Part 29 : Usaha

1.1K 71 0
                                    

"Mencoba mengalah, walau bukan aku yang salah. Karena sebuah hubungan takkan terus berjalan, jika ego tak kunjung diturunkan"

Happy reading

Reynand sedang mengotak ngatik ponsel genggamnya. Kelas memang sunyi, karena murid murid lain sedang berdesak desakan di kantin. Dan seakan kembali menjadi Reynand yang dulu. Reynand yang tidak tertarik untuk keluar kelas ketika istirahat.

"REY!" Teriak Nafiz di depan pintu kelas. Tubuhnya ngos ngosan karena berlarian dari kantin ke kelas.

"Ara Rey," Nafiz menghampiri Reynand yang masih memasang tampang datarnya.

"Ara kenapa?" Reynand bertanya, hati kecilnya memang panik mendengar nama Ara disebut sebut oleh sahabatnya ini, tapi sebisa mungkin ia tutupi.

"Tadi gue liat, dia lagi duduk berduaan di kantin sama ketua futsal kelas 11, siapa sih namanya gue lupa,"

"Varo," Reynand menjawab cuek. Tentu saja Reynand hafal nama lelaki yang sedang mengincar pacarnya itu, karena Reynand pernah mendatana nama nama ketua di setiap eskul. Termasuk nama Varo.

"Varo, Vari, siapalah namanya bodo amat. Pokoknya lo harus liat ke kantin sekarang Rey!" Nafiz menarik tangan Reynand agar beranjak dari kursi kelasnya. Namun siapa sangka, Reynand malah melepas tarikan tangan Nafiz.

"Biarin aja lah," Reynand berbicara acuh. Dan kembali memainkan ponselnya, entah apa yang ia lakukan.

"Lo bego atau gimana sih? Ara masih pacar lo kan? Lo rela dia diembat sama anak futsal itu? "Tanya Nafiz beruntun. Reynand justru tak menghiraukan ucapan sahabatnya itu.

"Gue lagi jaga jarak sama dia," Reynand menjawab cuek, jari jarinya masih sibuk men-scroll laman instagram nya.

"Jaga jarak gimana sih maksud lo? " Nafiz tak mengerti.

"Lo inget kan ucapan Ezra waktu itu, dia bilang gue harus yakinin hati gue dulu. Siapa yang bakalan gue pilih, dan ini salah satu cara gue," Reynand meletakkan ponselnya dan menyenderkan tubuhnya.

"Ga gini juga caranya Rey," Geram Nafiz.

Reynand menatap Nafiz bingung, "Ya terus gimana? Gue juga bingung " Reynand mengusap wajahnya kasar.

"Gue ada ide!" Reynand membuka matanya yang semula terpejam.

"Lo quality time aja sama dia, dan gue yakin. Setelah lo seharian sama dia, lo pasti tau siapa yang jadi pengisi hati lo selanjutnya," Nafiz tersenyum bangga. Untung saja otak mungilnya bisa memberikan ide disaat seperti ini.

"Tapi gue ajak dia kemana? " Tanya Reynand bingung.

Nafiz mengangkat bahunya tak tahu.

"Cewe cewe paling suka kalau di ajak ke Mall, Rey, " Saran Nafiz.

"Dia gasuka ke Mall," Jawab Reynand cuek.

"Emmm," Nafiz bergumam seolah berpikir.

"Gue tau tempat yang cocok buat lo berdua,"

"Lo bisa diem ga sih? Pusing gue denger lo ngoceh terus!" Gerutu Ara seraya berjalan cepat. Dan Varo yang berada di belakang Ara semakin gencar mengikuti langkah Ara.

"Lo seharusnya seneng, banyak cewe cewe yang ngantri karena pesona gue. Dan lo salah satu cewe yang beruntung bisa sedeket ini sama gue!" Ara memutar bola matanya, tak menghiraukan ucapan Varo, Ara semakin mempercepat langkah kakinya menuju kelas.

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang