Kehilangan Orang Yang Paling Berharga

7.1K 430 7
                                    

Hari terus berjalan sampai tak terasa Angkara sudah berada di akhir semester dan saatnya untuk ia naik ke kelas XII. Hari ini adalah hari untuk merayakan perpisahan kelas XII. SMA Garuda mengadakan perayaan yang cukup besar untuk merayakan perpisahan kelas XII.

"Ara nanti abang gak bisa jemput kamu karna ada urusan yang harus abang urus. Tapi nanti abang pesenin taksi online untuk kamu." Ucap Arjuna saat ia dan Angkara sudah berada di depan gerbang SMA Garuda.

"Emang abang mau kemana sampe gak bisa jemput Ara?"

"Ada hal penting yang harus abang urus. Kamu jaga diri baik-baik ya." Ucap Arjuna diakhiri dengan senyuman lalu Arjuna mengecup kening Angkara setelah itu Arjuna mengusap-usap kepala Angkara sembari tersenyum.

"Tumben banget bang Jujun cium kening Ara. Kaya mau pergi jauh aja."

"Gak tau? Abang cuma lagi pengen aja. Yaudah kalo gitu abang pergi dulu ya." Ucap Arjuna diakhiri dengan senyuman.

"Iya bang hati-hati ya?" Jawab Angkara diakhiri dengan senyuman.

"Iya." Jawab Arjuna diakhiri dengan senyuman sembari memakai helm. Lalu Arjuna pun pergi.

"Pagi pak udin." Sapa Angkara saat berjalan memasuki gerbang.

"Pagi neng, tumben tadi abangnya cium kening neng Angkara? Biasanya cuma nganterin aja." Tanya pak Udin diakhiri dengan senyuman.

"Gak tau pak. Katanya pengen aja. Pak udin udah sarapan? Maaf ya pak, bang Jujun gak masak banyak tadi, jadi aku gak bisa bawain sarapan buat pak Udin."

"Bapak udah sarapan neng. Istri bapak tadi udah masak lebih pagi. Bapak teh terimakasih banget sama neng Angkara yang sering banget bawain bapak sarapan." Ucap pak Udin diakhiri dengan senyuman.

"Iya pak, aku malah seneng kok. Ayah aku udah gak ada, jadi aku seneng bisa kasih sarapan buat pak Udin."

"Yang sabar ya neng. Neng Angkara boleh nganggep bapak kaya ayahnya neng Angkara sendiri. Bapak juga malah seneng."

"Iya pak Udin makasih. Yaudah kalo gitu aku masuk dulu kedalem. Selamat bekerja pak Udin." Ucap Angkara diakhiri dengan senyuman sembari berjalan masuk.

"Iya neng Angkara." Jawab pak Udin diakhiri dengan senyuman.

💀☠️💀

Hari semakin siang dan acara pun segera dimulai. Sebelum acara perpisahan kelas XII dimulai, akan ada pengumuman untuk juara umum kelas X dan XI. Semua murid dari kelas X, XI dan XII sudah berkumpul di Aula yang cukup besar dan pengumuman untuk juara umum kelas X dan XI.

"Baik disini bapak akan mengumumkan untuk juara umum kelas XI. Bapak sangat bangga karena murid ini selalu mendapatkan nilai terbaik dan berperilaku sangat baik. Tanpa menunggu lagi bapak akan umumkan siapa yang mendapat juara umum untuk kelas XI. Untuk prestasi terbaik dan nilai terbaik dari seluruh kelas XI diraih oleh... Angkara Lentera dari kelas XI IPA 1. Beri tepuk tangan untuk Angkara. Untuk Angkara Lentera dimohon untuk ke atas panggung." Ucap pak kepala sekolah bernama pak Sumadi.

"Wah selamet ya Ra, kamu emang the best!" Ucap Ayla diakhiri dengan senyuman.

"Makasih Ay." Jawab Angkara diakhiri dengan senyuman. Lalu Angkara pun maju untuk naik ka atas panggung.

"Wih gila tuh si kepang daun! Emang bener-bener masternya nilai." Ucap Agra sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Iya lah emangnya lo? Masternya bolos!" Ucap Giorgino yang duduk disebelah Agra.

"Lo nyindir gue apa nyindir diri lo sendiri?" Ucap Agra sembari melirik Giorgino sinis.

"Lo berdua itu sama! Jadi gak usah saling sindir!" Ucap Dimas yang duduk disebelah Agra tanpa melirik Giorgino dan Agra.

BALAS DENDAM! ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora