EPILOG

2.9K 95 1
                                    

"Belajar lah dari cinta. Keberadaanya tak mampu terlihat, namun getarannya mampu membuat dua insan saling terikat."

Reynand & Avara

Jangan lupa tinggalkan jejak :)

Happy reading

Gemerlap berlian yang kini menghiasi tangan kiri Ara membuat sang pemilik barunya tak mampu untuk tidak menatapnya lebih lama.

Reynand yang melihat itu pun, tak mampu menyembunyikan senyumannya. Ada rasa lega setelah melihat kebahagiaan terpancar dari wajah cantik Ara.

"Yang kemarin ke rumah aku buat pamitan berarti bohong ya? " Kata Ara tiba tiba.

Reynand melirik, tatapannya masih terfokus pada jalan raya, "Sebenernya aku pingin tau reaksi kamu Ra. Eh ternyata flat gitu. Padahal harapan aku, kamu bakal peluk aku sambil nangis nangis nahan aku buat ga pergi, "

Ara terkekeh, "Aku ga se drama itu ya Rey!"

"Ga drama tapi sampe nangis nangis di taman sendirian, " Sindir Reynand.

Ara mendelik tajam.

"Semua itu karena kamu ya Rey! Aku bela belain ga tidur semalaman buat mikirin kamu, sampai rela lari larian di bandara kaya anak hilang, semua itu demi kamu tau, " Ara mencebikan bibirnya.

Reynand mengusap rambut Ara dengan tangan kirinya, "Uuu cup cup, maaf ya sayang, udah buat kamu khawatir, janji deh ga gitu lagi, "

Blush!

Benar benar tak tau situasi. Sudah berapa kali anak orang ini buat baper sendiri?

"Ga mau tau! Kamu harus tanggung jawab!"

Reynand menoleh. Jalanan yang mereka lalui sedang terjebak dalam lampu merah.

"Ayo kita ke KUA sekarang! " Katanya menggenggam tangan Ara.

"Apaan sih! Mikirnya kejauhan deh, "

Reynand terkekeh, "Apanya yang kejauhan, tuh liat diseberang sana ada KUA. Siapa tau mau dihalalin sekarang juga ga masalah, " Ara menoleh ke seberang sana. Ternyata memang benar ada KUA disana, sungguh takdir sedang berpihak pada Reynans saat ini.

Ara menggeleng tak percaya, "Ga segampang itu ih Rey! Cepetan jalan, udah lampu hijau juga, nanti diklasonin orang baru tau rasa! "

Reynand menepikan mobilnya pada sebuah cafe minimalis. Cafe yang sudah ia rintis selama tiga tahun terakhir. Cafe yang cukup menyita perhatiannya, hingga sedikitnya mampu membuat Reynand melupakan kepergian Ara kala itu.

"Kamu mau pesen apa? " Tanya Reynand ketika duduk di salah satu meja.

Reynand melihat kekasihnya itu tampak sibuk membaca menu yang tersedia, namun tak lama ia menutup buku menu itu, "Samain aja sama kamu deh Rey, "

"Yakin mau sama kaya aku? " Ara mengangguk cepat.

"Yaudah tunggu disini bentar, "

Ara diam menatap kepergian Reynand. Biarlah ia yang memilih, sebagai bentuk hadiah ulang tahun darinya. Niatnya pun ingin menraktir Reynand, karena ia tak sempat untuk membeli kado dihari ulang tahunnya.

Mata Ara membulat. Melihat Reynand kembali dengan tangan yang membawa nampan besar. Serta dua orang pelayan yang mengikutinya seraya membawa nampan yang jauh lebih besar.

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang