11. YLS

1.1K 295 836
                                    

Senyuman tidak pernah pergi dari wajah Yoongi, ada sesuatu yang menggelitik hatinya. Bukan kemenangan di final, melainkan karena kedekatannya dengan Yoora yang ternyata semudah itu. Masih terbayang di benak pemuda itu saat dia menarik tangan lembut Yoora dan mendekatkan wajahnya pada sang gadis, dia terkekeh geli.

Pemuda itu merasa, dia terlalu antusias menjalankan love scenario-nya, detak jantungnya tidak normal saat dia membayangkan wajah Yoora yang memejamkan mata lalu mendorongnya, dia yakin dirinya telah berhasil membuat gadis itu berdebar.

Setelah mandi air hangat, Yoongi mulai merasakan lemas dan demam, dia berpikir ini pasti karena euforia kemenangan timnya atau entah apa. Merasa harus beristirahat, dia memutuskan untuk tidur dan mematikan ponsel. Karena sudah menjadi kebiasaan, ponselnya akan berisik semalaman kalau tim-nya sudah memenangkan pertandingan. Yoongi mencoba memejamkan mata, tetapi wajah Yoora selalu muncul di otaknya.

Aku benar-benar menjiwai, aku pantas mendapatkan Oscar.

Pukul 04.00 pagi, matanya belum terpejam sama sekali. Demamnya berlanjut sampai pagi, tubuhnya lemas dan terasa pegal. Tidak mau terganggu dengan teman-temannya, Yoongi menyambar ponselnya yang lain dan menghubungi Pak Kang.

"Pak Kang, hari ini kau ikuti Han Yoora! Laporkan padaku semuanya ke nomor ini setelah dia pulang sekolah. Aku tidak masuk sekolah," perintahnya.

"Baik, Tuan," jawab pria bermarga Kang itu.

Pagi ini Yoongi menyerah, dia memanggil dokter pribadinya dan minta disuntik. Pemuda itu menghabiskan hari untuk makan dan tidur.

Menjelang malam, badannya sudah membaik, demamnya sudah turun dan pegal-pegal tersisa sedikit lagi. Masih menggeliat malas di ranjang dengan selimut menutupi badan, pemuda itu meraih ponsel di atas nakas untuk melihat laporan yang diberikan Pak Kang.

Tak lama setelah ponselnya menyala, notifikasi pesan pun masuk. Laporan Pak Kang kali ini jauh dari ekspektasinya, pria itu mengirimkan banyak foto yang memperlihatkan loker Yoora yang dipenuhi dengan kertas berisi ujaran kebencian. Mata Yoongi membulat sempurna. "Kenapa Yoora bisa di-bully?" ucapnya gusar.

Pemuda itu men-scroll layar ponselnya ke atas. Kini netranya disuguhi pemandangan Yoora yang berlari di koridor sekolah, diikuti tatapan tidak ramah dari siswi lain. Ada rasa perih di dadanya ketika melihat wajah Yoora yang terlihat terganggu. Foto terakhir begitu mengusik hati Yoongi, di sana Yoora sedang duduk di dalam bis sambil menundukkan kepalanya. "Apakah dia menangis?" gumam Yoongi. Hal ini membuat hatinya tidak tenang dan dia segera menghubungi Pak Kang.

"Ya, halo Tuan?"

"Pak Kang, Han Yoora di mana sekarang? Apa dia sudah pulang ke rumah?" tanyanya buru-buru.

"Beliau sekarang ada di tepi Sungai Han, Tuan."

Tanpa memedulikan dirinya yang baru sembuh dari demam, Yoongi mengganti pakaian dan menyambar jaket yang ada dan menyalakan motornya, dia bergegas ke tepi sungai Han.

***

Tepi sungai Han itu luas. Di sepanjang tepinya, terdapat taman dan bangku untuk orang-orang yang ingin menghabiskan waktunya melihat gemerlap lampu dan atraksi air mancur dari Banpo Bridge yang menjadi destinasi wisata terkenal di Korea.

Luasnya tepi sungai Han tidak membuat pemuda itu kesusahan mencari Yoora. Dalam pemberhentian pertamanya, dia telah menemukan sosok gadis itu, duduk di sebuah bangku dengan wajah tertunduk tak terganggu oleh meriahnya atraksi air mancur yang begitu indah.

Yoongi merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel yang sejak kemarin dia matikan. Tak berapa lama, bom chat dan bom panggilan memenuhi layarnya. Mendecak kesal dan merasa bodoh telah mematikan benda pipih itu, sang pemuda mencari nomor kontak Yoora di sana--Gadis Kampung dia menamai kontaknya--Yoongi mengernyit, ternyata Yoora mengiriminya pesan.

YOONGI'S LOVE SCENARIO || MYG ||Where stories live. Discover now