2. YLS

1.9K 424 912
                                    

Rasanya percuma, berkali-kali melayangkan protes pada orang tua mengenai keengganannya pindah ke Seoul. Nyatanya saat ini pemuda itu berjalan malas, menapaki aspal menuju gerbang dengan lengkungan yang bertuliskan Seoul High School. Tasnya menyampir di bahu kanan dengan tangan kiri dimasukkan ke saku celana.

Mengembuskan napas pelan, netranya menyapu lingkungan sekitar guna menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Jangan lupakan binar ketertarikan dari setiap siswi yang berpapasan dengannya, perhatian itu sudah terlalu biasa dia dapatkan di mana pun dia berada. Struktur wajah kecil dengan mata seperti kucing bersorot tajam itu memang menjadi daya tarik tersendiri di mata kaum hawa--terkesan swag dan menggemaskan di waktu bersamaan. Selain itu suara rendah layaknya bass dan tubuh yang tidak terlalu tinggi, tetapi tidak terlalu rendah barangkali membuatnya tidak perlu menunduk terlalu dalam bila mencium seorang gadis.

Pemuda itu masih berjalan lurus mencari ruang guru tanpa ada sedikit pun niat bertanya pada para siswi yang menatapnya penuh harap. Namun, langkahnya terpaksa terhenti saat didapatinya tanda toilet di ujung lorong. Sial! Ini buntu.

Mendengkus, pemuda itu membalikkan badan dan melirik seorang gadis yang duduk tidak jauh darinya, gadis itu tengah sibuk mengetuk-ngetukan pulpen pada sebuah buku sambil sesekali bersenandung mengikuti lagu yang tengah didengarnya lewat earphone. Entah kenapa, iris pekat pemuda itu terus terpaku padanya, terlebih gadis itu tidak seperti siswi lain yang senantiasa menatapnya dengan pandangan memuja memuakkan.

Berkali-kali pemuda itu berdeham, tetapi perhatian itu tak kunjung dia dapatkan. Merasa kesal karena dia harus mengeluarkan energi ekstra untuk menarik perhatian sang gadis, pemuda itu mendekatinya. "Bisa kau tunjukan di mana ruang guru?" ucapnya lebih pada menuntut dari pada bertanya.

Gadis itu mendongak, manik cokelatnya menatap sebentar lantas melepaskan earphone dan menutup buku untuk segera beranjak. "Ikuti aku," jawabnya.

Luar biasa, bahkan pemuda itu kian mengerutkan kedua alisnya tatkala mendapati gadis itu melenggang di depannya tanpa sedikit pun menanyakan siapa dia. Kim Yoongi, pemuda dengan segala daya tarik yang dapat membuat siapa pun luluh. Apa gadis ini tidak mau tahu tentangku?

Sejurus kemudian, gadis itu berhenti--mereka sampai di depan ruang guru--yang mana pemuda itu langsung disambut oleh Park Ssaem.

"Jeogiyo, Park Seonsaengnim, aku mengantarkan murid baru."

"Terima kasih, Han Yoora."

Gadis itu membungkuk undur diri, lantas mengangguk dan mengulas senyum begitu samar pada Kim Yoongi.

Dia, Han Yoora.

***

Sudah dia prediksi sejak awal, nama Kim Yoongi langsung masuk dalam jajaran siswa laki-laki yang paling diminati para siswi di Seoul High School. Terlebih, dia memilih bergabung dengan klub basket dan menunjukkan prestasinya lewat permainan yang sangat apik.

Wajah tampan dan berasal dari keluarga kaya, membuatnya langsung menjadi idola para siswi dan itu berimbas pada lokernya yang selalu dipenuhi surat cinta. Tak terkecuali hari ini, ada tujuh surat cinta yang terselip di pintu loker.

Yoongi merotasikan bola matanya malas. Surat-surat itu kenapa datang terus, padahal tidak sekali pun dia membalas salah satu dari mereka karena isinya selalu hal-hal yang ia sendiri sudah tahu. Seperti Yoongi tampan, Yoongi modis, Yoongi keren atau isinya berupa puisi aneh yang sering dibacakan secara mendayu oleh teman-teman klub basketnya—Ya, surat-surat yang dibuat sepenuh hati itu selalu berakhir di basecamp klub basket menjadi bahan lelucon para anggotanya.

Sebenarnya menjadi populer bukan hal yang aneh baginya, sejak SMP wajah tampannya sudah menjadi incaran beberapa agensi. Hanya saja, dia pikir untuk apa menjadi idol? Passion-nya bukan di dunia entertainment, lagi pula orang tuanya merupakan pebisnis terkenal di Korea Selatan. Ayahnya seorang pebisnis real estate yang saat ini sedang melebarkan sayap di luar negeri, pun sang ibu, pebisnis berlian yang saat ini sedang membuka cabang di Paris.

YOONGI'S LOVE SCENARIO || MYG ||Where stories live. Discover now