Part 36 : Resah

1.1K 76 1
                                    

"Mencintaimu adalah candu untukku. Sulit untuk dihilangkan namun sangat sulit untuk diungkapkan"

Jangan lupa klik bintang dibawah

Happy reading

Detik berganti hari. Malam berganti siang. Hingga masa putih abu pun berakhir esok hari. Masa yang menurut banyak orang adalah masa keemasan. Masa yang paling berkesan, katanya.

Mungkin jika Reynand tak bertemu Ara dipenghujung masa putih abu nya, ia tak kan mempercayai teori tersebut. Namun kini dirinya tak menampik, bahwa masa putih abu adalah ending yang akan selalu ia kenang seumur hidupnya.

"Udah siap buat besok kan? " Ara bertanya pada Reynand yang sedang memperhatikan lapangan sekolah. Tempat acara perpisahan kelas 12 akan dilaksanakan.

Konsep tahun ini memang digelar sangat sederhana. Jika tahun tahun sebelumnya perpisahan di gelar di hotel bintang lima, namun kali ini cukup di sekolah. Tempat yang menjadi saksi perjalanan mereka.

"Semua udah siap kecuali mental," Reynand merengkuh tubuh mungil Ara ke dalam dekapannya.

"Belum siap berpisah dari temen temen atau jauh dari aku," Ara membalas dekapan Reynand.

"Temen temen sih," Ara mencebikan bibirnya, Reynand yang melihatnya pun semakin mengeratkan dekapannya

"Bercanda, Ra. Jauh dari kamu apalagi," Ara tersipu. Reynand memang memiliki cara tersendiri untuk membuatnya bahagia.

"Yuk ah kebawah, temen temen kamu pada ngumpul masa kamu berduaan sama aku disini, " Ara melepaskan tangan Reynand yang ada dipinggangnya. Sebagai gantinya ia menggenggam lalu menariknya agar mengikuti langkahnya.

"Kapan lagi bisa berduaan di sekolah sama kamu,"

"Besok masih bisa kan?"

Ara memperhatikan Reynand yang tengah bercengkrama dengan teman temannya. Terlihat jelas sorot kebahagiaan dan juga kesedihan. Kebahagiaan karena perjuangannya selama tiga tahun terbayarkan esok hari, dan kesedihan karena harus berpisah dari teman yang menemaninya tiga tahun lamanya.

"Besok ada yang jadi jomblo nih!" Ara tersentak. Ia menoleh pada Navisha yang menatap ke arahnya.

"Jomblo di sekolah tapi diluar engga ya Ra," Tambah Kezia. Ara tersenyum masam.

"Bakal kehilangan banget nih gue," Curhatnya terkekeh.

"Kalau mau ketemu kan tinggal telfon, pasti langsung nyampe kok, " Gurau Navisha.

"Lo kira babang grab yang sekali klik langsung nyampe," Ara tertawa. Setidaknya kedua sahabatnya ini akan menemani hari harinya walau tanpa Reynand.

"Pasti gaakan segampang itu buat ketemu dia. Tugas tugas barunya pasti bakal lebih dia utamain," Lirihnya seraya menatap Reynand yang sedang tertawa diseberang sana.

"Nah, kesabaran lo diuji saat itu juga," Ara mengangguk setuju.

"Semoga gue bisa bertahan ya,"

Navisha dan Kezia mengamini ucapan Ara. Mereka adalah saksi nyata kisah cinta Reynand dan Ara, semoga saja mereka selalu bersama.

"Tuh pangeran lo dateng. Gue sama Kezia ke kantin dulu ya, kalau mau pulang jangan lupa kabarin kita," Ara mengangguk mengiyakan.

Bibir manis Ara mencetak lekungan. Lekungan yang sudah pasti ditujukan untuk seseorang yang berjalan ke arahnya.

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Where stories live. Discover now