Part 33 : Balikan

1.5K 79 0
                                    

"Permasalahan itu dihadapi. Bukan dihindari"

Happy reading

Dua remaja yang duduk saling berhadapan masih betah berlama lama bersitatap. Maklum saja, keduanya baru saja berbaikan setelah hampir satu pekan berpisah, nyatanya bukan takdir yang memberi jarak, namun salah satu diantaranya yang membuat jarak itu sendiri.

"Tolong kamu jelasin, satu minggu ini kamu kemana aja!" Ara berucap serius. Setelah sebelumnya ia baper karena perlakuan manis Reynand yang tiba tiba.

"Ga kemana kemana, Ra, " Ara memutar bola matanya, susah memang jika berbicara dengan orang yang 'pernah' mempunyai sifat dingin.

"Ya maksudnya kamu diem dimana aja. Selama ini aku cari kamu dan selama itu juga aku ga nemuin kamu," Adu Ara dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kalau istirahat aku di Ruang OSIS,"

Jderrr!

Apa katanya? Ruang OSIS? Ruangan yang selalu ia lewati sebelum ke kelas Reynand, bahkan berkali kali ia lewati dalam setiap harinya.

"Kenapa ga bilang sama aku sih? Aku bahkan nyaris nyerah setiap harinya tau," Reynand tertawa melihat kekasihnya ini mengadu, lucu sekali rasanya.

"Ya kamu ga nanya," Ara membelakakan matanya mendengar ucapan cuek Reynand.

"Gimana caranya aku mau nanya kalau hp kamu aja mati Rey. Di sekolah? Ketemu kamu aja susah banget Reynand," Geram Ara dengan puas, sangat puas atas kesengsaraannya minggu ini.

Reynand meraih tangan Ara. Kekasihnya ini mulai ngambek mode on ternyata.

"Pacarnya siapa sih kalau ngambek lucu banget," Reynand mencoba membujuk Ara yang masih mencebikan bibirnya.

"Gatau!" Reynand tertawa mendengarnya.

"Ohh jadi ini yang pacarnya gatau," Ara memutar bola matanya. Walaupun ia masih kesal terhadap Reynand, namun tak sedikit pun ada niatan untuk melepas tautan tangan mereka. Hangat dan nyaman.

"Ayo jelasin se-detail detailnya!" Titah Ara kesal.

"Dengerin baik baik ya pacarnya gatau--"
Reynand lagi lagi tertawa mengucapkan kata terakhir.

"Pertama, Hp aku rusak karena aku banting. Kedua, aku diem di Ruang OSIS karena aku nyaman di ruangan itu," Ara melepas tautan tangan mereka.

"Bentar bentar, hp rusak karena kamu banting? Kenapa dibanting hp nya? " Ara tak mengerti akan ucapan Reynand yang ini.

"Karena kamu,"

"Kok aku? " Ucap Ara tak terima. Memegangnya saja belum pernah, bagaimana bisa rusak karenanya coba?

"Karena liat kamu boncengan sama anak futsal itu," Ara mengerutkan keningnya berpikir. Bagaimana bisa Reynand tau hal itu?

"Kamu tau dari siapa? "

Reynand mengedikan bahunya.

"Banyak temen kamu yang bikin snapgram," Ara menghembuskan nafasnya kasar. Jadi ini biang masalahnya, pantas saja Reynand semarah ini.

"Dan segampang itu kamu percaya? Sebelum tau kebenarannya? " Ara menggelengkan kepalanya heran.

"Ya namanya juga kalut, mau mikir juga gaada gunanya," Reynand membela diri.

Ara menatap serius pada Reynand.

"Jadi gini ya pacarku tersayang," Ucap Ara gemas sedangkan Reynand tersenyum tipis.

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang