Part 17 : Kado

1.3K 106 0
                                    

"Percayalah rasa gengsi hanya akan membuat sesuatu yang sederhana menjadi jauh lebih rumit, maka hindarilah"

-Anonim-

Happy reading

Hari ini adalah hari kelahiran Ara. Tepat pada hari ini ia berusia 17 tahun. Tak banyak yang berbeda di hari spesialnya, namun ia tetap menikmatinya.

Ara menopang wajahnya dengan kedua tangannya. Kelas yang biasanya ramai kini sangat sunyi karena ia datang terlalu pagi. Ia tak ingin terlambat lagi seperti kemarin, itu sebabnya Ara datang lebih pagi.

"Pada kemana sih orang orang, Kezia sama Navisha juga mana sih kok belum dateng.  Padahal mereka yang nyuruh gue buat ga telat dateng, ini malah mereka yang ngaret," Gerutu Ara sebal.

Beberapa menit kemudian, satu per satu murid mulai berdatangan. Ara hanya bisa mengamati wajah ceria mereka. Berbanding terbalik dengan dirinya saat ini, bahkan dihari spesialnya ini.

Dor!

"Ayam makan ayam, ihh Ke lo mah ngagetin gue! " Ucap Navisha mengelus dadanya. Padahal Ara tahu, niat Kezia adalah mengagetkannya, tapi malah teman 'anehnya' ini yang kena getahnya.

"Kok lo yang kaget sih Na. Gue kan mau ngagetin Ara. Gaasik lo mah! "

Kezia cemberut, lalu duduk di bangku belakang Ara.

"Sorry Ke. Gue kan latah, pake ngagetin deket gue lagi. Jangan marah dong, "

Ara memperhatikan kedua sahabatnya ini.

"Udahlah Ke. Lo tau sendiri kan sikap Navisha kayak gimana, "

Kezia masih mencebikan bibirnya.

"Tapi kan tetep aja Ra. Gue mau ngejutin lo, malah dia yang kaget. Ga seru tau! "

Navisha yang menjadi topik hanya memperhatikan.

"Yaudah lah mau gimana lagi kan--"

Dor! Dor!

Suara letupan dari arah yang tak terduga, membuat Ara benar benar terjekut bukan main. Dan ketika Ara berbalik, ternyata teman teman sekelasnya sedang berdiri di depan serta membawa sebuah poster bertuliskan, "HAPPY SWEET SEVENTEENTH AVARA" Ucap teman sekelas Ara serempak.

Ara benar benar speechless. Tenyata, teman teman barunya ini sangat baik hati padanya.

"Hei! Jangan nangis dong, Ra, " Ucap Kezia merangkul bahu Ara.

Ara terkekeh, "Gue ga nangis kok. Terharu aja, "

"Happy birthday ya Ra. Wish You All The Best. Semoga makin betah di kelas kita ini," Ucap Rifky--ketua kelas seraya memberikan kue tart pada Ara.

Ara tersenyum haru, "Thanks ya kalian. Bener bener ga nyangka gue, kalian bakalan inget sama ultah gue, "

"Gue bakal selalu inget kok Ra, "

"Pasti inget dong. Kan lo calon istri gue, "

"Masa ga inget sih sama ultah bebep sendiri, "

"Always inget ultah lo Ra, "

Dan masih banyak lagi celetukan dari teman sekelas Ara.

"Ditiup dong lilinnya. Kasian tuh kepanasan, " Ara menatap kue tart yang ada di depannya. Dan benar saja, lilin bertancapkan angka 1 dan 7 itu hampir leleh setengahnya.

Ara mengangguk. Lalu meniup lilin itu.

"Yeayy!!!" Teriakan kegembiraan dari teman sekelas Ara, membuat Ara terharu.

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang