23. YLS

1.1K 231 874
                                    

Happy ngabuburit

Ya udah Happy Reading
.
.
.

Sejak pulang dari rumah sakit, nenek Yoora membiarkan cucu kesayangannya itu menikmati waktu istirahat lebih lama. Seperti pagi ini kala sang gadis menilik jam beker di atas nakas, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh. Yoora terduduk dengan pekikan, terkadang hal ini membuatnya malu untuk ke luar kamar.

Mencoba mengumpulkan fragmen-fragmen jiwanya yang masih berserak, Yoora mulai menajamkan telinga kala mendengar tawa sang nenek yang memang terkadang terdengar over tune kalau sedang dalam mode sok imut. Yoora bahkan berpikir siapa yang sedang neneknya ajak bicara dengan begitu centil itu.

Setelah mandi dan bergantian pakaian, Yoora segera turun ke bawah untuk membantu. Well, mungkin Yoora harus meredam sedikit saja euphoria yang tiba-tiba saja menyeruak. Di sana, maniknya melihat sosok Kim Yoongi yang sedang bercengkerama dengan akrabnya dengan sang nenek.

Mencoba menampilkan wajah datar yang tampak susah sekali karena pipinya sudah terlihat bersemu, gadis itu berdeham untuk mengait atensi keduanya.

"Aigo! Ra-ya sudah bangun? Kemarilah, lihat pacarmu ini pintar sekali membuat lelucon."

Ya, mau bagaimana lagi? Mendengar nenek memanggil Yoongi pacar Yoora saja rasanya sudah menerbangkan sang gadis ke awan.

Pacar? Ya ampun sejak kapan?

Sikap pemuda itu juga tak kalah membuat Yoora tersipu, Yoongi hanya tersenyum tanpa sedikit pun membantah apa yang nenek Yoora katakan. Rasanya sialan sekali karena senyum manis itu membuat Yoora ingin memeluknya karena rindu.

Tunggu ... apa kubilang barusan? Rindu? Memangnya boleh?

"Kukira banyak tamu yang datang, karena kudengar dari atas suara tawa kalian ribut sekali. Aku sampai bertanya-tanya Nenek sedang bersikap manis pada siapa," ucap Yoora dengan wajah yang didatar-datarkan.

"Seribut itu ya, sampai-sampai membangunkan putri tidur?" timpal Yoongi terkekeh.

"Kenapa pagi-pagi sudah kemari?"

Mendengar pertanyaan Yoora tersebut Yoongi memperlihatkan wajah terluka.

"Untuk meminta pertanggungjawabanmu," jawabnya santai, melihat gadis itu mengerutkan dahi, Yoongi segera menambahkan, "kemarin seharian aku memikirkanmu, tidak ada chat apalagi telepon, tapi kau terus-terusan muncul di otakku, sampai bangun tidur pagi ini pun aku langsung mengingatmu. Apa itu tidak keterlaluan?"

Baiklah, sepertinya ucapan Yoongi mengandung jenis ke-uwu-an yang susah ditolak. Yoora terkekeh. "Mian, dari kemarin kerjaanku hanya tidur, aku merindukan kamarku."

"Aku cemburu pada kamarmu." Dengkusnya kesal.

Ya Tuhan kenapa perkataannya itu ambigu sekali, memangnya hubungan kami itu apa? Ucapannya selalu membuat jantungku berdebar.

"Ra-ya, ajak pacarmu makan! Nenek sudah siapkan di meja," teriak nenek Yoora di dapur.

"Pacar, ya?" monolog Yoora lirih.

"Kau bilang apa?" tanya Yoongi

"Ti-tidak, ayo kita makan." Yoora memutuskan mengajak Yoongi ke meja yang ditunjuk nenek, menarik kursi dan mereka pun duduk bersisian.

Tanpa sengaja gadis itu melihat lengan kiri Yoongi yang masih memakai sling arm. Sampai saat ini Yoora belum terbiasa dan jengit rasa bersalah selalu menyelimutinya mengingat Yoongi terluka karena berusaha menolongnya terlebih pemuda itu harus break bermain basket selama tiga sampai empat bulan.

YOONGI'S LOVE SCENARIO || MYG ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang