Part 41 : Kenyataan

1.8K 92 0
                                    

"Sebaik baiknya aku dalam menghadapi sikapmu. Aku pernah menangis dalam kesendirian, dan berfikir bahwa aku tak sanggup lagi berjuang sendirian"

Jangan lupa klik bintang

Happy reading

Reynand menatap pergerakan Ara di depannya. Kekasihnya ini sedang sibuk menggulung lengan bajunya, entah apa tujuannya Reynand masih tak mengerti.

"Kamu inget ga sama bekas luka ini? " Reynand melihat bekas luka yang ditunjukan oleh Ara.

"Bekas luka itu--" Lirih Reynand tak percaya.

"Bekas luka waktu kita pertama kali main dulu," Kekeh Ara. Sementara Reynand masih menatap bekas luka itu.

"Dan entah kenapa, bekas luka ini membentuk huruf 'R'. Seolah takdir menegaskan bahwa Alesha cuma untuk Reynand seorang,"

Deg

Reynand menatap mata Ara. Tatapan yang menyiratkan kerinduan mendalam, padahal secara tidak langsung. Kerinduan itu telah terobati karena orang yang menjadi penyebab sudah ada didekapan.

"Aku percaya kamu Alesha, Ra,"

Ara tersenyum mendengarnya. Sedangkan Aletha mengeluarkan sesuatu dari tas selempangnya.

"Pasangin gih! " Ara menoleh ke belakang, tatapannya terpaku pada gelang di tangan kaka nya itu.

"Gelang itu--" Ara masih menatap gelang yang kini sudah berpindah tangan pada Reynand.

"Kamu pasti inget gelang ini kan?" Ara reflek mengangguk.

"Gelang yang dulu kamu kasih sebagai tanda jadian kita kan? "

Reynand mengangguk.

"Dan sekarang, gelang ini kembali ke pemilik aslinya,"

Reynand meraih tangan Ara, lalu memasangkan gelang tersebut.

"Tapi gimana bisa gelang ini ada di kaka? " Tanya Ara tak mengerti.

"Mama yang nyuruh aku buat jaga gelang itu. Karena sewaktu pertama kali kamu bangun dari koma, alam bawah sadar kamu langsung mengelus gelang itu kata mama. Itu artinya, gelang itu berharga banget buat kamu,"

Ara mengangguk setuju. Walaupun hanya gelang sederhana yang bisa didapatkan dimana saja, namun gelang ini sangat berarti karena diberikan dari sang kekasih.

"Bekas luka itu, kenapa aku ga pernah liat Ra? " Ara menoleh pada Reynand yang masih memperhatikan bekas luka di bawah siku tangannya.

"Aku selalu nyembunyiin bekas luka ini pake foundation Rey. Biar kamu ga liat gitu," Reynand menggeleng tak percaya. Jadi selama ini ia telah dibohongi habis habisan oleh kekasihnya ini.

"Bener bener niat ya kamu," Kekeh Aletha.

Ara tertawa atas niatnya selama ini.

"Kaka adik ini bener bener kompak buat mengelabuin aku ya," Gumam Reynand.

"Emang kaka ngapain kamu? " Tanya Ara heran.

Reynand mendekat.

"Inget ga waktu itu aku pernah olimpiade di Bali? "

Ara mengangguk. Sementara Aletha berusaha menahan tawanya.

"Waktu pertama aku liat kaka kamu, aku ngira itu Alesha, Ra. Secara muka kalian itu bener bener mirip, dan semua orang pasti nyangka hal yang sama kaya aku,"

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Where stories live. Discover now