21. YLS

1K 248 737
                                    

Sehari sebelum Yoora sadar sepenuhnya. Pemuda itu tidak pernah meninggalkan sang gadis barang sedetik pun. Setelah semua hal yang terjadi rasanya dia ingin selalu berada di dekatnya. Menatap iris cokelat cantik milik gadis itu adalah impiannya saat ini. Beberapa kali gadis itu mengerang dalam tidurnya, lalu menangis. Namun, gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda sadar.

Jangan ditanya bagaimana kabar hati pemuda itu saat ini, hatinya hancur melihat Yoora terbaring lemah seperti ini. Bukan, bukan karena perannya yang kelewat berhasil, melainkan karena akhirnya dia menyadari satu hal. Gadis itu telah merebut hatinya sejak lama, bahkan sebelum love scenario bodohnya mulai dirancang.

Sudah tiga hari gadis itu dalam keadaan antara sadar dan tidak, sesekali dia membuka matanya lalu tertidur kembali, dalam tidurnya pun dia tampak gelisah, erangannya selalu dihiasi dengan kristal bening yang mengalir dari kedua sudut matanya. Yoongi hanya bisa menggenggam erat tangan gadis itu, berharap bisa memberikan rasa aman di dalam mimpi buruk yang tengah dialami Yoora, lalu berbisik, "Gwenchana, ada aku di sini." Ajaibnya hal itu bisa membuatnya tenang.

Yoora aku merindukanmu, bangunlah.

***

Setelah membersihkan diri, Yoongi duduk di tepi ranjang Yoora, mengamati wajah sang gadis yang hari ini tidur begitu tenang. Pemuda itu memutar memorinya, hari di mana dia baru masuk sekolah menjadi siswa pindahan.

Dia berjalan di koridor, menyampirkan tasnya di bahu sebelah kanan, tangan kirinya dimasukan ke dalam saku celana berjalan dengan kepercayaan diri luar biasa. Bisik-bisik dari para siswi Seoul High School menggema menggelitik rungunya, sesekali dia melirik para gadis itu dan memberikan tatapan dengan sedikit anggukan tanpa senyum tetapi reaksi mereka seperti mendapatkan lirikan dari seorang idol saja. Yoongi sudah terlalu biasa menghadapi keributan para siswi di sekolah lamanya dulu. Di sini pun akan sama.

Masih di koridor, Yoongi berjalan menuju ruang kepala sekolah. Berbeda dengan gadis lainnya, gadis ini duduk di bangku depan kelasnya sibuk dengan buku dan pulpen. Manik mereka bertemu, Yoongi merasa iris mata gadis ini sangat indah hingga tanpa dia sadari maniknya memandang gadis itu cukup lama. Namun, ada satu hal yang tidak dapat Yoongi terima, gadis itu berani memutuskan tatapan mereka lalu mulai sibuk lagi dengan bukunya. Hal itu membuatnya penasaran dengan gadis itu.

Kini dia menyadari, bahwa dia telah jatuh cinta pada Yoora sejak pandangan pertama.

"Yeppeuda," gumamnya, sembari mengusap lembut rambutnya. Netranya mengabsen satu persatu panca indra yang berhasil membuat kesempurnaan pada wajah gadis yang tengah tertidur itu.

Kemana saja aku selama ini? Hingga baru menyadari kalau dia secantik ini? Ya, aku akui dulu aku memang terlalu sibuk menyangkalnya.

Pemuda itu tersenyum membayangkan mata besar dengan bulu mata lentik yang selalu tidak tahan menatap wajahnya lama-lama. Ya, Yoora selalu tersipu malu kalau pemuda itu menatapnya intens. Tatapan pemuda itu kini turun memperhatikan hidung mancung yang melengkung sempurna di wajah itu serta pipi mulus merona tanpa noda dan berakhir di bibirnya. Bibir yang selalu menghadirkan senyuman indah dan berhasil membuatnya gagal fokus. Bibir itu terlihat kenyal, lembut dan pink alami, otak pemuda itu tiba-tiba membayangkan mencecapnya di sana. Bagaimanapun Yoongi ini seorang laki-laki normal. Bolehkah aku? Tanpa dia sadari wajahnya semakin mendekat dan menempelkan miliknya di sana. Hmm ... benar-benar lembut.

Itu terjadi begitu saja dan tiba-tiba Yoora membuka matanya, membuat Yoongi terkesiap. Untungnya pemuda itu bisa menguasai diri, dia mengulas senyum tulus, tetapi sang gadis tertidur kembali. Pemuda itu mengembuskan napas berat, tadinya dia senang karena mengira Yoora akhirnya sadar. Dia tampak seperti putri tidur yang menantikan ciuman dari sang pangeran, di sini tentu saja Yoongi pangerannya.

YOONGI'S LOVE SCENARIO || MYG ||Where stories live. Discover now