Part 38 : Rumit

1.4K 92 0
                                    

"Kebohongan terbaikku adalah pura-pura kuat melihat kau bersamanya"

Jangan lupa klik bintang di bawah

Happy reading

Jika bumi punya bulan yang selalu berada disisinya. Maka Reynand punya Ara yang selalu ada untuknya. Namun Reynand tak pernah tau. Apa yang akan terjadi antara ia dan Ara dikemudian hari.

Reynand sedang berada di sekolah. Pihak sekolah memanggilnya untuk membicarakan suatu hal. Padahal baru saja matanya terpejam beberapa saat lalu, karena pesta perpisahan baru saja usai.

Tok tok tok

Ketukan pintu Reynand membuat seseorang didalam sana mengintrupsi agar ia masuk ke dalam. Dan dari tempatnya berdiri, Reynand melihat sosok pria paruh baya yang tampak serius dengan beberapa tumpukan dokumen di depannya.

"Duduk Rey!" Reynand mengangguk lalu duduk di depannya.

"Jadi begini Rey--" Reynand menatap serius.

"Pihak sekolah sudah memutuskan untuk memberikan beasiswa S1 kepada 10 siswa terpilih yang berprestasi. Dan kabar baiknya, kamu termasuk salah seorang dari 10 orang tersebut," Reynand masih terdiam. Mencerna setiap kata yang diucapkan.

Bapa itu menyodorkan sebuah map berwarna biru.

"Ini berkas berkas yang harus kamu pelajari buat ambil beasiswa itu," Reynand membuka map biru tersebut. Lalu terpampanglah 'Harvard University' dibagian atas surat tersebut.

"Ada 5 orang yang mendapat beasiswa ke Harvard University dan 5 orang lagi ke Oxford University. Karena kamu orang pertama yang bapa panggil, kamu boleh memilih akan mengambil universitas yang mana," Reynand masih meneliti isi dari surat surat didepannya. Sungguh! Semua orang pasti akan senang sekali mendapatkan kabar ini.

"Emm, boleh saya pikir pikir terlebih dahulu pak? " Reynand menutup map tersebut pelan.

"Boleh saja. Namun waktu kamu hanya 3 Har Rey. Karena berkas berkas ini harus segera diproses dan prosesnya pasti tidak akan sebentar," Reynand mengangguk mengerti.

"Baik pak. Saya akan pikirkan matang matang," Reynand berpikir sejenak. Lalu berdiri.

"Saya tunggu jawaban kamu 3 hari dari sekarang ya Rey," Reynand tersenyum lalu pamit undur diri.

Huftt!

Banyak alasan untuknya menerima dengan mudah beasiswa itu. Namun entah keraguan dari mana yang muncul dalam benaknya, hingga sangat sulit untuk memutuskan.

Langkah Reynand berbelok ke arah loker miliknya. Ia teringat akan barang barang yang tersimpan di loker tersebut dan berniat untuk membawanya pulang.

Alis Reynand mengerut. Tatapannya terpaku pada sebuah bunga mawar putih yang menempel pada pintu loker miliknya. Terdapat sepucuk surat pada tangkai bunga tersebut yang langsung menyita perhatian Reynand.

Dear Reynand ...

Terima kasih. Untuk setiap detik kebersamaan yang kita lewati. Detik yang akan selalu aku ingat, bahwa aku pernah melewatkan banyak hal bersamamu

Terima kasih. Sudah mau menerima ku apa adanya. Membuatku selalu bahagia, walau aku tak pernah tau. Apa aku membuatmu bahagia juga atau tidak

Sulit untukku melakukan ini. Namun aku harus pergi. Ada hati yang harus aku yakini. Hati yang takkan pernah kuat melihat orang terkasih bersama dengan wanita lain

𝐑 𝐄 𝐘 𝐕 𝐀 𝐑 𝐀 | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang