Bersatu Untuk Bahagia

5K 207 39
                                    

3 Hari kemudian....

Ternyata selama 3 hari Angkara berada dirumah sakit, ia mengalami koma sementara yang membuatnya tidak sadarkan diri selama 3 hari. Selama itu juga AVEGAS, Kai dan Karan menunggu dirumah sakit. Hari ini adalah hari ke 4 Angkara berada dirumah sakit. Sampai siang dini hari Angkara belum juga sadarkan diri, sampai tak berapa lama itu Angkara pun akhirnya mulai membuka matanya perlahan. Kai dan Karan bertugas menjaga Angkara di dalam ruangan UGD, sedangkan AVEGAS bertugas menjaga di luar ruangan.

"Ba--Bang Ar--Jun..." Ucap Angkara dalam keadaan mata yang masih tertutup.

"Rara! Rara ini abang Ra. Kamu udah sadar?" Ucap Kai yang duduk disebelah ranjang Angkara dan terlihat sangat senang melihat Angkara yang mulai sadarkan diri.

"Dia nyebut nama si Arjun Kai." Ucap Karan yang samar mendengar suara Angkara.

"Dia pasti kangen banget sama Arjun. Gue udah berusaha sekeras mungkin untuk bisa gantiin posisi Arjun untuk Rara. Tapi kayanya itu gak akan pernah bisa." Ucap Kai sembari menatap sendu Angkara.

Tak berapa lama dari itu, Angkara pun mulai membuka matanya.

"Rara kamu udah sadar? Syukurlah. Ini abang Ra, ada abang disini." Ucap Kai yang sangat senang sembari menggenggam tangan Angkara.

Angkara pun menatap Kai dengan tatapan sendu. Lalu tiba-tiba Angkara pun meneteskan air mata.

"Rara ada abang disini. Kamu jangan sedih. Semuanya pasti baik-baik aja." Ucap Kai penuh perhatian sembari menghapus air mata Angkara.

"Gue mau kalian keluar." Dengan nada samar Angkara tiba-tiba mengucapkan kalimat itu yang membuat Kai juga Karan terkejut.

"Kenapa kita harus keluar? Abang mau disini aja nemenin kamu. Abang gak mau ninggalin kamu Ra." Ucap Kai.

"Iya Ra. Tiga hari ini kau tidur dan membuat kita semua khawatir. Terutama si Kai, dia tak mau pergi dari sini sebelum kau sadar." Ucap Karan.

"Gue minta kalian semua pergi!!!" Ucap Angkara yang tiba-tiba berbicara dengan nada tinggi sembari menepis tangan Kai yang menggenggam tangannya dengan air mata yang mengalir semakin deras.

Sontak Kai dan Karan pun terkejut saat Angkara berbicara berteriak kepada mereka.

"Tolong kalian pergi dari sini. Gue butuh waktu sendiri. Hiks...hiks..." Ucap Angkara yang kini berbicara dengan nada pelan sembari terisak menangis dan Angkara berbicara tanpa menatap Kai ataupun Karan.

"Oke abang pergi. Tapi kalo kamu butuh apa-apa langsung panggil abang ya." Ucap Kai. Namun Angkara tidak bergeming dan hanya isakan tangis yang terdengar.

Karena tidak ada jawaban dari Angkara. Kai dan Karan pun perlahan beranjak pergi meninggalkan ruangan.

"Kenapa? Kenapa? Ini semua terjadi sama gue? Gue gak kuat bertahan hidup kalo kaya gini caranya. Apa sebenarnya rencana-Mu Ya Tuhan? Mengapa Engkau memberikan hamba-Mu ini cobaan begitu berat? Mengapa Ya Tuhan..." Gumam Angkara dalam hati sembari menahan tangis yang mungkin akan membuat semua orang mendengarnya.

💀☠️💀

1 Minggu kemudian...

Satu minggu sudah terlewat. Pada saat kejadian itu Angkara memutuskan untuk keluar dari rumah sakit tanpa sepengetahuan siapapun. Bahkan ia melarang siapapun untuk mencarinya. Saat itu Angkara hanya butuh waktu untuk sendiri tanpa ada seorangpun berada disisinya.

Kini Angkara berada di sebuah ruangan kecil dan penuh barang. Angkara tertidur dengan posisi duduk di sebuah sudut sembari memeluk sesuatu dan ternyata Angkara memeluk sebuah foto keluarganya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata Angkara berada di sebuah gudang yang berada di belakang rumahnya. Jadi selama satu minggu Angkara berada di dalam gudang tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.

BALAS DENDAM! ✔Where stories live. Discover now