8. YLS

1.2K 325 722
                                    

Gadis itu bisa tertawa lepas, setelah dua kali gagal mewawancarai Kim Yoongi, akhirnya dia bisa bernapas lega terlebih saat menyerahkan artikel hasil wawancaranya. Lee Hyun tertawa puas dan berjanji akan mentraktir gadis itu sepulang sekolah nanti.

Yoora perhatikan, akhir-akhir ini Lee Hyun terlihat begitu kelelahan. Namun, senyuman secerah mentari tidak pernah hilang dari wajahnya saat mereka bersama dan itu menjadi alasan gadis itu untuk selalu membuat bangga sang senior.

"Aku senang, akhirnya klub pers mempunyai reporter sekaligus editor berbakat sepertimu Ra-ya," ujar Lee Hyun, "gomawo, aku sangat terbantu."

"Aku senang bisa membantumu, Sunbae. Walaupun sebenarnya aku lebih suka menjadi editor," jawab Yoora tersenyum.

"Mumpung masih muda kita harus mengeksplor kemampuan kita bukan? Kau melakukannya dengan baik. Oiya, Kang Minki memberikan jadwal final turnamen basket tadi pagi. Sekolah kita masuk grand final melawan SMU Sains dan jadwalnya akhir pekan ini, kau bisa meliputnya, 'kan?"

"Sudah tugasku. Ada yang ikut bersamaku? Jung-ah kau bisa ikut?"

"Minggu ini aku harus mengunjungi nenek di Gwangju, aku sebal setiap kali ada acara yang berhubungan dengan basket, kenapa aku selalu ada halangan, ya?" keluh Eunjung.

"Mungkin kau tidak cocok dengan tim basket Jung-ah," seru Dongwu menimpali sambil tertawa.

"Ya! Dongwu-ah," ucap Eunjung kesal.

"Jadi, siapa saja yang bisa ikut? Minimal perwakilan dari klub pers dua orang saja," tanya Lee Hyun.

Anggota pers yang lain hanya saling tatap. Semuanya menggeleng dan meminta maaf karena tidak bisa ikut.

"Apa kau tidak keberatan kalau kita hanya berdua saja?" tanya Lee Hyun.

Yoora tertawa. "Tentu saja tidak, Sunbae. Kau 'kan fotografer handal. Kau bisa menemaniku sambil memperbaharui koleksi foto pemain basket sekolah kita."

"Tetapi sepertinya aku tidak bisa ikut rombongan dari sekolah. Kita bertemu di lokasi, kau tidak keberatan?"

"Oke, tidak apa-apa, Sunbae."

***
Menjadi reporter tim basket memang membuat Yoora sibuk sekali, terlebih saat ini sedang musim turnamen.

Seminggu berlalu sejak wawancara di rooftop itu. Lantas bagaimana sikap Kim Yoongi pada Yoora sekarang? Pemuda itu sudah kembali pada sikap awalnya—dingin--itu terbukti ketika Yoora beberapa kali bertemu dengannya di koridor atau di kantin. Gadis itu berusaha menyapa, tetapi selalu berakhir menyesal karena Yoongi memperlihatkan tanda kalau pemuda itu tidak mengenalnya.

Yoora terkekeh geli. Kenapa aku harus menyapanya? Dia itu siswa populer, kau harus ingat itu Han Yoora. Anggap saja kali ini dia meminum obatnya dengan baik.

Akhir pekan tiba, Yoora sudah mendapatkan ijin dari nenek. Sebelum pukul 08.00 pagi gadis itu sudah berada di sekolah untuk bersama-sama dengan tim basket pergi ke lokasi grand final.

Cuaca cukup dingin, hingga sweater yang dipakainya tidak cukup berguna untuk menghalau hawa dingin yang merambat masuk ke sela-sela pakaiannya.

Yoora berdiri di sebelah bus yang akan membawa rombongan. Suasana sekolah masih sepi, tak ingin merasa kesepian dia pun memainkan lagu di ponsel dan memasang earphone di telingannya.

Musik tahun 90-an pun mengalun merdu di telinganya, sesekali dia bersenandung kecil tanpa menyadari kehadiran Yoongi yang sedari tadi memperhatikannya.

Yoora mendongakkan wajahnya saat Minki menyapa, "Ra-ya, Lee Hyun bilang kau sendirian, nanti bergabung dengan kami ya, jangan sungkan. Ah ... sepertinya Park Soobin belum datang. Kau bisa mengobrol dulu dengan Yoongi di sana."

YOONGI'S LOVE SCENARIO || MYG ||Where stories live. Discover now