menyisihkan puluhan perwakilan hebat dari berbagai daerah. Dan ia bangga akan pencapaian yang ia raih.

"Sekolah pasti bakal rindu murid sepintar kamu Rey!" Bapak pembimbing Reynand menghampiri Reynand seraya tersenyum. Tak lupa ia juga menepuk pundak Reynand tanda bangganya.

Tentu saja sekolahnya akan kehilangan murid sehebat Reynand, sosok ketua OSIS yang terkenal akan kedisiplinannya, ketua basket yang terkenal akan kehebatannya dan sebagai seorang murid pintar yang menjadi kebanggaan sekolahnya.

"Pasti bakal banyak penerus baru yang jauh lebih baik daripada saya pak, " Reynand tersenyum menanggapi.

"Ya tetep aja beda. Udah yuk kembali ke hotel. Besok kamu boleh keliling Bali sepuasnya sebagai dp hadiah buat kamu," Reynand tertawa renyah mendengarnya. Baru dp saja sudah bisa keliling Bali sepuasnya, lalu apa hadiah yang akan ia dapat dari pihak sekolah? Entahlah ia tidak terlalu memikirkan itu.

Semilir angin berhembus mulus menerpa wajah tampan seorang Reynand. Kini dirinya sedang berada di sudut cafe ternama di Bali. Ia melihat ke luar jendela, pemandangan kota Bali dari malam hari sungguh menakjubkan. Andai bisa lebih lama, ia ingin menyusuri setiap detail di kota ini. Namun sayang, waktunya hanya tersisa esok, dan lusa ia akan kembali ke kota kelahirannya.

Hot coffee menemani kesendirian Reynand disini. Tiba tiba ia teringat akan seorang gadis yang ia lihat tempo hari. Setelah berhari hari lupa akan kejadian itu, kini ia teringat kembali. Hati kecilnya ingin sekali memastikan, namun raganya seaakan ragu untuk melakukan.

Hubungannya dengan Ara tetap berjalan baik, setelah malam dimana ia lupa mengabari Ara. Keesokan harinya Reynand langsung mengabari gadis cantiknya itu, dan syukurlah ia dapat memahami. Namun lagi lagi, pikirannya teralihkan dengan siluet gadis yang ia lihat kala itu.

Setelah menyeruput habis minuman di gelasnya, ia langsung pergi dari cafe itu.

Reynand mengedarkan pandangannya ke penjuru tempat. Ia berdiri tepat dimana ia melihat gadis itu. Berharap sosok itu akan ia temui lagi, mungkin.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pepatah itulah yang cocok menggambarkan keadaan Reynand saat ini. Bagaimana tidak? Sosok yang ia cari saat ini benar benar nyata di hadapannya. Tak ingin membuang waktu lagi, Reynand langsung mengejar sosok itu.

"Alesha!" Reynand menahan tangan gadis dengan bergetar. Tak menyangka, bahwa ia akan diberi kesempatan lagi untuk bertemu lagi dengannya. Dan benar saja, ketika gadis itu menoleh sosok yang ia harapakan itupun nyata.

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Where stories live. Discover now