Part 21 : Absurd

1.2K 86 2
                                    

"Andaikan cinta itu dapat terlihat, mungkin kamu akan kebingungan melihatnya. Karena seluruhnya hanya bertuliskan nama kamu"

-Anonim-

Happy reading

"Ayo Rey!" Ucap Ara menarik tangan Reynand untuk memasuki tempat didepan mereka.

Reynand yang masih kebingungan, hanya mampu memasang wajah datarnya. Sedangkan Ara, ia tersenyum lebar karena setelah sekian lama tidak mendatangi tempat ini.

"Pa, pesen ayam bakarnya satu ya, eh! kamu mau pesen apa Rey? " Tanya Ara pada Reynand yang masih memperhatikan sekeliling.

"Samain aja sama kamu, Ra,"

Ara mengangguk, "Ayam bakarnya tambah satu lagi ya pa, " Ucap Ara pada Bapa penjual ayam bakar.

"Siap neng!" Ucap bapa itu.

Ara menarik tangan Reynand dan membawanya menuju salah satu meja yang kosong.

Ara bisa menangkap raut wajah kebingungan di wajah Reynand memang apa yang salah dengan tempat ini?

"Hei! Gausah bingung juga kali, ini bukan tempat yang aneh aneh loh," Ucap Ara memberikan pengertian.

"Ya emang sih bukan tempat yang aneh, tapi tadi kamu bilangnya tadi mau ke Mall," Ucap Reynand kebingungan.

Ara terkekeh, "Emangnya kenapa kalau kita kesini? Kamu gasuka ya sama tempatnya?"

"Bukan gitu, maksudnya aneh aja gitu," Ucap Reynand dengan nada bingung, dia bingung harus berbicara seperti apa.

"Aneh gimana lagi sih, Rey? " Tanya Ara gregetan.

"Pas kamu bilang kamu mau ke Mall, Bioskop, Salon, aku udah ga aneh sih cewe cewe bakalan pingin kesana. Tapi sekarang apa? Kamu malah bawa aku ke warung ayam bakar ini, " Ucap Reynand menjelaskan.

Ara terkekeh, "Tapi aku ga sama kaya cewe cewe lain, Rey,"

Reynand tersenyum, "Iya kamu beda sama cewe lain Ra. Dan aku ga salah pilih pacar kaya kamu," Ucap Reynand seraya menyampingkan anak rambut yang menutupi telinga Ara.

"Neng ini ayam bakarnya," Ucap Bapa tadi menyimpan dua piring ayam bakar pesanan Ara.

"Makasih pa," Ucap Reynand dan Ara bersamaan, mereka pun sontak saling bertatap dan kemudian tertawa.

"Bwahaha!" Tawa mereka pecah bersamaan.

Bapa itu tersenyum, "Aduh! Neng sama Aa bisa kompakan gitu ngomongnya, ketawanya juga mirip lagi, jangan jangan jodoh lagi," Ucap Bapa tadi secara tiba tiba.

"Doain pa, " Ucap Reynand terang polos.

Ara menyenggol lengan Reynand, "Kamu ini," Bisik Ara.

"Dalam hati kamu ngaminin juga kan? Ngaku aja deh," Goda Reynand membuat Ara tersipu.

"Tau ah!" Ara salah tingkah.

Reynand dan Ara mulai memakan ayam bakar tersebut dengan serius. Terutama Reynand, sepertinya ia baru merasakannya makanan seenak ini.

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Where stories live. Discover now